Capai 100 Ton Per Tahun, Budidaya Sidat di Banyuwangi Berpotensi Jadi Wisata Edukasi
Merdeka.com - Produksi hasil pembesaran ikan sidat di Kabupaten Banyuwangi yang dikerjakan oleh PT Iroha Sidat Indonesia (ISI) anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) bisa mencapai 100 ton per tahunnya dan telah menembus berbagai pasar ekspor mancanegara.
Melihat potensi tersebut, ISI bakal bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengembangkan wisata edukasi.
Hal tersebut disampaikan, Head of Aquaculture Division JAPFA Ardi Budiono saat menerima kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Edhy Prabowo bersama jajaran anggota DPR RI dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (10/7).
-
Apa manfaat utama dari ikan sidat? Manfaat luar biasa dari ikan sidat membuatnya bisa menjadi pilihan yang sangat menyehatkan bagi kita.
-
Mengapa ikan sidat disebut sebagai sumber protein berkualitas tinggi? Ikan sidat mengandung protein berkualitas tinggi yang esensial untuk pertumbuhan, perbaikan sel, dan menjaga berat badan yang sehat.
-
Dimana ikan sidat bisa didapatkan? Dirangkum dari Cookpad, berikut beberapa resep ikan sidat gurih dan lembut yang bisa menjadi rekomendasi menu harian Anda.
-
Dimana ikan sidat bisa ditemukan? Ikan sidat bisa ditemukan di berbagai jenis habitat air tawar dan air laut, dan memiliki beberapa varietas, termasuk sidat Eropa, sidat Amerika, dan sidat Jepang.
-
Apa itu ikan sidat? Ikan sidat adalah sejenis ikan belut yang kaya nutrisi.
-
Apa saja jenis ikan di Banyuwangi? 'Spotnya tidak terlalu dalam, tapi potensi ikannya variatif. Lengkap, mulai ikan karang, ikan plagis (permukaan) ada semua,' tuturnya, dikutip dari Liputan6.com.
"Di fasilitas wisata edukasi ini, pengunjung dapat melihat secara langsung proses budidaya sidat dan udang. Selain itu, pengunjung juga dapat melihat proses pengolahan sidat secara virtual. Pengunjung pun dapat menikmati langsung dan membeli produk olahan sidat sebagai buah tangan," ujar Ardi.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy bersama rombongan juga menyaksikan bagaimana proses pembesaran budidaya sidat, proses panen hingga produksi kemasan sidat siap ekspor di lahan seluas 45,01 hektar di Desa Bomo.
"Pabrik di Banyuwangi ini berhasil melakukan pembesaran sidat dengan baik, nilai ekspornya termasuk yang paling mahal di Indonesia. Dengan produksi mencapai 100 ton per tahun, harganya mencapai Rp500 ribu per kilogram,” ujar Edhy.
Lebih lanjut, Ardi mengatakan, selain bisa menjadi wisata edukasi di Banyuwangi, pihaknya juga bakal mendirikan pusat riset dan pelatihan budidaya perikanan bekerjasama dengan Kindai University Jepang dan Universiti Malaysia Sabah,
"Melalui fasilitas ini, diharapkan industri budidaya perikanan Indonesia dapat semakin berkembang dan membawa dampak positif bagi masyarakat," ujarnya.
Ardi mengatakan, ikan sidat memang tergolong sulit dibudidayakan karena masih mengandalkan bibit dari alam. Menjamin ketersediaan bibit dan keberlangsungan ikan sidat di alam, pihaknya melakukan sistem restocking atau pengembalian ke alam.
"Kami selalu memastikan bahwa sidat yang kami budidayakan akan kami kembalikan ke alam. Sejak tahun 2015, kami mengembalikan lebih dari 250 ribu ekor sidat ke habitatnya," ujarnya.
Sementara itu Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan, selain dikembangkan oleh perusahaan, sidat juga mulai dikembangkan oleh pembudidaya rakyat.
"Saat ini, sudah ada kelompok pembudidaya sidat yang berkembang di Banyuwangi. Pembudidaya rakyat ini juga sudah melakukan ekspor, meskipun masih dalam skala kecil,” kata Anas.
Anas menambahkan untuk pengembangan sidat memang butuh treatment khusus. Namun kondisi perairan Banyuwangi sendiri sangat mendukung dan harga sidat lebih menjanjikan dibandingkan komoditas perikanan lainnya.
"Karena prospeknya besar, kami terus mendorong warga untuk membudidayakan sidat. Semoga bisa terus berkembang, menjadi instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ikan mas asli Kabupaten Pandeglang, Banten ini unik, bisa jadi hiasan atau untuk dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaPengembangan ini penting dilakukan mengingat Banten memiliki area pesisir pantai yang membutuhkan benih khusus.
Baca SelengkapnyaPemkab Banyuwangi kembali menggelar Banyuwangi Fish Market Festival yang dipusatkan di kawasan Kampung Mandar Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Genteng Wetan Kabupaten Banyuwangi ini berhasil membuktikan bahwa lingkungan yang bersih bisa mendatangkan cuan
Baca SelengkapnyaMenurut Menperin, Jerman merupakan salah satu negara yang cukup sulit ditembus untuk barang-barang ekspor nasional, terutama produk makanan.
Baca SelengkapnyaUnagi atau japanese eel yang sering ada di restoran sushi Jepang ternyata banyak yang berasal dari Cilacap.
Baca Selengkapnya“Saya akan bisikin kepada pemerintahan baru presiden terpilih (Prabowo) agar mimpi besar bisa direalisasikan,” jelas Jokowi
Baca SelengkapnyaMenurut presiden, angka tersebut sangat besar dan harus dimanfaatkan di pemerintahan berikutnya
Baca SelengkapnyaDi Banyuwangi, pisang Cavendish juga dikembangkan di Kecamatan Bangorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, dan Muncar.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya dari Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaMenurut Airin, potensi Laut di Provinsi Banten belum dimanfaatkan dengan baik untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD).
Baca SelengkapnyaPria ini tak menyangka jika ikan yang dikenal murah di Indonesia, ternyata menghasilkan cuan di luar negeri.
Baca Selengkapnya