Tinggal di Tengah Hutan selama 23 Tahun Keluarga Ini Gantungkan Hidup dengan Beternak
Merdeka.com - Tinggal di pedesaan mungkin cita-cita sebagian keluarga yang menginginkan ketenangan. Namun, faktanya ada satu keluarga yang memilih untuk tinggal di tengah hutan selama puluhan tahun.
Mereka membangun rumah yang jauh dari pemukiman warga. Mereka merasa nyaman dengan rumah yang bahkan tidak ada saluran airnya. Rumah itu berada di Kabupaten Magelang Jawa Tengah.
Bagaimana kehidupan keluarga tersebut di tengah hutan dan apa mata pencahariannya sehingga bisa bertahan hidup selama puluhan tahun? Simak ulasannya sebagai berikut.
-
Apa yang unik dari rumah-rumah di kampung terisolir ini? Rumah-rumah di kampung itu hampir seluruhnya tersusun dari kayu jati. Mulai dari atap, dinding, penyangga, pintu, hingga lantai rumah terbuat dari kayu jati.
-
Di mana letak rumah terpencil itu? 'Kalau membangun rumah di sini bahan materialnya diusung pakai motor,' kata salah satu penghuni rumah itu. Perkampungan itu hanya terdapat dua rumah. Para pemilik rumah di sana masih satu keluarga.
-
Bagaimana cara membangun rumah terpencil itu? 'Kalau membangun rumah di sini bahan materialnya diusung pakai motor,' kata salah satu penghuni rumah itu.
-
Kenapa rumah terpencil itu dibangun di puncak gunung? Mereka tergabung dalam keluarga Bapak Wiyono. Setelah mampir di rumah terpencil, YouTuber Jejak Richard langsung melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Blengker.
-
Apa yang ada di rumah terpencil itu? Perkampungan itu hanya terdapat dua rumah. Para pemilik rumah di sana masih satu keluarga. Mereka tergabung dalam keluarga Bapak Wiyono.
-
Bagaimana warga kampung terisolir mendapatkan air bersih? Sementara itu, mata air yang digunakan oleh warga setempat untuk keperluan air bersih jaraknya sekitar 700 meter dari perkampungan itu. Tiap hari warga mengambil air dari mata air itu.
Tinggal di Tengah Hutan Puluhan Tahun
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Jejak Bang Ibra memperlihatkan satu keluarga yang tinggal di tengah hutan. Sang istri yang bernama Kariyah mengatakan bahwa ia tinggal bersama dengan suaminya di tengah hutan sudah 23 tahun.
“Ini ngapunten, kalau boleh tahu, sudah berapa lama tinggal di sini?” tanya pria dalam video.
“23 tahun, ikut suami,” jawab Kariyah.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/jejakbangibra
Konsekuensi hidup di tengah hutan, Ibu Kariyah dan suami Bapak Sariyono adalah sulit dalam mendapatkan akses air bersih. Kariyah mengatakan bahwa ia harus mengambil air dari bawah untuk ditampung di ember rumahnya.
“Di situ di bawah, ditaruh di situ,” jawab Kariyah.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/jejakbangibra
Jualan Kambing dan Sapi
Sebagai orang yang puluhan tahun hidup di tengah hutan, Kariyah dan suami menggantungkan hidupnya dengan bertani dan beternak. Hewan ternaknya itu bukan untuk diambil susunya melainkan dijual ke pasar.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/jejakbangibra
“Bapak pedagang dan petani. Bapak dagang kambing sama sapi,” terang Kariyah.
Untuk mencukupi kebutuhan pakan kambing dan sapi, Bapak Sariyono mengaku kambing dan sapinya dalam sehari bisa menghabiskan pakan sebanyak 6 ikat. Sehingga membuatnya harus bolak-balik.
“Ya pulang dari pasar atau dari ke mana itu cari rumput itu. Kalau sudah pukul 1 siang harus cari rumput. Nanti tidak sampai waktunya,” jawab Sariyono.
Rumah Dekat dengan Kuburan
Selain hidup di tengah hutan yang jauh dari pemukiman, keluarga Kariyah dan Sariyono juga membangun rumah yang berdekatan dengan pemakaman umum milik warga setempat.
©2023 Merdeka.com/youtube.com/jejakbangibra
Namun, dia mengaku sudah biasa dengan keadaan tersebut. Bapak Sariyono mengatakan bahwa tidak pernah mendapatkan pengalaman yang menyeramkan selama tinggal di rumahnya tersebut.
“Kalau dari binatang ya sudah. Tapi kalau dari itu namanya hantu atau apa itu belum pernah. Mendengar sering-sering ada. Tapi tidak apa, sudah biasa. Yang penting dia tidak diganggu, sini ya tidak diganggu,” ujar Sariyono. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada banyak cara bagi seseorang untuk hidup tenang dan bahagia. Misalnya saja seperti yang dilakukan oleh pasangan lansia di Kampung Curug.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda bernama Jatnika memiliki tempat tinggal yang unik yaitu di gua yang ada di tengah hutan.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Dusun Malangbong seakan bernostalgia dengan suasana pedesaan tahun 1980-an.
Baca SelengkapnyaPotret rumah sederhana milik seorang pria di pinggiran hutan.
Baca SelengkapnyaSetiap hari, sang istri mengasuh anaknya sambil bersabar menunggu suami pulang berburu ke hutan untuk makan sore ini.
Baca SelengkapnyaJarak kampung itu menuju pusat desa mencapai 5-6 kilometer
Baca SelengkapnyaTak ada pilihan lain bagi Pak Kasimin selain tinggal di tengah hutan. Rumah yang ia tempati merupakan warisan orang tuanya.
Baca SelengkapnyaSebuah kampung terpencil tengah hutan dihuni para lansia. Bagaimana kehidupan mereka di sana?
Baca SelengkapnyaPria paruh baya itu memilih hidup sendirian, jauh dari hiruk-pikuk manusia dan peradaban dunia.
Baca SelengkapnyaRumah-rumah di sana sudah diwariskan secara turun-temurun
Baca SelengkapnyaTersembunyi di balik gua, begini potret kampung unik di Kebumen.
Baca SelengkapnyaJalanan yang sempit dan terjal sudah menjadi bagian dari keseharian mereka.
Baca Selengkapnya