Akibat Virus Corona, Dana Rp6.112 T Kabur dari Pasar Modal China
Merdeka.com - Virus Corona telah membuat dana sebesar USD 445 miliar atau setara Rp6.112 triliun (asumsi Rp13.728 per USD) kabur dari pasar modal China. Hal ini terjadi saat pembukaan kembali perdagangan saham China usai libur Imlek.
Dilansir dari CNN, Senin (3/2), indeks Shanghai turun 7,7 persen. Penurunan ini menjadi yang terburuk sejak Agustus 2015. Saat itu, indeks Shanghai bergejolak akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi China.
Sementara, indeks Shenzhen turut turun 8,4 persen. Terparah sejak 2007. Penurunan ini akibat larinya dana investor sebesar USD 445 miliar karena kekhawatiran dampak virus corona.
-
Kenapa harga saham turun? Sebaliknya, jika kinerja kurang bagus juga bisa membuat harga saham jadi turun. Misalnya ketika mengalami penurunan pendapatan, perusahaan terkena isu negatif, hingga jika terlibat kasus hukum. Sentimen Pasar yang Positif Sentimen pasar maksudnya adalah persepsi investor terhadap kondisi pasar. Jika ada banyak orang yang melihat prospek perusahaan secara positif, hal tersebut bisa mendorong permintaan saham semakin meningkat dan harganya juga ikut naik. Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang.
-
Kenapa jumlah miliarder di China turun? China - Total miliarder mencapai 495 orang, turun dibanding tahun 2022 sebanyak 539 orang.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa harga Bitcoin melonjak? Peningkatan harga ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk arus investasi institusional yang semakin meningkat dan masuknya dana ke dalam ETF Bitcoin.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Chief Market Strategist Asia dari JPMorgan, Tai Hui, mengatakan tekanan pada pasar modal masih bakal terjadi. Sebab, angka korban virus corona masih bisa bertambah.
Bank sentral China mengatakan akan menyuntikkan dana miliaran Dolar ke pasar untuk menjaga likuiditas perbankan. Melindungi ekonomi dan pasar keuangan dari dampak virus corona menjadi prioritas pemerintah China saat ini.
Usai Corona, Muncul Virus Lain di China
Belum usai persoalan tentang virus corona yang mewabah, pemerintah China kembali mengumumkan munculnya virus flu burung atau H5N1 yang melanda sebuah peternakan di provinsi Hunan. Provinsi ini sendiri berlokasi di selatan provinsi Hubei tempat di mana virus corona ditemukan pertama kalinya.
Dilansir dari laman Sputnik News, sejauh ini tidak ada virus H5N1 yang menginfeksi manusia. Namun, hal ini menyebabkan sekitar 7850 unggas terinfeksi dan sebanyak 4.500 ekor mati.
Hingga kini pemerintah China sedang berupaya mengatasi kasus ini mengingat bukan tidak mungkin virus H5N1 ini juga bisa menular ke manusia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaDampak dari maraknya kasus ini juga terlihat dalam penurunan pasar kripto secara menyeluruh dalam 24 jam.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.
Baca SelengkapnyaPenurunan harga real estat yang berkepanjangan ditambah beberapa kasus gagal bayar yang juga membebani kekayaan miliarder China.
Baca SelengkapnyaRealisasi ekspor pada Oktober ini justru mengalami penurunan sebesar 10,43 persen jika dibandingkan pada Oktober 2022.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan.
Baca SelengkapnyaLebih dari setengah juta wisatawan dari daratan China mengunjungi Jepang.
Baca SelengkapnyaLoyonya perekonomian China dipengaruhi oleh terus melemahnya permintaan domestik. Kondisi ini diperparah oleh kinerja properti yang masih belum menggembirakan.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaIni membuktikan bahwa respons kebijakan kenaikan BI rate maupun kenaikan suku bunga SRBI memang berhasil menarik masuk aliran modal asing.
Baca SelengkapnyaSituasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.
Baca SelengkapnyaUni Eropa beberapa waktu lalu memberlakukan tarif sementara hingga 37,6% pada impor kendaraan listrik (EV) buatan China untuk melindungi dalam negeri.
Baca Selengkapnya