Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Fakta Baru di Balik Lanjutan Perang Dagang dan Dampaknya Pada Ekonomi Indonesia

5 Fakta Baru di Balik Lanjutan Perang Dagang dan Dampaknya Pada Ekonomi Indonesia Donald Trump bertemu Xi Jinping perang dagang. ©REUTERS/Carlos Barria

Merdeka.com - Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) kembali memanas setelah Presiden Donald Trump mengancam untuk meningkatkan lebih dari dua kali lipat tingkat tarif menjadi 25 persen pada USD 200 miliar barang-barang China. Kemudian China membalas dengan mengumumkan akan menaikkan tarif pada sejumlah barang AS termasuk sayuran beku dan gas alam cair.

Pemerintahan China menyatakan akan menaikkan tarif impor produk AS senilai USD 60 miliar atau sekitar Rp 866,11 triliun (asumsi kurs Rp 14.435 per dolar AS) mulai 1 Juni 2019.

Pemerintahan China akan menaikkan tarif barang AS lebih dari 5.000 produk. Kenaikan tarif mencapai 25 persen. Adapun sejumlah produk lainnya akan naik menjadi 20 persen. Tarif ini naik dari sebelumnya 5 persen hingga 10 persen.

Orang lain juga bertanya?

Dalam akun media sosial, Trump mengunggah status kalau tarif itu "sangat buruk bagi China". Ia menuturkan, China seharusnya tidak membalas karena hanya akan menjadi lebih buruk. "Anda memiliki banyak hal, hampir selesai, dan Anda mundur," tulis Trump mengenai China dan Presiden China Xi Jinping.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pengaruh dari perang dagang ini tidak hanya dirasakan oleh Indonesia sendiri akan tetapi berimbas kepada negara-negara di dunia. "Jelas trade akan slowing down sangat signifikan. Kemarin saja pertumbuhan 4 persen global trade sudah dianggap sangat rendah," bebernya.

Lalu apa saja sejumlah fakta baru dari perang dagang AS dan China tersebut? Apa pula dampak untuk ekonomi Indonesia? Berikut rangkumannya.

Dana Asing Deras Keluar RI

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan dampak ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terasa di seluruh negara, termasuk Indonesia. Bahkan, dana asing yang keluar (outflow) dari Indonesia mencapai Rp 11,3 triliun.

"Yang pertama dampaknya terjadi kita lihat tadi, modal asing yang keluar terutama portofolio outflow kalau menurut data settlement, antara 13-16 Mei terjadi aliran modal asing yang keluar dari Indonesia nett jual Rp 11,3 triliun," kata dia.

Outflow tersebut terdiri dari Rp 7,6 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp 4,1 triliun di pasar saham. "Ini dua-duanya umumnya adalah investor jangka pendek atau sifatnya trader," jelasnya.

Perang Dagang Masih Akan Berlangsung Panjang

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan terus mewaspadai dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Dia mengatakan, kondisi perang dagang ini akan terus berjalan dan tidak akan reda dalam jangka pendek, sehingga dikhawatirkan akan berdampak lagi ke Indonesia."Karena pola konfrontasinya sangat head to head kalau bisa dikatakan, karena untuk dua negara besar ini yang mencoba secara diplomatis men-turndown itu menjadi lebih sulit, artinya ketegangan ini akan mewarnai cukup panjang," katanya.

Dampak Perang Dagang Bisa Positif untuk Industri RI

Menteri Sri Mulyani mengatakan perang dagang mempengaruhi pada Indonesia yang masih bergantung pada neraca perdagangan eskpor. "Ini berarti kita tidak mungkin andalkan ekspor sebagai engine of growth."Namun, di sisi lain, dampak perang dagang berpengaruh positif pada ketersediaan bahan baku industri dalam negeri. "Tapi positifnya ada banyak barang-barang yang tadinya untuk topang industri kita menjadi tersedia," pungkasnya.

Perang Dagang Buat Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2019 sebesar 5,07 persen. Angka tersebut jauh di bawah prediksi banyak pihak, termasuk Bank Indonesia (BI).Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, menyebutkan tidak terealisasinya prediksi angka pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama tahun ini adalah karena kembali mencuatnya perang dagang atau trade war antara Amerika Serikat (AS) dengan China."Kita melihat angka pertumbuhan ekonomi kita yang bisa dikatakan di bawah perkiraan hampir semua pihak termasuk Bank Indonesia dan itu semua berawal dari bagaimana dampak dari trade tantion (ketegangan perang dagang)," kata dia.

Ekspor Makin Sulit Digenjot

Pemerintah Jokowi-JK mengaku kesulitan untuk menggenjot ekspor di tengah situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Apalagi perang dagang antar kedua negara tersebut diprediksi bakal berlangsung lama."Mendorong ekspor, mungkin tidak mudah sekarang ini setelah perang dagang makin meningkat. Tentu ini bukan jangka pendek kelihatannya," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution.

 

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Said Abdullah Sebut Tantangan Ekonomi Global Berat Setelah Trump Jadi Presiden AS Lagi
Said Abdullah Sebut Tantangan Ekonomi Global Berat Setelah Trump Jadi Presiden AS Lagi

Said menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.

Baca Selengkapnya
Kemenko Perekonomian Titip Pesan Ini ke Prabowo Saat Berkunjung ke Amerika
Kemenko Perekonomian Titip Pesan Ini ke Prabowo Saat Berkunjung ke Amerika

Kebijakan presiden terpilih Donald Trump bakal berdampak bagi konstelasi perdagangan intenasional, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram
Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS Bikin Masa Depan Ekonomi Indonesia Terancam Suram

Trump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump
Sri Mulyani Sebut Negara Tetangga Indonesia akan Terkena Dampak Buruk Kebijakan Donald Trump

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.

Baca Selengkapnya
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan

Hal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Donald Trump Bakal Buat Biaya Hidup di Amerika Serikat Melonjak Tajam
Kebijakan Donald Trump Bakal Buat Biaya Hidup di Amerika Serikat Melonjak Tajam

Selain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.

Baca Selengkapnya
Kemenangan Trump Picu Perang Dagang Hebat, Ekonomi Dunia di Ujung Tanduk
Kemenangan Trump Picu Perang Dagang Hebat, Ekonomi Dunia di Ujung Tanduk

Trump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Donald Trump Terpilih Kembali Menjadi Presiden Amerika, Ekonomi Indonesia Terancam
Donald Trump Terpilih Kembali Menjadi Presiden Amerika, Ekonomi Indonesia Terancam

Kekhawatiran bagi Indonesia karena sikap proteksi Donald Trump terhadap perdagangan internasional.

Baca Selengkapnya
Dampak Potensial Kebijakan Trump terhadap Ekonomi Indonesia jika Terpilih Kembali sebagai Presiden AS
Dampak Potensial Kebijakan Trump terhadap Ekonomi Indonesia jika Terpilih Kembali sebagai Presiden AS

Jika Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS, kebijakan proteksionisme dan perubahan pajak yang mungkin diterapkan berpotensi memengaruhi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah Antisipasi Kemenangan Donald Trump
Ini yang Harus Dilakukan Pemerintah Antisipasi Kemenangan Donald Trump

Dia menyinggung dinamika perekonomian saat masa kepemimpinan periode pertama Trump sepanjang 2017-2021.

Baca Selengkapnya
Harga Emas Diramal Naik Imbas Insiden Penembakan Donald Trump
Harga Emas Diramal Naik Imbas Insiden Penembakan Donald Trump

Kenaikan harga emas disebabkan oleh kekhawatiran investor.

Baca Selengkapnya
Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD
Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD

Pontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.

Baca Selengkapnya