Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Daftar Negara Ramai-Ramai Tinggalkan Dolar, Amerika Sebagai Negara Adidaya Terancam

Daftar Negara Ramai-Ramai Tinggalkan Dolar, Amerika Sebagai Negara Adidaya Terancam Dolar Baru. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Krisis ekonomi global telah membuat posisi Amerika Serikat (AS) sebagai negara adidaya mulai terancam. Ketidakpastian global sangat mempengaruhi stabilitas mata uang karena bergantung pada kurs dolar AS.

Kondisi ini pun membuat banyak negara kini mulai mengurangi penggunaan mata uang Negeri Paman Sam. Antar negara kini membuat kesepakatan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi baik dalam hal perdagangan maupun investasinya. Fenomena ini pun dikenal dengan istilah dedolarisasi.

Negara Kawasan ASEAN

Orang lain juga bertanya?

Bank Indonesia misalnya, sejak tahun lalu telah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara untuk menggunakan mata uang lokal dalam setiap transaksinya. Kini Indonesia tidak menggunakan dolar AS untuk bertransaksi dengan Australia, Jepang, China, Thailand dan Malaysia.

Tak hanya itu, baru-baru ini Indonesia dan Korea Selatan pun menandatangani kesepakatan mata uang lokal yakn Rupiah dan Won untuk setiap transaksi.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan semakin cepat dan luas penggunaan mata uang lokal, manfaatnya akan segera dirasakan masyarakat. Tak hanya itu, penggunaan mata uang lokal akan mendorong stabilitas nilai tukar mata uang negara masing-masing.

"Dengan semakin luasnya penggunaan local currency, tentu saja stabilitas nilai tukar juga akan lebih terjaga dan ini juga akan lebih efisien, biaya transaksi kan lebih murah," kata Perry di Jakarta.

Sebagai informasi, penggunaan mata uang lokal antara Indonesia dengan China sudah dimulai sejak 2021. Kerja sama ini merupakan kesepakatan antara BI dan People Bank of China (PBC). Bank di negara masing-masing berperan sebagai Appointed Cross Currency Dealer (ACCD). Mereka yang ditunjuk merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan memfasilitasi transaksi Rupiah dan Yuan.

Adapun bank yang dimaksud antara lain PT BCA Tbk, Bank of China (Hongkong) Ltd, PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank ICBC Indonesia, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kemudian PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT BRI (Persero) Tbk, PT Bank UOB Indonesia.

Negara Aliansi Baru, BRICS

Selain Indonesia dan kawasan ASEAN, sejumlah negara juga telah melakukan kerja sama serupa. China dan Brasil juga telah lama meninggalkan dolar AS dalam setiap transaksinya. Penggunaan Yuan dan Real diketahui dalam sebuah transaksi senilai USD 171,49 miliar

Negara aliansi BRICS dikabarkan akan meninggalkan dolar AS dalam setiap transaksinya. Mereka adalah Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.

Kabarnya aliansi negara baru ini akan menciptakan alat pembayaran baru. Mata uang ini nantinya akan diamankan dengan emas dan komoditas lain. Pembahasan mata uang ini pun muncul atas inisiasi Rusia. Hal ini terungkap oleh anggota parlemen Rusia Alexander Babakov saat bertandang ke India beberapa waktu lalu.

"Negara-negara BRICS akan mempresentasikan perkembangan persiapan mata uang baru pada pertemuan puncak para pemimpin BRICS tahun ini," katanya di sela-sela Forum Bisnis India-Rusia di New Delhi, beberapa waktu lalu.

Adanya mata uang baru ini akan terbentuk sebuah kalibrasi baru yang akan menggeser dolar. "Sebagai transisi transaksi dalam mata uang nasional adalah langkah pertama," kata Babakov.

Arab Saudi

Upaya meninggalkan dolar di Arab Saudi juga kian mengemuka. Kabarnya Petro Dolar akan berganti menjadi Petro Yuan. Rencana ini sebenarnya sudah ada sejak lama, namun prosesnya masih maju-mundur.

Jika rencana ini berakhir, permintaan dolar AS kemungkinan akan tergerus habis. Mengingat kontrak Saudi Aramco dengan perusahaan China terkait penjualan minyak nilainya mencapai USD10 miliar. 

Persekutuan Rusia dengan Iran dan Arab Saudi dan China dengan India yang semakin solid. Negara-negara tersebut saling berkolaborasi di sektor perdagangan untuk memperkuat yuan China guna mendobrak hegemoni dolar AS (Amerika Serikat).

Presiden China Xi Jinping tahun lalu telah memproklamirkan awal dari era petroyuan di Riyadh, Arab Saudi, yang dikemas sebagai internasionalisasi mata uang China untuk digunakan dalam perdagangan minyak melalui Shanghai Petroleum and National Gas Exchange.

Guru Besar Emeritus Universitas Pertahanan AM Hendropriyono menyampaikan, Beijing siap untuk mengimpor minyak mentah dan gas alam secara konsisten dalam jumlah besar dari negara teluk (Arab Saudi dan lainnya).

Dia melaporkan, Shanghai Cooperation Organisation (SCO) selaku organisasi kerjasama ekonomi, politik dan militer antarbangsa Asia (Rusia masuk di dalamnya), sejak 2023 memulai kemitraan strategis untuk 25 tahun ke depan dengan nilai investasi USD 400 miliar.

"Mereka bersama dengan sekutunya di Uni Eurasia pimpinan Moskow kini menantang rezim petrodolar, yang merupakan inti dari sistem keuangan Barat yang masih menguasai hampir 80 persen perdagangan di pasar minyak global,” kata . Hendropriyono, Kamis (12/1) lalu/

"Mulai tahun 2023, mereka akan menggeser ekonomi dunia ke Eurasia dan sistem ideologi politik ke dunia yang multipolar," sambungnya. 

India-Malaysia-UEA

Pemerintah India tahun ini mulai gencar menggunakan mata uang Rupee dalam berbagai transaksi perdagangan mereka dengan sejumlah negara. Beberapa diantaranya yakni Jerman, Inggris, Singapura, Malaysia dan Uni Emirat Arab (UEA). 

Penggunaan mata uang lokal masing-masing negara digunakan untuk transaksi pembayaran dan investasi. Khusus untuk kerja sama India, Malaysia dan UEA, penggunaan mata uang lokal hanya untuk transaksi perdagangan komoditas non minyak mentah. 

 

Eropa 

Penggunaan mata uang dolar AS memang sudah jarang di kawasan Eropa. Berdasarkan data Bank Sentra AS penggunaan dolar AS hanya 23,1 persen sepanjang tahun 1999-2019. 

Selama 20 tahun penggunaan dolar AS hanya dalam bentuk Greenback. Makanya, penggunaan mata uang Euro lebih utama di kawasan Eropa. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Negara ASEAN Diajak Tinggalkan Dolar AS, Ada Apa?
Negara ASEAN Diajak Tinggalkan Dolar AS, Ada Apa?

Negara ASEAN ramai-ramai tinggalkan Dolar AS untuk bertransaksi. Ini akan membuat harga suatu produk lebih tahan banting.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal
Ternyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal

Transaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok
Bank Indonesia Jelaskan Kenapa Dolar AS Begitu Kuat dan Buat Kurs Rupiah Anjlok

Ketidakpastian ekonomi global membuat masyarakat melakukan langkah masif yang makin memperburuk keadaan.

Baca Selengkapnya
Pertama dalam Sejarah, Mitra Dagang ASEAN Beralih dari China ke Amerika Serikat
Pertama dalam Sejarah, Mitra Dagang ASEAN Beralih dari China ke Amerika Serikat

Meski demikian, situasi perdagangan ini belum menguntungkan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN.

Baca Selengkapnya
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain

DPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik

Baca Selengkapnya
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok

Menko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe
Nilai Tukar Rupiah Berhasil Menguat di Akhir Tahun, Kalahkan Bath dan Ruppe

Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China
FOTO: Ekspresi Airlangga Angkat Bicara Soal Rupiah Lemah, Klaim Masih Lebih Baik dari Malaysia dan China

Pada awal perdagangan Kamis (18/4) pagi, nilai tukar rupiah mencapai Rp16.177 per dolar AS.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah

Menyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik

Airlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.

Baca Selengkapnya
Teken Nota Kesepahaman Local Currency Transaction, Pemerintah Jaga Stabilitas Nilai Tukar
Teken Nota Kesepahaman Local Currency Transaction, Pemerintah Jaga Stabilitas Nilai Tukar

Nilai transaksi dan jumlah pelaku LCT terus tumbuh positif dimana pada Januari hingga April 2023 mencapai USD2.1 milliar.

Baca Selengkapnya