Ustaz Adi Hidayat Punya Pesantren, Biaya Masuk Gratis Sampai Bisa Dikuliahkan S3 ke Luar Negeri
Ustaz Adi Hidayat segera buka pesantren miliknya. Simak cara mendaftar dan biaya pendidikannya hinga S3.
Ustaz Adi Hidayat memberikan pengumuman resmi terkait pendidikan pesantren miliknya yang sebentar lagi akan segera dibuka.
Menurut informasi, pesantren miliknya itu bisa memberikan kesempatan para santrinya untuk menempuh pendidikan dasar hingga lanjut S3 ke luar negeri.
Banyak pertanyaan muncul terkait cara mendaftar, biaya pendidikan, hingga sistem pendidikan pesantren milik ustaz yang akrab disapa UAH itu.
Seperti apa informasi selengkapnya? Melansir dari YouTube Adi Hidayat Official, Jumat (30/8) simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Khusus Mencetak Kader Ulama
MIRA (Ma'had Islam Rafiah Akhyar) merupakan sebuah pendidikan pesantren yang dimiliki oleh Ustaz Adi Hidayat.
Dalam keterangan video, pesantren itu sebentar lagi akan beroperasi dan memang hanya untuk mencetak kader ulama.
"Sebentar lagi kita akan beroperasi memulai awal dari sistem pendidikan pesantren yang isnyaallah kami khususkan untuk mencetak kader ulama saja," kata UAH.
UAH menjelaskan bahwa pendidikan di MIRA memiliki keterkaitan dengan salah satu sekolah usia dini di Bekasi benrama AIIS.
Nantinya, para siswa yang telah lulus dari pendidikan usia dini akan pindah ke MIRA untuk menempuh jenjang pendidikan SD hingga lulus S3.
"MIRA itu satu kesatuan dengan sistem pendidikan yang kami siapkan dan hanya menyiapkan kader ulama saja yang dimulai dari usia dini usia kurang lebih 3-4 tahun. Di mulai di Bekasi dari jenjang AIIS namanya Akhyar International Islamic School, jadi kita terima dari usia 3-4 tahun di tingkat KB, PAUD, kemudian naik ke TK lantas ke SD," JELASNYA.
UAH menambahkan bahwa para santri diberikan standar dalam hal ilmu agama agar bisa bergabung ke pesantren tersebut. Salah satunya adalah kemampuan menghapal Quran.
"Nah TK targetnya harus selesai 5 juz kemudian ke SD itu selesai diharapkan 30 juz, terus diwisuda di Madinah baru masuk ke sini. Jadi untuk masuk ke sini idealnya adalah dimulai dari pendidikan yang di Bekasi, pendidikan yang berjenjang," sambungnya.
Sistem Pendidikan Pesantren
Setiap tahun rencananya pesantren ini hanya akan menerima 40 orang. Kemudian akan berjenjang hingga ke SD, kemudian akan pindah ke pesantren.
Nantinya akan ada penyesuaian kuota dengan calon santri dari luar AIIS sebelum akhirnya melanjutkan pendidikan di MIRA.
"Dari situ kemudian akan dilihat kuota apakah yang lulus SD itu ke-40nya akan menyambung ke sini, atau memang dari 40 itu misal seringkali terjadi misal orang tuanya pindah tugas ke luar daerah sehingga anaknya tidak di SD kembali nanti akan ada tambahan kuota."
"Misalnya ada 40 yang ada di sana, kemudian bersambung ke sini ada 30 orang maka 10 orang itu akan kami buka kuota untuk di luar," jelasnya.
Para calon santri dari luar AIIS akan mendapat penyesuaian pendidikan agar bisa sama levelnya dengan para siswa dari AIIS.
Beberapa materi yang disesuaikan adalah seputar Quran dan tata cara peribadatan seperti sholat dan dzikir.
"Lantas kemudian kita seleksi biasanya setahun sebelum pembelajaran dimulai. Supaya levelnya disamakan dulu nanti ketika levelnya sudah sama lalu disatukan dengan yang ada di Bekasi. Bukan hanya dari hafalan Quran tapi juga dari segi ibadah dimulai dari sholatnya, dzikirnya, dan hal terkait dengan kekhusyukan ibadah."
"Supaya mengenal dulu dengan sistem yang disupport kan untuk menguatkan sifat keulamaan untuk ke depan," kata UAH.
Cara Mendaftar & Biaya Pendidikan
Semua orang pada dasarnya bisa mendaftar dan diterima sebagai santri di MIRA. Syaratnya adalah bisa lulus seleksi dan sesuai dengan standar dari pihak pesantren.
"Jawabannya bisa kalau syaratnya satu ada kuota, kedua adalah seleksi. Biasanya yang kami garis bawahi adalah kita kuatkan faktor hafalan. Ya hafalan Quran itu diusahakan 30 juz. Karena kita sudah standarkan hafalan Quran itu 30 juz," jelasnya.
Para santri akan mendapat berbagai fasilitas penunjang pendidikan maupun kehidupan di kampus.
"Untuk lanjut dari Bekasi insyaallah seluruhnya itu full beasiswa tidak ada biaya. Bahkan baju pun tidak perlu bekal-bekal jadi hanya sampai depan sini. Menggunakan pakaian yang dikenakan, nanti waktu masuk pakaian sudah disediakan. Jadi mulai pakaian, sepatu, sandal, sesuai dengan ukurannya masing-masing," kata UAH.
Nantinya, para santri tidak perlu membayar biaya pendidikan alias gratis. Bahkan para santri akan mendapat kesempatan menempuh pendidikan hingga S3 di kampus luar negeri.
"Di sini tanpa biaya sampai S3. Jadi habis dari sini terus nyambung S1, S2, S3 yang diusahakan di kampus-kampus yang kita kerjasamakan di luar negeri. Jadi selesai dari sini baru lanjut ke luar negeri," jelas UAH.
Biaya yang dikeluarkan adalah untuk training dan adaptasi serta SPP yang hanya digunakan untuk operasional pendidikan.
"Adapun yang ketika diterima dia hanya akan menyesuaikan dengan biaya training dan adaptasi saja."
"Nanti kita wajarkan saja karena prinsipnya kami tidak mengambil keuntungan jadi kita tidak menjadikan sarana pendidikan itu sebagai bisnis. Jadi SPP itu hanya formalitas yang dikeluarkan untuk guru-guru, perawatan dan sebagainya," sambungnya.