Chairul Tanjung Beberkan PR Besar Pemerintahan Prabowo, Termasuk Pemanfaatan Sisa Anggaran
Permasalahan anggaran juga akan dihadapi kabinet Prabowo-Gibran pada masa awal pemerintahan di tahun depan.
Konglomerat Chairul Tanjung menyoroti sejumlah tugas yang perlu difokuskan oleh Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran, khususnya bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama tiga wakil menteri keuangan. Salah satunya terkait alokasi anggaran dan pertumbuhan ekonomi di sisa akhir tahun ini dan awal 2025 mendatang.
CT sapaan akrabnya lantas menceritakan pengalamannya sebagai Menko Perekonomian, di masa akhir kabinet pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada 2014.
Pada masa transisi, dia menyebut anggaran sisa untuk kabinet baru di akhir tahun pastinya sudah banyak diserap oleh pemerintahan sebelumnya.
"Anggaran juga jadi isu. Saya pernah di pemerintahan. Saya tahu persis bahwa anggaran untuk tahun ini, menteri-menteri yang sudah tidak menjabat pasti sudah ngabisin anggarannya semua untuk tahun ini," kata Chairul Tanjung di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (23/10).
Permasalahan anggaran juga akan dihadapi kabinet Prabowo-Gibran pada masa awal pemerintahan di tahun depan. Pasalnya, Prabowo telah menetapkan 22 kementerian baru dari total 48 kementerian yang ada.
Adapun Dokumen Nota Keuangan RAPBN 2025 telah mengalokasikan Rp 631,8 triliun sebagai porsi belanja-belanja lain dalam komponen belanja pemerintah pusat tahun depan.
"Dan ini sampai dengan Maret ke depan masih perlu alokasi-alokasi baru, dan DIPA baru turun," sambung Chairul.
Jangan Terlalu Banyak Berharap
Sehingga, ia meminta publik jangan terlalu banyak berharap bahwa belanja pemerintah bakal mendorong pertumbuhan ekonomi di triwulan pertama tahun depan.
"Itu berarti sampai bulan Maret kita tidak bisa berharap growth pertumbuhan ekonomi dari pemerintah. Berarti dunia usaha yang kita harapkan bisa mendorong pertumbuhan itu," imbuhnya.
Meski begitu, Chairul Tanjung tetap menaruh asa pada pemerintahan baru Prabowo-Gibran. Semisal untuk meraih target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
"Tentu kita optimis lah. Kita kasih waktu teman-teman untuk bekerja dulu. Kita beri masukan yang baik-baik agar mereka bisa bekerja, agar nanti bisa menghasilkan sesuatu yang baik," pungkas dia.