Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

ADB prediksi ekonomi RI cerah hingga tahun depan, ini alasannya

ADB prediksi ekonomi RI cerah hingga tahun depan, ini alasannya Bursa kerja di Istora Senayan. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Asian Development Bank (ADB) memprediksi perekonomian Indonesia akan terus tumbuh pada 2017 dan 2018. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oIeh peningkatan investasi swasta, ekspor serta belanja infrastruktur publik yang lebih tinggi.

"Berkat investasi dan perdagangan yang membaik, Indonesia akan mendapat momentum lebih lanjut untuk pertumbuhannya," ujar Kepala Perwakilan ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis (6/4).

ADB juga memperkirakan konsumsi domestik Indonesia akan meningkat tahun ini, dibantu oleh pulihnya harga komoditas, perluasan program Dana Desa, dan juga peningkatan upah minimum. Selain itu, belanja infrastruktur diperkirakan akan meningkat pada 2017 sejalan dengan kebijakan anggaran Pemerintahan Joko Widodo.

Orang lain juga bertanya?

"Untuk mencapai jalur pertumbuhan yang berkelanjutan ke depannya, diperlukan upaya berkesinambungan untuk terus memperbaiki infrastruktur, memperdalam reformasi struktural dan mengatasi kesenjangan keahlian," ungkapnya.

ADB juga memperkirakan investasi swasta akan naik seiring dengan bertambahnya pendapatan dari ekspor komoditas. Dia menambahkan reformasi struktural berupa penghilangan hambatan regulasi serta membuka sektor-sektor baru bagi investor asing turut mendorong tumbuhnya investasi.

"Seiring membaiknya harga komoditas internasional, prospek ekspor Indonesia diperkirakan akan meningkat. Sementara itu, dengan adanya peningkatan permintaan domestik, impor juga diperkirakan akan tumbuh meskipun dengan laju yang lebih lambat, dan perbedaan ini diperkirakan akan secara bertahap dapat membantu menurunkan defisit transaksi berjalan," ungkapnya.

Meningkatnya pertumbuhan dan membaiknya harga komoditas internasional diperkirakan akan mendorong kenaikan inflasi rata-rata. Selain itu, risiko yang dapat mempengaruhi proyeksi ini antara lain kemungkinan lambatnya pelaksanaan reformasi kebijakan dan kurangnya pendapatan fiskal.

Sumber daya manusia perlu jadi perhatian pemerintah

Kerjasama dengan sektor swasta juga sangatlah diperlukan, agar para lulusan dapat memenuhi standar keterampilan yang dibutuhkan dan terus berubah. Seiring pergerakan lndonesia menuju negara berpenghasilan menengah yang lebih tinggi.

Di tempat sama, Kepala Ekonom Asian Development Bank (ADB), Yasuyuki Sawada, mengatakan negara berkembang Asia dan Pasifik harus melakukan reformasi produktivitas untuk mencapai tingkat status penghasilan yang lebih tinggi. Peningkatan produktivitas berupa inovasi, pendidikan dan infrastruktur harus terus dilakukan untuk mencapai hal tersebut.

"Para pembuat kebijakan perlu mengubah pendekatan mereka untuk mencapai penghasilan tinggi. Ini bukan lagi masalah memakai lebih banyak sumber daya untuk tetap tumbuh, namun bahwa menjadikan perekonomian lebih produktif agar bisa naik ke tahap selanjutnya," ungkapnya.

Laporan ADB mencatat bahwa pada 1991, hanya 10 persen dari populasi Asia dan Pasifik yang tinggal di perekonomian berpenghasilan menengah. Pada 2015, angka tersebut telah meningkat hingga lebih dari 95 persen dari populasi kawasan Asia Pasifik. Di mana peningkatan tersebut didorong oleh pertumbuhan di negara berpenduduk terbanyak di kawasan yaitu Republik Rakyat Tiongkok (RRT), India, dan lndonesia.

"Dampak keberhasilan pembangunan Asia dan Pasifik adalah bahwa sebagian besar masyarakatnya kini tinggal di negara-negara berpenghasilan menengah," kata Yasuyuki.

Untuk meningkatkan produktivitas, negara-negara di kawasan Asia yang sedang berkembang perlu berfokus pada inovasi. Bila melihat berbagai negara berpenghasilan menengah yang mampu naik menjadi berpenghasilan tinggi, mereka memiliki akumulasi riset dan penelitian lebih dari dua setengah kali lipat dibandingkan negara berpenghasilan menengah lainnya.

"Inovasi memerlukan angkatan kerja terampil, sehingga perlu penekanan pada peningkatan mutu pendidikan. Laporan ini memperkirakan bahwa kenaikan 20 persen pada belanja modal manusia per kapita dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja hingga 3,1 persen," ungkapnya.

"Kebijakan pendidikan yang baik juga dapat mendorong kesetaraan dan menutup kesenjangan pendidikan yang lebar di antara kawasan Asia yang sedang berkembang dan perekonomian berpenghasilan tinggi, sembari mendorong inovasi dan kewirausahaan," tandasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,5 Persen di 2024
FOTO: BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,5 Persen di 2024

Perry Warjiyo mengungkapkan, kinerja ekonomi Indonesia yang tetap kuat di tengah ketidakpastian global didukung oleh bauran kebijakan BI dan pemerintah.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Banyak Belanja saat Ramadan dan Lebaran, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2024 Bakal Meroket
Masyarakat Banyak Belanja saat Ramadan dan Lebaran, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2024 Bakal Meroket

Kendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Prabowo Subianto Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen
Bank Indonesia Pede Prabowo Subianto Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen

Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.

Baca Selengkapnya
Ditopang Daya Beli & Investasi, Ekonomi RI Diprediksi Capai 5,1 Persen di Kuartal II-2023
Ditopang Daya Beli & Investasi, Ekonomi RI Diprediksi Capai 5,1 Persen di Kuartal II-2023

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 diprediksi capai 5,1 persen, didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.

Baca Selengkapnya
Ada Pembangunan IKN, BI Ramal Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Ada Pembangunan IKN, BI Ramal Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,5 Persen di 2024

Dia bilang proyeksi ekonomi tumbuh hingga 5,5 persen ditopang oleh sektor investasi yang terus tumbuh. Khususnya investasi bangunan.

Baca Selengkapnya
Ada Pilkada Serentak, Sri Mulyani Yakin Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5 Persen
Ada Pilkada Serentak, Sri Mulyani Yakin Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5 Persen

Selain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

Baca Selengkapnya
Meski Harga Komoditas Anjlok, Airlangga Optimis Ekonomi 2023 Tumbuh 5,3 Persen
Meski Harga Komoditas Anjlok, Airlangga Optimis Ekonomi 2023 Tumbuh 5,3 Persen

Menko Airlangga optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini tercapai, meski sejumlah harga komoditas unggulan terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Ada Belanja Pemilu, Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di 2023
Ada Belanja Pemilu, Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di 2023

Aktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu 2024 sudah dimulai.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya
BI Optimis Penyaluran Kredit Tembus 12 Persen Sepanjang 2014
BI Optimis Penyaluran Kredit Tembus 12 Persen Sepanjang 2014

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi

Baca Selengkapnya
Bos BI Pede Ekonomi Indonesia di Kuartal II Tetap Terjaga, Ini Alasannya
Bos BI Pede Ekonomi Indonesia di Kuartal II Tetap Terjaga, Ini Alasannya

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimis perkembangan terkini menunjukkan kegiatan ekonomi pada kuartal II 2024 tetap terjaga dengan baik.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5 Persen Pada Kuartal II-2024
Gubernur BI Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5 Persen Pada Kuartal II-2024

Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 utamanya berasal dari konsumsi rumah tangga sebesar 4,91 persen.

Baca Selengkapnya