Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rasulullah Ternyata Tak Pernah Kumandangkan Adzan Semasa Hidupnya, Ini Alasannya

Rasulullah Ternyata Tak Pernah Kumandangkan Adzan Semasa Hidupnya, Ini Alasannya ilustrasi adzan. dream.co.id

Merdeka.com - Adzan merupakan panggilan ibadah bagi umat Islam untuk menunaikan salat. Muadzin adalah sebutan bagi orang yang bertugas mengumandangkan adzan. Di zaman Rasulullah SAW ada tiga muadzin terkenal yang diperintahkan oleh Nabi.

Pada saat itu, nabi Muhammad SAW mengutus Abu Mahdzurah sebagai muazin tetap di Masjidil Haram. Kemudian, menempatkan Bilal bin Rabah dan Ummi Maktum di Masjid Nabawi, serta Saad al-Qarazh di Masjid Quba.

Namun, disebutkan jika Rasulullah sendiri ternyata hampir tidak pernah mengumandangkan adzan semasa hidupnya? Apa alasannya? Simak ulasan selengkapnya:

Alasan Utama Rasulullah Tidak Adzan

Melansir dari laman schmu, disebutkan jika adzan merupakan amanah yang tidak boleh ditinggalkan. Jika saat itu Rasulullah bertindak sebagai muadzin, maka ia tidak memiliki banyak waktu untuk menjalankan perannya sebagai khalifah.

Imam Nawawi dalam Kitab al Majmu' yang dikutip dari laman Kantor Wilayah Mufti Malaysia mengaitkan hujjah tersebut dengan sabda dari Umar bin Khattab RA. Dinarasikan oleh al Baihaqi, Umar bersabda:

لَوْ كُنْتُ أُطِيقُ الأَذَانَ مَعَ الْخِلافَةِ لأَذَّنْتُ

Artinya: "Jika aku mampu (memenuhi kewajiban) untuk mengumandangkan azan sekaligus (memenuhi tugas) untuk khilafah, aku akan menyerukan azan,"

Alasan Lain

Kemudian, alasan lain yang membuat Rasulullah hampir tidak pernah adzan ialah karena adanya lafadz Hayya alal falah, atau perintah wajib untuk mengerjakan sholat. Lafaz, 'bersegeralah untuk salat' bermakna kewajiban langsung saat itu juga bila Nabi yang mengumandangkannya.

Sebab panggilan Rasulullah bernilai wajib. Maka beliau hendak melindungi umatnya dari timpaan azab sebagaimana disebut dalam surah An Nur ayat 63:

لَا تَجْعَلُوا دُعَاءَ الرَّسُولِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًا ۚ قَدْ يَعْلَمُ اللَّهُ الَّذِينَ يَتَسَلَّلُونَ مِنْكُمْ لِوَاذًا ۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Artinya: "Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih,"

Lafadz Adzan Berisi Kesaksian

Dalam kalimat adzan ada lafadz asyhadu anna muhammadarrasulullah, yang artinya Allah SWT mengutus Nabi Muhammad untuk menyuruh umatnya beribadah. Jika Nabi mengumandangkan lafadz Asyhadu anna muhammadarrasulullah yang berarti 'saya bersaksi Muhammad adalah utusan Allah', maka dikhawatirkan orang mengira ada sosok Muhammad yang lainnya. Kalimat tersebut bersifat kesaksian. Imam al-Naisaburi dalam Nur al-Absor berkata:"Bersaksi kepada Nabi SAW juga merupakan bagian dari azan itu sendiri. Jadi, tidak benar baginya untuk bersaksi atas dirinya sendiri," jelasnya.

Nabi Pernah Kumandangkan Adzan Sekali

Menurut Asy-Syarqawi, Rasulullah SAW pernah mengumandangkan azan sekali ketika dalam perjalanan (safar). Ini seperti dikutip dari laman NU Online.  Ia menyatakan, ketika sampai pada syahadat kedua Rasulullah mengumandangkan Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Namun, ada pendapat lain (qila), yang dikumandangan adalah Asyhadu anni Rasulullah. Demikian sebagaimana dikemukakan oleh Kiai Muhajirin Amsar Betawi.

قَالَ الشَّيْخُ عَبْدُ اللهِ الشَّرْقَاوِيُّ فِى حَاشِيَةِ التَّحْرِيرِ: أَذَّنَ صلى الله عليه وسلم مَرَّةً فِى سَفَرِهِ فَقَالَ فِيهِ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَقِيلَ: أَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ

Artinya: "Syekh Abdullah Asy-Syarqawi di dalam kitab Hasyiyatut Tahrir berkata, ‘Rasulullah SAW pernah sekali melakukan azan ketika dalam perjalanan. Kemudian dalam azan tersebut beliau mengumandangkan, ‘Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Dan pendapat lain (qila) beliau mengucapakan, ‘Asyhadu anni Muhammadar Rasulullah,'" (Lihat Kiai Muhajirin Amsar Bekasi, Misbahuz Zhalam Syarhu Bulughil Maram, [Jakarta, Darul Hadits: 2014 M/1435 H], jilid I, halaman 139).

(mdk/khu)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hukum Puasa saat Maulid Nabi, Begini Penjelasannya yang Perlu Diketahui
Hukum Puasa saat Maulid Nabi, Begini Penjelasannya yang Perlu Diketahui

Ketahui penjelasan hukum puasa saat Maulid Nabi dengan tepat sebelum melakukannya.

Baca Selengkapnya
Ada Satu Surat di Alquran Tak Diawali 'Bismillah', Ternyata Artinya Bikin Ngeri
Ada Satu Surat di Alquran Tak Diawali 'Bismillah', Ternyata Artinya Bikin Ngeri

Tidak pantas disandingkan dengan nama Allah yang ada dalam kalimat basmalah.

Baca Selengkapnya
Malam Nisfu Syaban berdasarkan Penjelasan Ulama, Benarkah punya Keistimewaan?
Malam Nisfu Syaban berdasarkan Penjelasan Ulama, Benarkah punya Keistimewaan?

Keutamaan Malam Nisfu Syaban begitu besar. Banyak amalan-amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan di malam itu. Tapi, benarkah malam itu istimewa?

Baca Selengkapnya
Doa Ketika Mendengar Azan Asyhadu Anna Muhammadarrasulullah, Perlu Diketahui
Doa Ketika Mendengar Azan Asyhadu Anna Muhammadarrasulullah, Perlu Diketahui

Penting untuk memperhatikan doa ketika mendengar azan asyhadu anna muhammadarrasulullah.

Baca Selengkapnya
Mengapa Harus Berdiri saat Mahalul Qiyam Pembacaan Maulid? Ini Hukum dan Penjelasannya
Mengapa Harus Berdiri saat Mahalul Qiyam Pembacaan Maulid? Ini Hukum dan Penjelasannya

Salah satu rangkaian dalam pembacaan kitab maulid adalah Mahalul Qiyam. Saat Mahalul Qiyam, jemaah berdiri dan membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Baca Selengkapnya