Bank BNI Buka Peluang Turunkan Suku Bunga
Merdeka.com - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 19-20 Februari 2020 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,75 persen.
Suku bunga deposit facility dan lending facility masing-masing juga turun sebesar 25 bps ke level 4 persen dan 5,5 persen.
Menyikapi kebijakan tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BNI buka kemungkinan untuk ikut menurunkan suku bunga perbankan.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Apa yang BNI lakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? BNI terus berupaya menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui agenda transformasi yang dijalankan secara komprehensif dan tetap relevan dengan kebutuhan nasabah.
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Bagaimana BNI menghadapi krisis? BNI terbukti tangguh dalam menghadapi krisis yang terjadi di tahun 1998, 2005, 2008, dan 2020. BNI melakukan berbagai transformasi bisnis digital untuk tetap bisa mengerek kinerja keuangan, salah satunya dengan membangun ekosistem digital nelayan.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Siapa yang memimpin BNI dalam kerja sama ini? Dalam keterangannya, Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setyawan mengungkapkan, langkah ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh BNI dalam memperluas kerja sama bersama bank daerah, khususnya dalam rangka mempercepat proses digitalisasi transaksi perbankan sekaligus bentuk komitmen perseroan dalam menggunakan produk dalam negeri.
Direktur Human Capital & Kepatuhan Bank BNI, Bob Tyasika Ananta mengatakan, pihaknya coba memahami maksud BI menurunkan suku bunga untuk menggerakkan perekonomian domestik.
"Tentunya kita juga akan mempertimbangkan untuk mengikuti bagaimana tren bunga tersebut," ujar dia pasca Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Menara BNI, Jakarta, Kamis (20/2).
Kendati demikian, Bob menambahkan, pihaknya masih melihat bagaimana tren suku bunga tersebut bakal berlangsung ke depannya, serta turut menjadikan mekanisme pasar sebagai pertimbangan.
Menurut dia, mekanisme pasar itu nantinya merupakan salah satu kunci yang bakal jadi penentu sikap Bank BNI dalam menyesuaikan penurunan suku bunga, sekaligus sebagai aspek transmisinya.
"Hanya memang kemudian ada mekanisme pasar dan kompetisi yang ada. Jadi kita melihat bahwa ini ada suatu pesan yang dikirim otoritas bahwa untuk menggerakkan ekonomi kita sudah menurunkan bunga. Jadi nanti kemudian bagaimana mekanisme pasar juga sebagai transmisinya," tutupnya.
Bank BNI Setor Dividen Rp2,30 Triliun ke Negara
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BNI menyetujui pengalokasian 25 persen dari laba bersih tahun buku 2019 sebagai dividen.
Adapun laba bersih perseroan pada tahun lalu mencapai Rp15,38 triliun. Dengan begitu, dividen yang dibagikan adalah sekitar Rp3,84 triliun.
Wakil Direktur Utama BNI, Anggoro Eko Cahyo menyampaikan, pihaknya menyetor 60 persen dividen kepada negara, yakni sebesar Rp2,30 triliun. Sementara sisa 40 persennya menjadi wewenang pihak pemegang saham.
"Dividen pemerintah atas kepemilikan 60 persen saham Rp2,30 triliun. Untuk dividen bagian publik atas kepemilikan 40 persen saham adalah Rp1,53 triliun," jelas Anggoro di Menara BNI, Jakarta, Kamis (20/2).
Anggoro menyebutkan, sisa 75 persen laba bersih atau sekitar Rp 11,53 triliun akan digunakan Bank BNI sebagai saldo yang ditahan. Pembagian dividen nantinya akan ditetapkan oleh jajaran direksi sesuai aturan yang berlaku.
"Direksi perseroan dengan hak konstitusi akan menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen sesuai ketentuan yang berlaku," pungkas dia.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga ini bagian dari upaya penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaCadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 BNI meraup laba bersih Rp20,9 triliun, naik 14,2 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBank Mandiri akan terus fokus pada dominasi di bisnis nasabah prinsipal atau wholesale.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca Selengkapnya