Apa Sih yang Bikin Orang Indonesia Doyan Banget Makan Pedas?
Begini asal-usulnya orang Indonesia doyan makan pedas.
Rasa Pedas yang Bikin Ketagihan
Bukan rahasia lagi kalau orang Indonesia punya kebiasaan makan yang unik. Salah satunya doyan banget menikmati makanan dengan cita rasa pedas. Semakin pedas suatu masakan, bukannya bikin berhenti makan tapi malah bikin ketagihan. Kok bisa sih orang Indonesia hobi banget makan pedas?
Ngobrolin soal makanan pedas, jelas nggak bisa lepas dari yang namanya cabai. Sumber utama sensasi pedas nampol di mulut ini kabarnya sudah mulai dikenal di pasar Nusantara sejak abad ke-10, lho. Hal ini sesuai dengan catatan yang ada pada teks Ramayana dalam buku Pasar di Jawa Masa Mataram Kuno Abad VII-XIV yang ditulis oleh Titi Surti Nastiti.
-
Kenapa orang senang makan pedas? Bagi sebagian besar orang, menikmati makanan pedas adalah sebuah pengalaman yang penuh tantangan. Rasa pedas yang membakar lidah serta keringat yang mengucur deras ini menjadi kenikmatan bagi banyak orang.
-
Kenapa orang suka makan pedas? Meskipun sensasi ini sering kali dianggap menyiksa, banyak orang masih menyukai makanan pedas. Alasan utama di balik hal ini tampaknya berkaitan dengan teori risiko dan penghargaan.
-
Mengapa orang menyukai makanan pedas? Mengapa begitu banyak orang di wilayah ini lebih menyukai rasa pedas yang membakar? Beberapa teori menarik telah muncul untuk menjelaskan fenomena ini.
-
Siapa yang suka makan pedas? Namun, tidak semua orang menikmati rasa pedas. Preferensi rasa adalah hal yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jumlah papillae di lidah, genetik, pengalaman masa kecil, dan interaksi antara budaya dan preferensi rasa.
-
Mengapa orang Sunda gemar makan sambal? Jadi pembangkit selera makan orang Sunda Menurut Rosidi (2000:170) Selera makan akan bangkit jika lauk-pauk disertakan dengan sambal. Bahkan mereka juga bisa bertahan hidup di hutan asalkan ada sambal yang dimakan bersama lalap.
-
Apa saja manfaat makanan pedas? Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa makanan pedas memiliki sifat antimikroba dan antijamur.
Cabai Ternyata Sudah Eksis Sejak Abad ke-10
Cabai Jawa yang Digunakan Nenek Moyang
Eits, jangan bayangkan cabai yang kamu nikmati saat ini beneran asli dari Indonesia. Saat itu, nenek moyang di tanah Jawa mengulek sambal dengan cabai Jawa, jenis yang berbeda dari cabai yang dikenal saat ini. Bahan tersebut kemudian dikombinasikan dengan lada dan jahe buat menciptakan sensasi pedas.
Beda lagi dengan masyarakat Sumatera Utara yang punya andaliman untuk menciptakan rasa pedas pada makanan.
Diulas dalam Serat Centhini
Catatan tentang sambal di masa lampau ternyata juga ditemukan dalam Serat Centhini. Manuskrip lawas yang dibuat sekitar tahun 1814 tersebut berisi tentang berbagai pengetahuan tentang kebudayaan Jawa.
Kabarnya, Serat Centhini juga menuliskan 46 jenis sambal yang familiar di masyarakat Jawa, seperti sambal kluwak, sambal gocek, sambal trancam congor, sambal cempaluk, dan masih banyak lagi.
Bahkan, beberapa resep sambal nusantara juga bisa ditemukan dalam buku masakan di masa kolonial Belanda. Misalnya saja sambel goreng, sambel oelek, sambel badjak, dan sambel setan.
Kalau melihat catatan sejarah, cabai yang dikenal saat ini dibawa masuk oleh orang Portugis ke Nusantara di akhir abad ke-16. Penyebaran cabai ini nggak terlepas dari peran Christopher Colombus yang membawa biji cabai dari Amerika Latin ke Spanyol yang akhirnya merambah hingga ke Eropa. Sayangnya, rasa cabai ini masih terlalu panas untuk perut orang Eropa.
Bangsa Portugis Perkenalkan Cabai di Nusantara pada Abad ke-16
Saat masuk di Indonesia, 'cabai impor' ini justru langsung diterima dan jadi primadona baru. Dari sini diperkirakan nenek moyang kita mulai mengubah ulekan sambalnya menggunakan cabai yang dibawa orang-orang Portugis.
Terbiasa Menikmati Sensasi Pedas dari Rempah
Indonesia kaya akan rempah-rempah. Menurut cerita, sebelum cabai jadi bahan yang populer, masyarakat Indonesia sudah terbiasa memanfaatkan rempah-rempah buat menghasilkan cita rasa pedas. Misalnya saja dengan menambahkan jahe atau kencur yang memang memberikan sensasi panas.
Seiring berjalannya waktu, kehadiran 'cabai impor' ini kemudian mengubah banyak masakan khas nusantara. Berbagai kreasi sambal pun tercipta, bahkan ada banyak jenisnya dari Sabang sampai Merauke.
Kuliner Pemersatu Bangsa
Tahu nggak sih kalau sambal termasuk kuliner pemersatu bangsa? Di masa lalu, makanan tertentu bisa menggambarkan status sosial seseorang. Tapi, beda dengan sambal yang bisa dinikmati siapa saja mulai dari orang Eropa, Tionghoa, bangsawan tanah air, hingga rakyat jelata sekalipun. Kenikmatan sambal memang hakiki!
Adaptasi Sesuai Tradisi Tiap Daerah
Kebiasaan makan sambal ini kemudian diadaptasi di berbagai daerah buat menciptakan menu yang sesuai dengan tradisi makan masing-masing wilayah. Misalnya saja di Bali, sambal Matah mencerminkan kesederhanaan karena proses pembuatannya yang cepat.