Shell Prediksi Permintaan LNG Melompat 60% di 2040, Apa Alasan di Baliknya?
Shell memprediksi peningkatan permintaan gas alam cair (LNG) global hingga 60% pada 2040, didorong oleh beberapa alasan.

Shell, sebuah perusahaan energi terkemuka di dunia, baru-baru ini mengungkapkan bahwa permintaan gas alam cair (LNG) secara global diperkirakan akan meningkat hingga 60% pada tahun 2040. Prediksi ini didasarkan pada perbaikan infrastruktur energi migas yang dilakukan oleh negara-negara seperti China dan India, di tengah meningkatnya permintaan dari berbagai negara konsumen.
Menurut laporan LNG Outlook 2025 yang dirilis oleh Shell, perdagangan LNG diperkirakan hanya akan tumbuh sebanyak 2 juta ton pada tahun 2024, yang merupakan peningkatan tahunan terendah dalam satu dekade terakhir. Meskipun demikian, diprediksi akan tersedia lebih dari 170 juta ton pasokan LNG baru pada tahun 2030, terutama dari Qatar dan Amerika Serikat yang kini menjadi eksportir terbesar di dunia.
Dalam industri energi, Shell tidak pernah setengah-setengah. Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1890 ini selalu mencatat pemindahan energi bahan bakar hingga 60 juta ton setiap tahunnya. Lantas apa yang membuat perusahaan ini memprediksi jauh-jauh hari tentang tren peningkatan penggunaan sumber daya gas alam atau LNG? berikut informasinya, dirnagkum Merdeka.com, Rabu (26/2).
Shell Prediksi Permintaan LNG Lompat 60% di 2040
Shell memproyeksikan bahwa pada tahun 2040, kebutuhan global akan LNG diperkirakan akan meningkat sebesar 60% dibandingkan dengan tingkat konsumsi saat ini, dengan estimasi mencapai antara 630 hingga 718 juta ton setiap tahunnya.
Meskipun pasar LNG diprediksi akan tumbuh dengan kecepatan yang relatif lambat pada tahun 2024, namun diharapkan akan ada ekspansi yang lebih signifikan di dekade berikutnya, terutama didorong oleh meningkatnya investasi dalam proyek gas alam serta peralihan dari penggunaan batu bara ke gas yang lebih bersih dan efisien.
“LNG akan terus menjadi bahan bakar pilihan karena merupakan cara yang andal, fleksibel, dan mudah beradaptasi untuk memenuhi permintaan energi global yang terus meningkat.” kata Wakil Presiden Senior Pemasaran dan Perdagangan Shell LNG, Tom Summers, dikutip dari shell.com.
Alasan di Balik Prediksi Itu

Salah satu faktor yang mendorong kenaikan permintaan LNG adalah upaya global dalam dekarbonisasi. Berbagai negara berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dengan beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Dalam konteks ini, LNG menjadi pilihan utama karena lebih bersih dibandingkan dengan batu bara dan minyak bumi. LNG dapat dimanfaatkan dalam berbagai sektor, mulai dari pembangkit listrik hingga transportasi.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang pesat di Asia juga mempercepat transisi ke penggunaan gas alam. Sebagai contoh, China memiliki rencana untuk meningkatkan kapasitas impor LNG serta memperluas jaringan gas yang akan menjangkau 150 juta orang pada tahun 2030. Di sisi lain, India sedang membangun infrastruktur gas alam dan menargetkan untuk menghubungkan 30 juta rumah tangga tambahan ke jaringan gas dalam lima tahun mendatang.
Selanjutnya, LNG akan tetap menjadi sumber energi yang penting bagi negara-negara Eropa untuk menyeimbangkan penggunaan energi terbarukan yang bersifat intermiten dan untuk menjaga ketahanan energi di wilayah tersebut. Tren ini memperlihatkan pergeseran dalam strategi investasi energi, di mana perusahaan-perusahaan besar kini lebih memprioritaskan pengembangan gas alam sebagai sumber energi jangka panjang. Hal ini berbeda dengan investasi pada bahan bakar fosil konvensional seperti batu bara dan minyak.
“Prakiraan yang lebih baik menunjukkan bahwa dunia akan membutuhkan lebih banyak gas untuk pembangkit listrik, pemanasan dan pendinginan, industri, dan transportasi guna memenuhi tujuan pembangunan dan dekarbonisasi,” katanya lagi.
Gas Alam Sebagai Prospek Industri Masa Depan
Gas alam kini semakin diakui sebagai sumber energi utama untuk masa depan, dengan banyak negara yang mulai beralih dari penggunaan batu bara ke LNG demi memenuhi kebutuhan listrik dan sektor industri. Selain itu, teknologi baru seperti bio-LNG dan LNG sintetis juga sedang dikembangkan sebagai alternatif energi yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon.
Dalam dunia maritim dan transportasi darat, LNG menjadi pilihan yang sangat diutamakan karena kemampuannya dalam mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 85% jika dibandingkan dengan bahan bakar konvensional seperti solar dan bensin. Di beberapa negara maju, armada kapal dan truk pun mulai beralih menggunakan LNG sebagai bahan bakar utama mereka.
Lebih jauh lagi, pasar LNG terus berkembang berkat inovasi seperti Floating Storage Regasification Unit (FSRU). Inovasi ini memungkinkan distribusi gas alam cair ke daerah-daerah terpencil tanpa memerlukan infrastruktur pipa gas yang mahal.
“Itulah sebabnya analis industri memperkirakan permintaan LNG akan terus tumbuh sedikit di Eropa hingga tahun 2030-an,” kata wakil presiden eksekutif untuk LNG di Shell, Cederic Cremers, dikutip dari ft.com.
Peran Gas Alam yang Penting di Berbagai Belahan Dunia

Eropa masih menjadi pasar utama untuk LNG, terutama disebabkan oleh kebutuhan akan gas yang mendukung stabilitas jaringan listrik yang sebagian besar ditopang oleh energi terbarukan seperti angin dan matahari. Dengan berkurangnya pasokan gas dari Rusia, Eropa kini semakin mengandalkan impor LNG dari Amerika Serikat dan Qatar.
Di Asia, LNG tetap berperan penting dalam strategi energi bagi negara-negara yang sedang berkembang. Negara-negara seperti China dan India, yang merupakan dua negara dengan tingkat konsumsi energi tertinggi, terus meningkatkan impor LNG guna mendukung pertumbuhan industri serta elektrifikasi di daerah pedesaan. Selain itu, Jepang dan Korea Selatan juga tetap berfungsi sebagai importir utama LNG, memanfaatkan gas alam secara luas dalam sektor listrik dan industri manufaktur.
Pergeseran ini menandakan bahwa gas alam akan terus menjadi sumber energi yang dominan dalam beberapa dekade mendatang, terutama di wilayah yang mengalami pertumbuhan industri yang cepat dan kebutuhan energi yang terus meningkat.
Keunggulan Gas Alam Dibanding Bahan Bakar Lainnya
Dalam laman esdm.go.id, disebutkan bahwa gas alam mulai menjadi pilihan masyarakat karena keunggulannya dibandingkan dengan bahan bakar konvensional lainnya. Jenis kimia alam cair ini kemudian menjadi salah satu yang digadangkan menjadi pilihan energi masa depan dengan sisi efisien sebagai berikut:
- Lebih Ramah Lingkungan: LNG mampu mengurangi emisi karbon hingga 85% jika dibandingkan dengan batu bara dan minyak bumi, sehingga menjadikannya solusi yang lebih bersih untuk sektor energi dan industri berat.
- Efisiensi Lebih Tinggi: LNG memiliki nilai densitas energi yang lebih besar dibandingkan dengan CNG dan LPG. Selain itu, LNG dapat disimpan pada tekanan rendah, sehingga lebih efisien dalam aspek transportasi dan penyimpanan.
- Harga Lebih Kompetitif: LNG menawarkan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan solar non-subsidi, yang menjadikannya pilihan yang lebih ekonomis bagi sektor industri dan transportasi.
Dengan berbagai keuntungan yang ditawarkan, bukan hal yang mengejutkan jika banyak negara mulai mengalihkan fokus investasi mereka ke infrastruktur gas alam. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa ketersediaan energi di masa depan dapat lebih stabil dan berkelanjutan.
People Also Ask
1. Mengapa permintaan LNG diprediksi meningkat tajam di 2040?
Karena pertumbuhan ekonomi Asia, upaya dekarbonisasi industri, serta peningkatan penggunaan LNG dalam sektor transportasi.
2. Apakah LNG lebih baik dibandingkan batu bara dan minyak bumi?
Ya, LNG lebih bersih, lebih efisien, dan menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil lainnya.
3. Negara mana yang akan menjadi pemain utama dalam pasar LNG di masa depan?
Amerika Serikat dan Qatar diprediksi menjadi eksportir terbesar, sementara China dan India akan menjadi importir utama LNG.
4. Apakah harga LNG akan terus meningkat seiring permintaan yang naik?
Harga LNG akan bergantung pada ketersediaan pasokan dan perkembangan proyek infrastruktur gas alam di seluruh dunia.