4 Proyek raksasa yang ingin diwujudkan Tomy Winata
Merdeka.com - Nama Tommy Winata sudah tidak asing lagi dalam dunia bisnis di tanah air. Bos Grup Artha Graha ini masuk jajaran pengusaha dan pebisnis sukses Indonesia.
Perusahaan Tommy Winata bergerak di pelbagai bidang. Sebut saja PT Jakarta Internasional Hotels and Development yang bergerak di sektor properti. Di bisnis perhotelan, Tommy punya Hotel Borobudur. Sementara di bisnis properti, kemegahan kawasan bisnis Sudirman Central Business District (SCBD) seluas 45 hektar menjadi bukti kekuatan Tomy Winata membangun pusat bisnis ibu kota. Di perbankan, Bank Artha Graha salah satu andalan Tommy Winata .
Nama besarnya di lingkungan pelaku bisnis tanah air, menjadikan pria kelahiran Pontianak ini cukup dekat dengan petinggi negeri ini. Terlepas dari pelbagai rumor yang menyelimuti kerjaan bisnisnya, Tommy bisa dibilang cukup sukses dan terus berambisi melebarkan sayap bisnisnya dengan menggarap pelbagai megaproyek.
-
Apa peran PT Brantas Abipraya di Tol Cisumdawu? Menunjukkan peran aktifnya dalam meningkatkan fasilitas infrastruktur jalan nasional, PT Brantas Abipraya (Persero) pada pengerjaan jalan Tol Cisumdawu ini telah menuntaskan Seksi 4B, 5A dan 6B.
-
Dimana jembatan ini berada? Berada di jalur masuk Perkebunan Kendenglembudi Desa Karangharjo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi atau sekitar 10 kilometer dari jalur nasional.
-
Dimana saja jembatan di Banyuwangi dibangun? Tahun 2023 ini, pemkab melakukan pembangunan dan perbaikan sebanyak 52 jembatan yang tersebar di berbagai wilayah Banyuwangi, 10 di antaranya adalah jembatan rekonstruksi bencana.
-
Siapa pengembang tol Cimanggis-Cibitung? PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengumumkan total nilai investasi pembangunan Jalan Tol Cimanggis - Cibitung sebesar Rp 10,6 triliun.
-
Bagaimana cara jalan tol menghubungkan sentra produksi? “Negara ini terdiri dari 17 ribu pulau, harus ada pembangunan infrastruktur. Infrastruktur harus disambungkan ke sentra-sentra produksi,“ tuturnya di Jakarta, dikutip Senin (10/7).
-
Bagaimana Brantas Abipraya membangun Tol Cisumdawu? Sebagai informasi, jalan tol yang akan mendukung konektivitas Jawa Barat yaitu Subang, Sumedang, Bandung hingga Bandara Kertajati di Majalengka ini dibangun dengan menggunakan skema KPBU yaitu Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha.
Beberapa megaproyek bakal digarap perusahaan-perusahaan Tommy Winata . Merdeka.com mencoba merangkum empat proyek besar yang masuk dalam daftar bisnis Tommy Winata di masa mendatang. Berikut paparannya.
Jembatan Selat Sunda
Peraturan Presiden Nomor 86 tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda menunjuk PT Graha Banten Lampung Sejahtera sebagai pelaksana studi kelayakan megaproyek Jembatan Selat Sunda (JSS). PTGBLS merupakan gabungan konsorsium pemerintah dan swasta.
Di dalamnya ada BUMD Pemprov Banteng dan Lampung serta PT Bangungraha Sejahtera Mulia yang mewakili perusahaan swasta. PT Bangungraha Sejahtera Mulia merupakan perusahaan berbendera Grup Artha Graha.
Berdasarkan pasal 21 dalam aturan itu, dibentuk konsorsium pemerintah Banten dan Lampung bersama Artha Graha Group melalui PT Bangungraha Sejahtera Mulia. Perusahaan dikuasai sahamnya oleh Tomy, diberikan hak perencanaan, studi kelayakan, dan desain dasar, mungkin menjadi pemenang tender jika tidak ada yang menawar lebih rendah.
Direktur Artha Graha Network Wisnu Tjandra menuturkan, pihaknya ngotot bakal membangun proyek yang disebut-sebut bernilai Rp 100 triliun tersebut. "Kami bersama pemerintah provinsi Banten dan Lampung mulai menggagas pembangunan JSS sejak 2002. Kami mulai menggagas JSS saat masyarakat dan pemerintah masih sangat skeptis dan menganggap JSS hanya sebuah proyek mimpi," ujar Wisnu Tjandra.
Belakangan pemerintah meminta konsorsium GBLS untuk menggandeng konsorsium BUMN untuk studi kelayakan JSS. Namun, proyek yang diharapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa dimulai pengerjaannya pada 2014 ini dipastikan molor. Sebab, studi kelayakan proyek ini belum rampung.
Giant Sea Wall
Perusahaan milik Tommy Winata mengincar proyek milik Pemprov DKI Jakarta, Giant Sea Wall (GSW). PT. Bangun Graha Sejahtera Mulia (BSM) sudah melakukan penawaran ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi.
"Itu yang nangani PT BSM, salah satu perusahaan yang di dalam PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS). Itu masih minat saja mau nanganin, punya konsep," ujar Direktur PT. GBLS, Winarjono, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (15/11).
Menurutnya, proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) dan GSW memiliki kemiripan penggunaan teknologi. Atas alasan itu, maka BSM yakin mampu mengerjakannya.
"Kemarin baru sounding tapi karakteristiknya mirip-mirip lah hidro engineering, hampir sama. Kalau itu dapet itu juga bisa fokus kesitu, JSS tetep," jelasnya.
Gedung tertinggi di Indonesia
Tomy Winata sudah lama berencana membuat sebuah gedung tertinggi di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, dia berambisi menjadikan gedung ini sebagai yang tertinggi nomor 5 di dunia.
Tomy disebut-sebut akan membangun gedung Signature Tower di kawasan bisnis ibu kota yakni SCBD. Diperkirakan, untuk membangun gedung ini, Tomy harus menggelontorkan dana USD 1 miliar atau sekitar Rp 9 triliun. Tinggi Signature Tower diprediksi mencapai 638 meter yang terdiri dari 111 lantai.
Reklamasi Teluk Benoa
Di bawah bendera Grup Artha Graha, PT Tirta Wahana Bali Internasional berencana ikut serta dalam proyek reklamasi Teluk Benoa, Bali seluas 838 hektar. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan milik Tomy Winata ini dikabarkan bakal menyiapkan Rp 30 triliun.
Secara garis besar, Teluk Benoa akan disulap menjadi pulau-pulau kecil yang terbagi dalam tiga area. Sebagian besar akan dimanfaatkan menjadi culture park atau theme park. Disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat Bali.
Teluk Benoa juga direncanakan dibangun sebagai sarana pendukung pariwisata. Namun, reklamasi Teluk Benoa mendapat penolakan keras dari pegiat dan aktivis peduli lingkungan serta kalangan musisi dan masyarakat Bali.
Baca juga: Infrastruktur menanti jurus sakti GBLS kembangkan kawasan Jembatan Selat Sunda Setelah JSS, perusahaan Tomy Winata incar proyek Giant Sea Wall Gagalnya megaproyek kebanggaan pemerintahan SBY JSS gagal sebab Dahlan belum bertemu Tommy Winata? (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nama Tomy Winata jadi perhatian masyarakat terkait dengan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaProyek Rempang Eco City dikerjakan oleh PT Makmur Elok Graha (MEG).
Baca SelengkapnyaIndustri pariwisata termasuk di dalamnya hiburan, properti dan perhotelan sudah kembali pulih.
Baca SelengkapnyaMaruarar mengaku TW panggilan Tomy Winata yang sejak tahun 2000 kerap mendukungnya dalam tiap kesempatan.
Baca SelengkapnyaAlvin Gozali menyadari bisnis tekstil sudah mulai kehilangan masa kejayaannya.
Baca SelengkapnyaTercatat, sekitar 10 miliuner termasuk Pansy Ho dari Hong Kong dan Sukanto Tanoto dari Indonesia membangun hotel di Singapura.
Baca SelengkapnyaJumlah tersebut lebih besar dari usulan awal Kementerian BUMN, senilai Rp10 T.
Baca SelengkapnyaMenteri investasi bahlil Lahadalia mengklaim sejumlah perusahaan asing siap berinvestasi di IKN.
Baca SelengkapnyaProyek pembangunan North-South Commuter Railway yang berlokasi di Filipina ini dikerjakan oleh perusahaan joint venture BUMN konstruksi RI.
Baca SelengkapnyaTak hanya itu, Erick juga menawarkan pihak lain jika ingin menggunakan aset BUMN termasuk Gedung Kementerian BUMN.
Baca SelengkapnyaSektor pertambangan Indonesia juga mempunyai potensi paling besar untuk menarik investasi asing.
Baca SelengkapnyaDi bawah kepemimpinan Aguan, Agung Sedayu Group telah mengembangkan sejumlah proyek besar yang mencakup berbagai sektor.
Baca Selengkapnya