Dipicu Harga Cabai dan Bawang, Inflasi Awal Pekan Februari 0,23 Persen
Merdeka.com - Bank Indonesia mencatat inflasi di pekan pertama bulan Februari sebesar 0,23 persen jika dibandingkan periode sama bulan lalu atau secara month to month. Inflasi ini tercatat 2,94 persen secara tahunan dan angka ini meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,68 persen.
"Meningkat jika dibandingkan dengan angka (inflasi) Januari 2,68 persen," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Komplek Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (7/1).
Beberapa indikator penyumbang inflasi masih terjaga, terutama di sektor bahan pangan. Komoditas yang masih menyumbang inflasi di antaranya cabai, bawang, dan beberapa indikator terkait rokok dan minyak goreng.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa cabai jadi primadona di Indonesia? Saat masuk di Indonesia, 'cabai impor' ini justru langsung diterima dan jadi primadona baru.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Apa penyebab turunnya cukai rokok? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Bagaimana Kemendag memantau harga cabai? Mendag mengaku pagi ini telah melakukan kunjungan ke Pasar Palmerah Jakarta Pusat untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
"Kami masih cukup yakin inflasi masih kita jaga range kita yang ada 3 persen plus minus satu persen," sambung Dodi.
Pertumbuhan Ekonomi Stabil
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,02 persen. Melihat ini Dodi menyebut terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 5,17 persen.
"Artinya ada beberapa faktor yang memengaruhi perlambatan," kata Dodi.
Meski begitu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi masih disokong oleh barang konsumsi rumah tangga. Pertumbuhannya relatif berkisar di angka 5,05 persen. Sedangkan tahun lalu pada 2018 di angka 5,05 persen.
Artinya, salah satu faktor utama ekonomi Indonesia tetap tumbuh yaitu daya beli masyarakat yang masih terjaga. Satu sisi ada keyakinan konsumen ini menjaga konsumsi.
Sementara itu investasi bangunan mengalami penurunan. Tahun ini tumbuhnya memang relatif tidak begitu berbeda. Saat ini pertumbuhan di tahun 2019 sebesar 9,1 persen. Sedangkan di tahun 2018 angkanya mencapai 10,6 persen.
"Karena ini sangat terkait dengan proyek strategis pemerintah," kata Dodi.
"Jadi, domestik demand menjadi faktor pertumbuhan ekonomi di 2019 yang lalu," sambungnya.
Untuk itu Bank Indonesia dan pemerintah terus berkoordinasi dan bersinergi mendorong sektor riil. Dengan begitu investasi akan tumbuh. Diperkirakan prospek global pada semester kedua akan lebih baik dan mendorong ekspor Indonesia.
"Dengan demikian tentunya kita masih cukup optimis untuk ekonomi 2020 di kisaran 5,1-5,5 persen," kata Dodi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tercatat, tingkat inflasi pada Oktober 2023 hanya sebesar 0,17 persen secara month to month.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaKomoditas ini dianggap sebagai komoditas pangan bergejolak sehingga sangat berpengaruh terhadap inflasi pangan.
Baca SelengkapnyaKenaikan inflasi Desember 2023 ini disumbang oleh kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 persen.
Baca SelengkapnyaKomoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaSecara historis, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaTelur ayam dan daging ayam ras berkontribusi terhadap inflasi Maret 2024 sebesar 0,9 persen.
Baca SelengkapnyaLaju inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,51 persen.
Baca SelengkapnyaAngka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada Juli 2023 lalu yang berada di level 3,08 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaAngka inflasi bulan ini lebih rendah dari Maret 2024 sebesar 0,52 persen,
Baca SelengkapnyaDeflasi periode ini lebih dalam ketimbang Mei dan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaAngka inflasi ini lebih tinggi dari September 2023 sebesar 0,19 persen.
Baca Selengkapnya