Ustaz Adi Hidayat Ungkap Kunci Rumah Tangga Tenang dan Harmonis, Begini Niatnya
Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa setiap keluarga pasti akan menghadapi ujian melalui cinta dan kasih sayang.
Memiliki rumah tangga yang harmonis dan dipenuhi kebahagiaan adalah cita-cita setiap pasangan. Rumah tangga bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga merupakan sarana untuk menciptakan suasana damai, hangat, dan nyaman bagi suami, istri, serta anak-anak.
Namun, untuk mencapai kebahagiaan sejati dalam rumah tangga, tidak cukup hanya dengan memenuhi kebutuhan fisik atau materi. Menurut Ustadz Adi Hidayat (UAH), membangun rumah tangga yang ideal harus diawali dengan niat yang tulus dan tujuan yang benar.
-
Bagaimana doa untuk rumah tangga harmonis? Allahumma habbib 'abdaka haza ila 'ibadikal mu'minin wa habbib ilayyal mu'minin
-
Bagaimana caranya membangun rumah tangga yang harmonis? Kehidupan rumah tangga yang harmonis tak bisa terbangun begitu saja, melainkan diusahakan dengan berbagai cara.
-
Gimana cara berdoa agar rumah tangga berkah? Allâhumma bârik lî fî ahlî wa bârik lahum fiyya warzuqnî minhum warzuqhum minnî. Allâhummajma’ bainanâ mâ jama’ta ilâ khairin wa farriq bainanâ idzâ farraqta ilâ khairin
-
Apa yang jadi kunci utama rumah tangga bahagia? Cinta dan pengertian adalah fondasi yang membangun rumah tangga yang kokoh.
-
Bagaimana agar pernikahan lebih harmonis? Pasangan yang santun, jujur, dan sabar akan menciptakan suasana rumah tangga yang damai dan penuh berkah.
-
Apa rahasia kebahagiaan dalam Islam? 'Rahasia kebahagiaan itu ada dalam 3 hal: Bersabar, bersyukur dan ikhlas.'
"Kata Allah, kalau memang ingin berumah tangga yang benar, berumah tangga yang nyaman, berumah tangga yang baik, maka jadikan niat pertamanya bukan hanya untuk bersatu, tapi diniatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala," ungkap UAH.
Ketika tujuan utama dalam pernikahan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, setiap anggota keluarga akan menyadari tanggung jawabnya. Dengan niat seperti ini, rumah tangga tidak hanya menjadi tempat berkumpulnya dua orang, tetapi juga menjadi sarana ibadah yang memperkuat keimanan.
UAH menjelaskan bahwa dalam perspektif Islam, niat yang benar sangat penting untuk mengarahkan setiap anggota keluarga agar menjadikan Allah sebagai pusat kehidupan mereka. Hal ini akan membawa ketenangan dan keberkahan bagi seluruh anggota keluarga. Al-Qur'an juga mengingatkan kita tentang pentingnya cinta yang sesuai dengan nilai-nilai agama:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Artinya: "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)" (QS. Ali 'Imran: 14).
Dalam sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube @azzamfirmansyah18, UAH kembali menekankan pentingnya niat dalam membangun rumah tangga. Ia menyatakan bahwa pernikahan bukan sekadar menyatukan dua hati yang saling mencintai, tetapi juga merupakan bentuk ibadah dan tanggung jawab yang besar di hadapan Allah SWT.
Sebagai suami atau istri, setiap individu memiliki tanggung jawab untuk saling mengingatkan dalam kebaikan dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil bersama selalu berada dalam ridha Allah SWT.
Pasrahkan kepada Allah SWT saat Ikatan Cinta Diuji
Islam mengingatkan umatnya bahwa cinta terhadap keluarga tidak boleh menghalangi ketaatan kepada Allah. Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa setiap keluarga akan menghadapi ujian melalui ikatan cinta dan kasih sayang, sehingga penting untuk tidak salah menempatkan perasaan tersebut dalam hal-hal yang bertentangan dengan syariat. Ini sejalan dengan ayat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوّاً لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka..." (QS. At-Taghaabun: 14). Dalam konteks ini, "menjadi musuh bagimu" berarti bahwa kecintaan yang berlebihan kepada istri dan anak-anak dapat mengalihkan perhatian seseorang dari melakukan amal shaleh dan bahkan menjebak dalam perbuatan maksiat.
Ustadz Adi Hidayat melanjutkan bahwa dalam sebuah rumah tangga yang ideal, semua urusan harus didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam. Menjaga hubungan keluarga dengan baik tidak hanya berarti mengejar kebahagiaan duniawi, tetapi lebih dari itu, tujuan hidup bersama dalam keluarga adalah untuk saling mendekatkan diri kepada Allah.
Jika setiap anggota keluarga memiliki niat yang sama, yaitu beribadah dan mencari ridha Allah, maka semua aktivitas dalam rumah tangga, termasuk bekerja, mendidik anak, dan mengurus rumah, akan menjadi amal ibadah. Dalam menjalani hubungan rumah tangga, komunikasi yang baik dan saling pengertian sangatlah penting. Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa keluarga yang bahagia adalah keluarga yang saling menjaga komunikasi dan mampu menyelesaikan masalah dengan bijaksana.
Setiap masalah yang muncul dalam keluarga harus dibicarakan dengan tenang dan dalam kerangka ajaran Islam, dengan selalu mengutamakan nilai-nilai kebaikan dan saling menghargai. Oleh karena itu, setiap tindakan dalam rumah tangga harus sejalan dengan ajaran agama dan tidak hanya didasarkan pada emosi atau hawa nafsu. Dengan cara ini, diharapkan setiap anggota keluarga dapat menjalankan perannya dengan baik dan menjaga keharmonisan dalam rumah tangga, sehingga dapat mencapai tujuan bersama dalam ibadah kepada Allah.
Pendidikan Agama Dalam Keluarga Sangat Penting
Ustadz Adi Hidayat (UAH) menekankan bahwa pendidikan agama dalam keluarga sangatlah penting. Sebagai kepala keluarga, suami memiliki tanggung jawab besar dalam memberikan pendidikan agama yang baik kepada istri dan anak-anaknya. Hal ini sejalan dengan perintah dalam Al-Qur'an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu" (QS. At-Tahrim: 6).
Pendidikan agama tidak hanya terbatas pada ajaran ritual seperti shalat dan puasa, tetapi juga mencakup bimbingan moral, akhlak, dan penanaman nilai-nilai ketakwaan. UAH menegaskan bahwa kepala keluarga harus menjadi teladan bagi anggota keluarganya dalam menjalankan ajaran Islam dan menjaga agar tidak ada hal yang menyimpang dari syariat.
Selain itu, UAH juga mengingatkan pentingnya memperhatikan kebutuhan spiritual keluarga, bukan hanya memberikan materi duniawi. Ketika keluarga mendapatkan pendidikan agama yang baik, mereka akan mampu menjaga diri dari hal-hal yang dapat merusak kebahagiaan rumah tangga.
Keberkahan dalam keluarga akan muncul ketika setiap anggotanya saling mendukung dalam menjalankan perintah agama. Namun, UAH juga mencatat tantangan besar yang dihadapi banyak keluarga saat ini, di mana banyak yang terjebak dalam mengejar kebahagiaan duniawi tanpa memperhatikan kebahagiaan batin dan spiritual.
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman bahwa keluarga bisa menjadi ujian bagi seseorang. Kecintaan yang berlebihan kepada pasangan dan anak-anak dapat menjauhkan kita dari kewajiban agama. Oleh karena itu, penting bagi setiap pasangan untuk menjaga keseimbangan antara cinta duniawi dan cinta kepada Allah.
Kunci untuk menciptakan rumah tangga yang bahagia adalah dengan selalu mengingat Allah dalam setiap langkah. Ketika seseorang merasa dekat dengan Allah, hatinya akan dipenuhi ketenangan dan kebahagiaan, serta merasa diawasi oleh-Nya, sehingga tidak mudah terjerumus dalam kesalahan.
Dengan niat yang tulus dan komunikasi yang baik, rumah tangga yang dibangun di atas cinta kepada Allah akan selalu diberkahi. Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa tujuan akhir setiap rumah tangga adalah meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dalam setiap perjalanan hidup bersama pasangan, niatkanlah untuk mendekatkan diri kepada Allah, sehingga setiap masalah dan tantangan dapat diselesaikan dengan penuh hikmah dan keberkahan. Dengan demikian, keluarga akan menjadi tempat yang penuh cinta dan ketenangan, memberikan kebahagiaan di dunia dan menjadi amal ibadah yang membawa keberuntungan di akhirat.