BI soal demo 4 November: Rupiah tak melemah, malah cenderung menguat
Merdeka.com - Aksi demonstrasi yang akan dilakukan sejumlah Organisasi Masyarakat (ormas) di DKI Jakarta esok hari dinilai tidak akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Ini terbukti dari nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) yang masih terus menguat.
"Rupiah tidak melemah, stabil bahkan cenderung menguat," ucap Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di kantornya, Jakarta, Kamis (3/11).
Menurutnya, kondisi pasar keuangan Indonesia hanya akan bergejolak karena faktor ekonomi global. "Pasar termasuk investor asing melihat confident terhadap pemulihan ekonomi Indonesia," jelas Perry.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Bagaimana perubahan nama DKI Jakarta berpengaruh ke ekonomi? Perubahan ini tidak hanya sekedar perubahan nama, tetapi juga mengandung dampak besar dalam hal kebijakan ekonomi dan pemerintahan.
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Mengapa kampanye uang di Indonesia harus dilarang? Karena itu melarang adanya kampanye uang dan menghindarinya menjadi satu cara untuk memajukan sistem politik Indonesia.
-
Mengapa demo buruh dilakukan? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
Ekonomi Indonesia tengah memasuki fase pemulihan sejak pertengahan tahun lalu. Capital inflow atau dana yang masuk ke dalam negeri telah mencapai Rp 157 triliun.
"Kami tidak melihat ada suatu tanda-tanda itu kembali ke asing, malah terlihat masih akan masuk itu tanda kondisi ekonomi kita cukup menguat," ungkapnya.
Masuknya dana asing tersebut turun membuat nilai tukar Rupiah menguat. "Akan terus berlanjut itu stabil bahkan cenderung menguat, akan ada aliran modal masuk dari repatriasi sampai akhir 2016."
Mengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah cenderung menguat di level Rp 13.000-an per USD. Rupiah tadi pagi dibuka di level Rp 13.045 per USD atau menguat dibanding penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.057 pe USD. Saat ini, Rupiah berada di 13.066 per USD.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaStabilitas ekonomi sangat sensitif terhadap pergerakan politik yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sejak bulan Mei-Agustus 2024. Tak hanya itu angka kelas menengah juga anjlok karena meningkatknya penduduk kelas bawah.
Baca SelengkapnyaPuteri mengatakan, penguatan ini menjadi sinyal positif dan harus terus dijaga
Baca SelengkapnyaPerry menegaskan, dari hari ke hari, kinerja nilai tukar Rupiah bergerak sangat dinamis. Pihaknya optimis bahwa Rupiah tetap stabil dan akan cenderung menguat.
Baca SelengkapnyaGubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pun yakin nilai tukar Rupiah akan terus menguat, ditopang kepercayaan investor dan pasar yang juga semakin besar.
Baca SelengkapnyaNilai tukar Rupiah memang masih melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina.
Baca SelengkapnyaIndonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia terus melakukan berbagai inovasi untuk meredam segala tekanan terhadap rupiah.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaKebijakan moneter dalam jangka pendek diarahkan untuk memperkuat efektivitas stabilisasi nilai tukar rupiah dan menarik aliran masuk modal asing.
Baca Selengkapnya