Dikritik Tom Lembong, Hilirisasi Nikel Justru Buat Ekonomi Maluku Utara Tumbuh 20,49 Persen
Berdasarkan data BPS, Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi dua digit pada 2023.
Berdasarkan data BPS, Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi dua digit pada 2023.
Dikritik Tom Lembong, Hilirisasi Nikel Justru Buat Ekonomi Maluku Utara Tumbuh 20,49 Persen
Hilirisasi Nikel Buat Ekonomi Maluku Utara Tumbuh 20,49 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi hingga dua digit (double digit) pada 2023.
Masing-masing tumbuh hingga 20,49 persen untuk Maluku Utara dan 11,91 persen di Sulawesi Tengah.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut, tingginya pertumbuhan ekonomi tersebut berkat kebijakan hilirisasi yang digaungkan pemerintahan Jokowi.
Terutama hilirisasi nikel.
"Ditarik kesimpulan bahwa industrialisasi yang kita sebut program hilirisasi nikel di kedua provinsi tersebut memberi dampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah,"
kata Amalia dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (5/2).
Saat ini, lanjut Amalia, sektor industri yang mendominasi di provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah adalah industri pengolahan bahan tambang.
Terutama industri feronikel di kedua provinsi tersebut.
"Tentunya, pertumbuhan ekonomi di kedua provinsi itu terutama didorong oleh pertumbuhan dari industri pengolahan, pertambangan dan penggalian," kata Amalia.
Mengutip data BPS, terdapat provinsi yang berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi dua digit pada 2023.
Diurutan pertama ada Maluku Utara 20,49 persen, Sulawesi Tengah 11,91 persen, dan Kalimantan Timur 6,22 persen.
merdeka.com
Sebelumnya, Co Captain Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong mengkritik kebijakan hilirisasi nikel di era pemerintahan Jokowi.
Tom Lembong menyebut, saat ini terdapat Lithium Ferrophosphate (LFP) sebagai alternatif bahan baku baterai kendaraan listrik ketimbang nikel.
Bahkan, Tom Lembong menyebut pabrikan kendaraan listrik dunia mulai beralih ke baterai Lithium Ferro Phosphate (LFP) ketimbang nikel.
Padahal, Indonesia digadang-gadang bisa ikut terlibat dalam rantai industri kendaraan listrik dunia.
Sebab, Indonesia memiliki kekayaan berupa nikel.