Tampang Penganiaya Dokter Koas di Palembang Usai Ditahan Polisi, Loyo Tak Ganas lagi
Begini tampang penyaniaya dokter koas di Palembang saat pakai baju oranye di kantor polisi.
Penganiaya dokter koas di Palembang berinisial DT akhirnya tertunduk lesu saat berada di kantor polisi. Pria yang secara brutal memukul Luthfi itu kini sudah memakai baju oranye dan tidak lagi bisa menunjukkan keganasannya seperti saat memukuli sang dokter koas.
DT diketahui memukuli Luthfi yang merupakan dokter muda di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang. Sebabnya, soal jadwal akhir tahun.
Keluarga korban menyerahkan semua kasus tersebut kepada polisi agar hukum berjalan sesuai dengan aturan. Keluarga korban juga menolak untuk berdamai dengan keluarga pelaku. Simak ulasannya.
Tampang Penganiaya Dokter Koas di Palembang
Momen itu terekam dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @studio42uhf. Dalam video tersebut terlihat pria yang berinisial DT yang merupakan pelaku pemukulan sudah tertunduk lesu dengan baju oranye tahanan yang dipakainya.
Ia berjalan dengan dikawal lima anggota Polri dengan pakaian serba hitam. Sementara itu, DT hanya memakai sandal jepit dengan masker yang terpasang di wajahnya. DT sama sekali tidak berdaya di hadapan polisi.
Berbeda dengan video yang beredar di media sosial sebelumnya, ketika ia masih berkaos merah dan melakukan pemukulan terhadap seorang dokter muda dengan sangat brutal.
“Awalnya ayam jago, akhirnya jadi ayam sayur,” tulis akun @jetendra*** di kolom komentar video tersebut.
Sementara itu, anggota DPR RI, Ahmad Sahroni dalam akun Instagram pribadinya @ahmadsahroni88 juga ikut mengomentari kasus penganiayaan tersebut dan mengatakan agar hukum terus dikawal.
“Baju Merah jangan sampe lupa. Belum K.... A aja sombong mukul mukul orang seenaknya,” tulis Sahroni.
Keluarga Korban Tolak Damai
Keluarga Muhammad Luthfi, dokter koas yang jadi korban pemukulan, menolak untuk berdamai dengan pelaku. Ayah Luthfi, Wahyu Hidayat ingin agar pelaku segera diproses sesuai hukuman yang berlaku.
"Kami sudah melaporkan kejadian ini pada kepolisian dan berharap pelaku dapat diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia," kata Wahyu Hidayat ayah Lutfi, Jumat (13/12).
Ayah Luthfi menyesalkan insiden kekerasan tersebut, padahal pendidikan seorang dokter bukanlah perkara yang mudah. Ia juga mengakui bahwa belum ada dari pihak pelaku yang menemui mereka.
"Belum ada yang menemui dan kami juga belum bersedia. Biarkan saja proses hukum berjalan sebagaimana mestinya. Kami serahkan seluruhnya ke Polisi," kata Wahyu.
Sementara itu, kuasa hukum DT, Titis Rachmawati menyampaikan bahwa keluarga pelaku akan bertanggung jawab dan siap menanggung seluruh biaya pengobatan Luthfi.
"Saya datang ke sini (Mapolda Sumsel) membawa (DT) baik-baik, memohon maaf, dan bertanggung jawab menemui keluarga korban. Kita akan sebijak mungkin semuanya, anak-anak kita. Dengan kondisi seperti ini, LD juga terganggu kejiwaannya dengan kondisi yang sudah dipelintir-pelintir," kata Titis di Mapolda Sumsel, Jumat (13/12).
Kronologi Kekerasan Dokter Koas
Sebelumnya, viral di media sosial video pemukulan yang dilakukan oleh pria berbaju merah kepada seorang dokter muda bernama Luthfi. Pria itu diduga adalah sopir pribadi dari seorang dokter koas berinisial LD yang merupakan junior Lutfi.
Dalam video tersebut, DT memukul Luthfi secara brutal karena emosi yang memuncak. Diduga penyebabnya adalah jadwal akhir tahun yang diatur oleh Luthfi dirasa kurang sesuai dengan harapan LD dan keluarganya.
Rektor Unsri Prof. Dr. Taufiq Marwa mengaku menyesalkan adanya aksi penganiayaan tersebut yang menimpa mahasiswa mereka.
"Kami telah membentuk tim investigasi internal untuk melakukan penyelidikan mendalam terkait insiden ini.Tim tersebut bertugas untuk mengidentifikasi permasalahan, mendalami fakta, dan mencari jalan penyelesaian yang terbaik," kata Taufik dalam keterangan tertulis, Jumat (13/12).