Panglima TNI Minta Maaf Atas Pernyataannya soal Piting 'Karena Saya Orang Deso'
Panglima Laksamana TNI Yudo Margono memberikan instruksi piting untuk prajuritnya. Hal itu disalahartikan oleh masyarakat hingga ia meminta maaf.
Beberapa waktu lalu terekam, Panglima Laksamana TNI Yudo Margono memberikan instruksi kepada anggotanya untuk memiting warga yang protes di Pulau Rempang.
Panglima TNI Minta Maaf Atas Pernyataannya soal Piting 'Karena Saya Orang Deso'
Masyarakat dihebohkan dengan sebuah cuplikan video memperlihatkan Panglima Laksamana TNI Yudo Margono memberikan perintah kepada anak buahnya untuk memiting. Instruksi piting itu guna menangani aksi warga yang demo di Pulau Rempang.
Pernyataan itu langsung menuai kontroversin di masyarakat.
TikTok/tni.tv
Usai bergulir dan menjadi kontroversi di masyarakat, Panglima Yudo pun membuat klarifikasi atas pernyataannya itu.
Simak selengkapnya dalam ulasan berikut, Rabu (20/9).
Panglima Minta Maaf
Yudo Margono memberikan klarifikasinya perihal perintah piting yang diberikan kepada para prajurit TNI terkait protes warga di Pulau Rempang. Ia meminta maaf kepada seluruh masyarakat yang dinilainya telah salah paham atas perintah tersebut.
Yudo mengklaim arti kata 'piting' yang dimaksud bukanlah seperti apa yang dibayangkan oleh masyarakat luas.
Permintaan maaf Yudo Margono ini terekam dalam sebuah video seperti diunggah dalam akun TikTok @tni.tv.
"Sekali lagi saya minta maaf atas pernyataan saya kemarin," kata dia.
Yudo Margono: Mungkin Saya Orang Deso
Laksamana Yudo pun mengaku bahwa dirinya hanyalah orang desa sehingga kerap menggunakan kata yang sedikit kasar.
Namun sebenarnya apa yang dimaksud oleh Yudo Margono tentang piting ialah merangkul masyarakat.
Sementara jika diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) piting memanglah apit atau jepit dengan kaki atau lengan. Karenanya wajar jika masyarakat menilai tindakan itu masuk dalam kekerasan.
"Ya mungkin karena masyarakat ini menilai seolah dipiting itu saya enggak tahu kalau bahasa saya karena saya ini orang deso yang biasa mungkin melaksanakan dulu kan waktu kecil sering piting-pitingan tuh," katanya.
TikTok/tni.tv
"Karena dipikir itu memang lebih aman karena kita tidak punya alat. TNI sejak ada undang-undang TNI tidak dilibatkan untuk memakai alat seperti zaman dahulu," tutur dia.
TikTok/tni.tv
Kapuspen TNI 'Piting itu Hanya Bahasa Prajurit'
Sebelumnya, Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan sebenarnya bahasa piting itu adalah bahasa prajurit yang berarti merangkul. Oleh karenanya perintah tersebut hanya disampaikan dalam forum prajurit.
"Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit," papar Julius.
Menurut Julius, lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak terkait demo Rempang daripada menggunakan alat-alat mematikan untuk melakukan pengamanan. Hal ini diharapkan juga bisa menghindari adanya bentrok hingga korban berjatuhan.
2023/Merdeka.com
Video
Berikut adalah cuplikan video momen Panglima TNI Yudo Margono berbicara soal piting warga Rempang yang melakukan demonstrasi: