Bawang merah impor melimpah, petani Cirebon merugi

Merdeka.com - Petani di Kecamatan Losari, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengeluh telah mengalami kerugian dalam penjualan bawang merah.  Harga jual bawang merah di bawah modal tanam mereka. Hal itu dikarenakan melimpahnya bawang merah impor di daerah ini.

Salah seorang petani, Riwad, mengatakan melimpahnya bawang merah impor menyebabkan persediaan pasar melebihi kebutuhan konsumen. Dampaknya harga jual bawang merah di bawah modal tanam, sehingga petani merugi.

"Tingginya modal tanam bawang merah karena bibit mahal ditambah pupuk dan biaya olah lahan, kini harga jual hanya Rp 8 ribu per kilogram tingkat petani," kata Riwad, Senin (31/3).

Persediaan bawang merah cukup tinggi. Hal ini tidak sebanding dengan permintaan pasar. Sebelum impor harganya menguntungkan karena bisa menjual di atas modal tanam. Budidaya bawang merah di Pantura mulai dari Kabupaten Indramayu, Cirebon, Tegal dan Brebes cukup diminati para petani setempat. Tetapi kendalanya mereka sering merugi saat bawang merah impor melimpah.

"Tanam bawang merah saat penghujan biaya perawatan cukup tinggi, karena jika dibiarkan biasanya serangan ulat merusak tanaman bawang merah tersebut," ujarnya.

Petani harus rutin membeli obat pembasmi hama. Karena curah hujan tinggi, tanaman bawang merah rawan gagal panen.

Manajer Koperasi Nusantara Jaya yang menjadi salah satu pengelelola petani bawang merah di Cirebon, Mudatsir, mengatakan bahwa persediaan bawang merah dari petani melimpah, ditambah pasokan impor semakin tidak dibatasi dampaknya harga anjlok.

Ia menambahkan, harga jual bawang merah untuk eceran sekitar Rp 10 ribu. Sedangkan modal tanam petani diperkirakan mencapai Rp 10 ribu sehingga mereka sulit memperoleh keuntungan. (mdk/cza)