Airlangga Optimis Kemiskinan Ekstrem 0 Persen di 2024, Ini Strateginya
Anggaran perlindungan sosial mencapai Rp493,5 t untuk mempercepat penurunan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan, serta pembangunan SDM jangka panjang.
Airlangga Optimis Kemiskinan Ekstrem 0 Persen di 2024, Ini Strateginya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis persentase penduduk miskin ekstrem tahun 2024 bisa mendekati angka nol persen.
"Dalam indikator sosial kemiskinan ekstrem kita turun 1,12 persen di bulan Maret 2023 dan target tahun depan mendekati nol targetnya," kata Airlangga dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2024, di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Liputan6.com
Adapun Sebagaimana paparan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pidato RAPBN dan Nota Keuangan 2024, untuk mempercepat penurunan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan, serta pembangunan SDM jangka panjang guna memutus rantai kemiskinan, anggaran perlindungan sosial dialokasikan sebesar Rp493,5 triliun untuk tahun 2024.
Sejalan dengan hal tersebut, reformasi program perlindungan sosial diarahkan pada penyempurnaan perlindungan sosial sepanjang hayat dan adaptif, subsidi tepat sasaran dan berbasis target penerima manfaat, perbaikan basis data penerima antara lain melalui penguatan data registrasi sosial ekonomi, serta percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem pada tahun 2024.
Di balik target penurunan kemiskinan ekstrem tersebut, Airlangga juga menyoroti bahwa Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara dengan pemulihan ekonomi yang cepat, konsisten, dan inklusif.
Pertumbuhan ekonomi selama tujuh kuartal terakhir, sejak akhir 2021, secara konsisten berada di atas 5,0 persen.
Tingkat pengangguran berhasil diturunkan dari 6,26 persen pada Februari 2021 menjadi 5,45 persen pada Februari 2023.
Sementara tingkat kemiskinan juga terus menurun menjadi 9,36 persen pada Maret 2023, dari puncaknya di masa pandemi 10,19 persen pada September 2021. Begitu juga dengan kemiskinan ekstrem yang turun dari 2,04 persen pada Maret 2022 menjadi 1,12 persen pada Maret 2023. "Hari ini bapak Presiden sudah menyampaikan terkait dengan APBN dan Alhamdulillah ekonomi Indonesia masih solid dan terus pulih, rilis terakhir ekonomi Indonesia tumbuh 5,17 persen atau 5,11 persen sepanjang semester I-2023," pungkas Airlangga.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyoroti angka kemiskinan ekstrem di Indonesia yang bisa melonjak hingga 6,7 juta jiwa pada 2024.
Ini bisa terjadi karena basis perhitungan penduduk miskin yang digunakan secara global berbeda dengan yang digunakan pemerintah selama ini.
Suharso menjabarkan, selama ini pemerintah menggunakan basis perhitungan masyarakat miskin ekstrem dengan garis kemiskinan sebesar USD 1,9 purchasing power parity (PPP) per hari. Padahal, secara global sudah USD 2,15 PPP per hari.
"Kita sukses juga mengatasi kemiskinan ekstrem. Angkanya kita menggunakan USD 1,9 per kapita. Tapi begitu angkanya dikasih naik ke USD 2,15 (per kapita), lalu saja yang ekstrem poverty itu jadi 6,7 juta, naik 2 juta," kata Suharso dalam acara Rektor Berbicara Untuk Indonesia Emas 2045 untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, Selasa (6/6). Reporter: Tira Santia Sumber: Liputan6.com