Pedas Cibiran Istana Garuda IKN Sampai Disebut Mistis & Siluman Kampret, Sang Desainer Blak-blakan Jawab!
Perancang bangunan Istana Garuda IKN, Nyoman Suarta ikut bersuara menanggapi kabar desain Istana Garuda IKN disebut penuh aura mistis.
Polemik desain Istana Garuda Ibu Kota Negara (IKN) menjadi isu yang terus berkembang belakangan ini. Padahal pembangunannya sudah masuk tahap akhir.
Bangunan yang berdiri justru dianggap berbeda dari desain yang banyak beredar sebelumnya. Apalagi, banyak yang menganggap ikon IKN itu disebut penuh aura gelap dan mistis.
Perancang Istana Garuda IKN Nyoman Nuarta ikut bersuara menanggapi kritikan yang menilai desain miliknya itu dianggap mistis dan warnanya kurang estetik.
Dalam beberapa foto yang beredar, terlihat Istana Garuda yang berbahan baja memang memiliki warna cenderung gelap dan lusuh.
Nyoman Nuarta pun menjelaskan bahwa seiring berjalannya waktu, warna Garuda itu akan berubah hijau kebiruan karena proses alami yang disebut Patina.
"Warna kuningan di bagian depan akan berubah menjadi hijau, tergantung kondisi alam. Proses oksidasi secara perlahan akan mengubahnya menjadi biru toska," kata Nyoman dikutip Merdeka.com Senin (12/8).
Contoh Bangunan Serupa di Bali & Luar Negeri
Nyoman Nuarta sendiri merupakan seorang seniman Bali yang cukup terkenal karena karyanya lewat Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Nyoman memberikan contoh proses Patina yang juga terjadi di Patung GWK yang seiring berjalannya waktu berubah menjadi warna hijau kebiruan.
Menurut informasi, patung yang berdiri di lahan pada ketinggian 276 meter di atas permukaan laut itu dirancang pada tahun 1989 dan baru diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 2018 lalu.
Seperti Patung GWK, Nyoman menjelaskan bahwa struktur bilah pada Istana Garuda yang terbuat dari baja tahan cuaca yang memang pada awalnya berwarna kemerahan.
Namun seiring berjalannya waktu karena faktor cuaca, warnanya akan berubah menjadi lebih gelap dalam waktu satu hingga dua tahun.
"Struktur bilahnya pertama berwarna kemerahan, tapi setelah terkena hujan dan cuaca, warnanya akan semakin gelap," kata Nyoman.
Selain GWK, Nyoman juga mengambil contoh jembatan-jembatan di Amerika Serikat terutama di New York. Pemilihan warna seringkali serupa dengan yang digunakan terhadap warna Istana Garuda IKN dan di Patung GWK Bali.
Rangka di belakang bilah tersebut dibuat dari material perforated, yaitu pelat baja berlubang yang juga tahan terhadap cuaca. Ia menegaskan bahwa material ini memiliki daya tahan hingga ratusan tahun.
Untuk pemilihan warna gelap sendiri diakui Nyoman sengaja diambil untuk menghindari warna-warna mencolok seperti emas yang biasa digunakan pada bangunan mewah.
"Banyak orang terbiasa melihat warna-warna menyala seperti emas, tapi saya tidak ingin menggunakan warna seperti itu untuk Istana Garuda," jelas Nyoman.
Estetika dan Filosofi Istana Garuda IKN
Desain bangunan Istana Garuda IKN sengaja dibuat cantik dengan tingkat kerumitan rangka yang sangat tinggi.
Seluruh rangka juga berasal dari baja Krakatau Steel dan dibuat khusus bukan produk yang dijual di pasaran.
"Rangka di dalam istana dibuat sendiri, tidak dibeli di toko. Kami menggunakan baja dari Krakatau Steel, dan semuanya dibuat secara khusus."
"Ini bukan proyek sembarangan, semuanya dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti," tambahnya.
Nyoman berharap Istana Garuda IKN bukan hanya sekedar indah secara estetika namun juga bisa menjadi simbol nasional.
Lebih lanjut ia mengungkapkan memilih representasi Garuda sebagai bentuk bangunan agar tidak ada kecemburuan dari berbagai daerah di Indonesia. Apalagi Indonesia memiliki kurang lebih 1.300 suku.
Mengutip ANTARA, bentuk Garuda yang nampak memeluk menurutnya mengandung filosofi untuk melindungi bangsa Indonesia.