Putus Asa Takut Disiksa saat Ditahan Taliban di Afghanistan, Wartawan Barat ini Kaget Perlakuan Orang Muslim padanya
Cerita eks wartawan surat kabar di London pernah ditangkap di Afghanistan.
Cerita eks wartawan surat kabar di London pernah ditangkap di Afghanistan.
Putus Asa Takut Disiksa saat Ditahan Taliban di Afghanistan, Wartawan Barat ini Kaget Perlakuan Orang Muslim
Taliban adalah gerakan nasionalis Islam Deobandi pendukung Pashtun yang cukup berpengaruh di Afghanistan.
Mantan kepala reporter surat kabar Sunday Express London bernama Yvone Ridley mengungkap pengalamannya ketika ditangkap oleh pasukan Taliban.
Hal tersebut disampaikan dalam salah satu wawancara seperti dilansir dari video di kanal Youtube Neo Oswald. Simak ulasan selengkapnya:
Cerita Mantan Reporter
Dalam wawancaranya, Yvone Ridley menceritakan pengalamannya ketika dia pernah ditangkap oleh pasukan Taliban di Afghanistan pada tahun 2001 lalu.
Penangkapan Ridley terjadi lantaran dia memasuki wilayah Afghanistan secara ilegal tanpa paspor dan visa.
Pada saat itu, Ridley yang masih menjadi kepala reporter memiliki keinginan untuk mengetahui kehidupan masyarakat di sana ketika konflik tengah berkecamuk di negara tersebut.
"Saya ingin melihat bagaimana kehidupan masyarakat biasa di Afghanistan. Mereka berada di ambang peperangan. Jadi saya menyelinap masuk," kata Ridley dikutip dari Youtube Neo Oswald (22/11).
"Saya ditahan selama 11 hari oleh rezim paling jahat dan brutal di dunia menurut George Bush dan Tony Blair," ungkap Ridley.
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush dengan blak-blakan pernah menyebut jika Taliban merupakan rezim paling brutal di dunia.
Maka dari itu, Ridley mengaku saat ditangkap dia mengira hidupnya sudah diambang kematian.
Mengira akan Dibunuh
Selama ditahan dia berpikir akan diperlakukan tidak baik, dan sangat kejam. Sebab selama ini begitulah dia memandang Islam.
"Saya benar-benar mengira bahwa mereka akan membunuh saya dan setiap kebaikan yang mereka tunjukkan pada saya. Saya anggap itu hanya tipuan,” terang Ridley.
Sempat berontak ketika ditangkap, Ridley justru dikagetkan dengan perlakuan para tentara muslim Taliban.
"(Mereka mengatakan), 'Mengapa kamu terus bertingkah seperti ini? Anda adalah tamu kami' Saya bertanya kenapa mereka bersikap seperti itu. Mereka seharusnya brutal dan jahat," kata dia.
Ketika ditahan, Ridley mengaku diperlakukan dengan baik dan manusiawi.
Hal itu kemudian membuatnya berjanji untuk mempelajari Islam lebih dalam jika ia dibebaskan.
Setelah 11 hari ditahan, Ridley akhirnya dibebaskan begitu saja oleh Taliban dengan alasan kemanusiaan.
"Tapi seperti yang saya katakan, sementara mereka menahan orang barat lainnya. Mereka melepas saya dengan alasan kemanusiaan," kata dia.
Selepas bebas, Ridley kemudian menepati janjinya untuk mempelajari Islam lebih dalam.
Dia kemudian mengaku mulai membaca Al Quran yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Yusuf Ali.
Dia pun mengaku terkagum-kagum pada isi Alquran. Salah satunya soal kesetaraan wanita dengan pria soal spiritualitas dan pendidikan.Dia juga menyatakan Nabi Muhammad SAW adalah sosok karakter yang luar biasa, manusia paling sempurna yang pernah ada di dunia dan bagus menjadi panutan buat banyak orang.
"Maka barulah saya mengerti mengapa muslim sangat menghormati beliau dan kenapa mereka juga begitu marah jika beliau diolok dan digambar," katanya.
Singkat cerita, dua tahun kemudian dia akhirnya yakin Islam adalah agama yang benar. Dia pun akhirnya menjadi mualaf.
Siapa Kelompok Taliban Sebenarnya?
Kelompok Taliban dibentuk pada September 1994 dan pertama kali muncul di utara Pakistan setelah pasukan Uni Soviet mundur dari Afghanistan.Kelompok ini mendapat pengakuan diplomatik hanya dari tiga negara, yakni Uni Emirat Arab, Pakistan, dan Arab Saudi.
Tujuan Taliban atau janji Taliban di wilayah-wilayah Pashtun adalah untuk mengembalikan perdamaian dan keamanan berdasarkan Syariah Islam jika mereka berkuasa.
Taliban dulu sempat berkuasa di Afghanistan.
Kelompok itu lalu digulingkan dari kekuasannya di negara tersebut oleh pasukan yang dipimpin oleh AS pada 2001.
Pada 15 Agustus 2021, Taliban kembali menguasi negara tersebut. Hal ini terjadi setelah Amerika Serikat (AS) menarik kekuatannya di Afghanistan.