Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Amerika Serikat Terancam Bangkrut & Tak Mampu Bayar Utang, Dampaknya Mulai Terasa

Amerika Serikat Terancam Bangkrut & Tak Mampu Bayar Utang, Dampaknya Mulai Terasa Amerika Serikat. REUTERS/Joshua Roberts

Merdeka.com - Pasar saham Amerika Serikat (AS) mulai mewaspadai adanya risiko Gedung Putih yang tidak bisa membayar utang pada 1 Juni 2023 mendatang. Hal ini menyusul belum tercapainya kesepakatan penambahan plafon utang yang diajukan Pemerintah AS kepada Parlemen setempat.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan pasar saham akan terus mengalami tekanan atas ketidakpastian yang ditimbulkan. Kalau pun sudah mencapai kesepakatan, membutuhkan waktu yang cukup lama agar pasar kembali stabil.

"Salah satu kekhawatiran saya menjelang kesepakatan, ketika kesepakatan itu terjadi akan ada tekanan pasar keuangan yang substansial," kata Yellen dikutip dari CNN, Jakarta, Kamis (25/5).

Orang lain juga bertanya?

Hal ini tercermin dari volatilitas pasar saham dan obligasi dalam beberapa hari terakhir. Pasar sangat menginginkan adanya kepastian dari usulan pemerintah terkait kenaikan plafon utang.

Jika Amerika Serikat keluar dari ancaman gagal bayar utang ini, maka mereka harus bersiap untuk perjalanan yang tidak mudah pasca kesepakatan ditandatangani. Alasannya, Departemen Keuangan AS perlu mengisi kembali uang tunai yang dihabiskan selama periode tindakan luar biasa ketika tidak dapat meminjam lebih banyak uang.

"Kondisi ini akan menciptakan lebih banyak persaingan untuk ekuitas dari investor," kata Wakil Presiden Strategi Investasi, Michele Reynolds.

Setelah mempertimbangkan pilihan mereka, banyak investor yang mungkin menemukan keuntungan dari berinvestasi di Departemen Keuangan AS lebih baik daripada saham. Kondisi ini pun akan menyedot sebagian likuiditas dari pasar saham untuk sementara.

Berkaca dengan kondisi tahun 2011, anggota parlemen mencapai kesepakatan untuk memperlebar plafon utang beberapa jam sebelum pemerintah AS gagal bayar utang. Dua hari kemudian, Standard & Poor's menurunkan peringkat utang AS untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Akibatnya, butuh dua bulan bagi saham untuk memulihkan kerugian akibat penurunan peringkat dan penjualan awal menjelang tanggal-X.

"Tidak mengherankan jika pola 2011 terulang lagi," kata Kepala Investasi, Key Private Bank George Mateyo.

Ini menunjukkan situasi serba sulit sekarang bisa berakibat pada penurunan kepercayaan sistem keuangan Amerika. Namun dia berharap peringkat utang AS tidak turun sebelum atau setelah kesepakatan untuk menaikkan plafon utang tercapai.

Itu sebabnya dia mengantisipasi volatilitas pasar selama berbulan-bulan bahkan setelah kesepakatan tercapai. “ Hanya karena kami menaikkan batas utang, kami tidak keluar dari kesulitan,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 24 Mei 2023. Indeks Dow Jones jatuh untuk hari keempat berturut-turut karena anggota parlemen AS berjuang untuk mencapai kesepakatan tentang plafon utang negara meningkatkan kekhawatiran potensi gagal bayar.

Dikutip dari CNBC, Kamis (25/5/2023), indeks Dow Jones melemah 255,59 poin atau 0,77 persen ke posisi 32.799,92. Indeks S&P 500 merosot 0,73 persen ke posisi 4.115,24. Indeks Nasdaq terpangkas 0,61 persen ke posisi 12.484,16.

Ketua DPR Kevin McCarthy menuturkan, negosiator tetap berselisih dalam batas pengeluaran dan menyalahkan Demokrat karena terlambat negosiasi. McCarthy yakin tim negosiasi utang dapat membuat kemajuan pada Rabu pekan ini. 

"Saya hanya berpikir itu masuk akal. Masuk akal dan rasional jika kita membelanjakan lebih sedikit tahun depan daripada yang kita habiskan tahun ini. Setiap rumah tangga akan melakukan ini," ujar dia.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Global Melemah Dipengaruhi Dinamika Negara-Negara Maju
Ekonomi Global Melemah Dipengaruhi Dinamika Negara-Negara Maju

Sri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia
Ternyata Begini Dampak Tingginya Suku Bunga The Fed ke Ekonomi Indonesia

Indonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.

Baca Selengkapnya
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia

The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.

Baca Selengkapnya
Pasar Kripto Respons Hati-Hati Penurunan Suku Bunga The Fed, Ada Apa?
Pasar Kripto Respons Hati-Hati Penurunan Suku Bunga The Fed, Ada Apa?

Langkah Federal Reserve menurunkan suku bunga memang diharapkan mampu memberikan angin segar bagi pasar kripto.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya

Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Ada Harapan Suku Bunga The Fed Turun Lebih Cepat
Sri Mulyani: Ada Harapan Suku Bunga The Fed Turun Lebih Cepat

Inflasi di AS pada bulan Juni menunjukkan penurunan di angka 3 persen, didorong oleh menurunnya tekanan harga energi dan sektor perumahan.

Baca Selengkapnya
Ketua KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia di Triwulan I-2024 Masih Terjaga
Ketua KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia di Triwulan I-2024 Masih Terjaga

Hal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.

Baca Selengkapnya
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025
Utang Jatuh Tempo RI Capai Rp800 Triliun pada 2025

Kepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.

Baca Selengkapnya
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China
Proyeksi 2024, Ekonomi AS Masih Lebih Perkasa Dibandingkan China

AS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Waspadai Gejolak Timur Tengah: Eskalasi Cukup Tinggi Pengaruhi Dinamika Keuangan Global
Sri Mulyani Waspadai Gejolak Timur Tengah: Eskalasi Cukup Tinggi Pengaruhi Dinamika Keuangan Global

Ketegangan geopolitik yang meningkat pada Oktober 2024 disebabkan oleh Israel yang memperluas serangan terhadap Hamas dan Hizbullah di Lebanon.

Baca Selengkapnya
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?

Rupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan

Baca Selengkapnya