5 Fakta Baru di Balik Lanjutan Perang Dagang dan Dampaknya Pada Ekonomi Indonesia
Merdeka.com - Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) kembali memanas setelah Presiden Donald Trump mengancam untuk meningkatkan lebih dari dua kali lipat tingkat tarif menjadi 25 persen pada USD 200 miliar barang-barang China. Kemudian China membalas dengan mengumumkan akan menaikkan tarif pada sejumlah barang AS termasuk sayuran beku dan gas alam cair.
Pemerintahan China menyatakan akan menaikkan tarif impor produk AS senilai USD 60 miliar atau sekitar Rp 866,11 triliun (asumsi kurs Rp 14.435 per dolar AS) mulai 1 Juni 2019.
Pemerintahan China akan menaikkan tarif barang AS lebih dari 5.000 produk. Kenaikan tarif mencapai 25 persen. Adapun sejumlah produk lainnya akan naik menjadi 20 persen. Tarif ini naik dari sebelumnya 5 persen hingga 10 persen.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Kenapa polisi China mengusur pedagang? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. 'Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas,' terangnya.
-
Siapa bos China yang membuat pernyataan kontroversial? Dalam perkembangan terbaru, ia telah meminta maaf atas komentarnya yang kontroversial.
-
Bagaimana China bersaing dengan AS dalam luar angkasa? Ketika Tiongkok bangkit, sebagian penelitian AS di bidang luar angkasa tampaknya mengalami kesulitan. Divisi ilmu biologi dan fisika NASA, yang bertanggung jawab atas banyak eksperimen ISS, sangat kekurangan dana dibandingkan dengan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang diminta untuk ditangani, dan memiliki pendanaan paling sedikit dari semua divisi dalam Direktorat Misi Sains NASA.
-
Apa yang dilarang AS investasikan ke China? AS akan melarang investasi perusahaan Amerika Serikat (AS) di beberapa bidang sektor teknologi tinggi ke China, termasuk kecerdasan buatan.
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
Dalam akun media sosial, Trump mengunggah status kalau tarif itu "sangat buruk bagi China". Ia menuturkan, China seharusnya tidak membalas karena hanya akan menjadi lebih buruk. "Anda memiliki banyak hal, hampir selesai, dan Anda mundur," tulis Trump mengenai China dan Presiden China Xi Jinping.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pengaruh dari perang dagang ini tidak hanya dirasakan oleh Indonesia sendiri akan tetapi berimbas kepada negara-negara di dunia. "Jelas trade akan slowing down sangat signifikan. Kemarin saja pertumbuhan 4 persen global trade sudah dianggap sangat rendah," bebernya.
Lalu apa saja sejumlah fakta baru dari perang dagang AS dan China tersebut? Apa pula dampak untuk ekonomi Indonesia? Berikut rangkumannya.
Dana Asing Deras Keluar RI
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengungkapkan dampak ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terasa di seluruh negara, termasuk Indonesia. Bahkan, dana asing yang keluar (outflow) dari Indonesia mencapai Rp 11,3 triliun.
"Yang pertama dampaknya terjadi kita lihat tadi, modal asing yang keluar terutama portofolio outflow kalau menurut data settlement, antara 13-16 Mei terjadi aliran modal asing yang keluar dari Indonesia nett jual Rp 11,3 triliun," kata dia.
Outflow tersebut terdiri dari Rp 7,6 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp 4,1 triliun di pasar saham. "Ini dua-duanya umumnya adalah investor jangka pendek atau sifatnya trader," jelasnya.
Perang Dagang Masih Akan Berlangsung Panjang
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan terus mewaspadai dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Dia mengatakan, kondisi perang dagang ini akan terus berjalan dan tidak akan reda dalam jangka pendek, sehingga dikhawatirkan akan berdampak lagi ke Indonesia."Karena pola konfrontasinya sangat head to head kalau bisa dikatakan, karena untuk dua negara besar ini yang mencoba secara diplomatis men-turndown itu menjadi lebih sulit, artinya ketegangan ini akan mewarnai cukup panjang," katanya.
Dampak Perang Dagang Bisa Positif untuk Industri RI
Menteri Sri Mulyani mengatakan perang dagang mempengaruhi pada Indonesia yang masih bergantung pada neraca perdagangan eskpor. "Ini berarti kita tidak mungkin andalkan ekspor sebagai engine of growth."Namun, di sisi lain, dampak perang dagang berpengaruh positif pada ketersediaan bahan baku industri dalam negeri. "Tapi positifnya ada banyak barang-barang yang tadinya untuk topang industri kita menjadi tersedia," pungkasnya.
Perang Dagang Buat Pertumbuhan Ekonomi Melambat
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2019 sebesar 5,07 persen. Angka tersebut jauh di bawah prediksi banyak pihak, termasuk Bank Indonesia (BI).Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, menyebutkan tidak terealisasinya prediksi angka pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama tahun ini adalah karena kembali mencuatnya perang dagang atau trade war antara Amerika Serikat (AS) dengan China."Kita melihat angka pertumbuhan ekonomi kita yang bisa dikatakan di bawah perkiraan hampir semua pihak termasuk Bank Indonesia dan itu semua berawal dari bagaimana dampak dari trade tantion (ketegangan perang dagang)," kata dia.
Ekspor Makin Sulit Digenjot
Pemerintah Jokowi-JK mengaku kesulitan untuk menggenjot ekspor di tengah situasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Apalagi perang dagang antar kedua negara tersebut diprediksi bakal berlangsung lama."Mendorong ekspor, mungkin tidak mudah sekarang ini setelah perang dagang makin meningkat. Tentu ini bukan jangka pendek kelihatannya," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution.
Â
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Said menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.
Baca SelengkapnyaKebijakan presiden terpilih Donald Trump bakal berdampak bagi konstelasi perdagangan intenasional, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaTrump berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSelain karena akan merusak proses pemulihan ekonomi China, pengenaan tarif impor 60 persen juga berpotensi biaya hidup di Amerika Serikat bakal melonjak.
Baca SelengkapnyaTrump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaKekhawatiran bagi Indonesia karena sikap proteksi Donald Trump terhadap perdagangan internasional.
Baca SelengkapnyaJika Donald Trump terpilih sebagai Presiden AS, kebijakan proteksionisme dan perubahan pajak yang mungkin diterapkan berpotensi memengaruhi ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaDia menyinggung dinamika perekonomian saat masa kepemimpinan periode pertama Trump sepanjang 2017-2021.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga emas disebabkan oleh kekhawatiran investor.
Baca SelengkapnyaPontesi menangnya Donald Trump ini berdampak langsung pada nilai tukar atau kurs Rupiah.
Baca Selengkapnya