Ekonomi Global Melambat, Bank Mandiri Turunkan Target Pertumbuhan Kredit di 2020
Merdeka.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit hanya mencapai 9-10 persen di tahun 2020. Proyeksi ini lebih rendah dari yang disampaikan sebelumnya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI sebesar 10-11 persen.
Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar menyebutkan target pertumbuhan penyaluran kredit di tahun depan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global yang saat ini penuh tantangan dan ketidakpastian. Apalagi pertumbuhan ekonomi tengah mengalami tren penurunan sehingga kredit pun diperkirakan akan sulit tumbuh tinggi.
"Pertumbuhan kredit targetnya mencoba untuk tumbuh dekati 10 persen. Lihat ekonomi saat ini juga tahu diri, kami targetkan 9-10 persen," kata dia, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (9/12).
-
Apa target pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? BRI pun optimistis pertumbuhan kredit di tahun ini dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan pada awal tahun, yakni double digit dikisaran 10-12% yoy.
-
Bagaimana pertumbuhan kredit BRI di tahun 2024? Hingga akhir Maret 2024 tercatat BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89% year on year.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Kapan BNI Sekuritas akan merevisi target harga BRI? Bahkan valuasi BBRI disebut menarik akibat adanya tren kenaikan suku bunga sehingga pihaknya akan kembali melakukan reviu.
Kondisi saat ini, kata dia, membuat kredit tak akan mampu tumbuh tinggi seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. "Sudah enggak bisa seperti tahun-tahun sebelumnya yang tumbuh 14-16 persen," ujarnya.
Namun demikian, pertumbuhan kredit di tahun depan masih akan ditopang oleh segmen ritel atau konsumer. Sehingga, akan dilakukan pergeseran dari segmen korporasi yang saat ini masih mendominasi penyaluran kredit.
"Kami akan coba cari keseimbangan marginnya yang bagus, risiko juga enggak terlalu tinggi, itu kita coba shifting kesana, supaya pertumbuhannya berkelanjutan ke depan. Kami lihat korporasi beberapa tahun terakhir cukup tinggi, nah kami akan coba membawa korporasi itu kolaborasi dengan ritel," ujarnya.
Pertumbuhan Kredit 2019
Oleh karena itu, Royke mengakui penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh dobel digit di tahun 2019 akan sangat berat. Sehingga dia menargetkan kredit akan tumbuh di kisaran 9 persen hingga akhir tahun.
Pelemahan ekonomi global ini juga menekan kinerja korporasi yang menjadi nasabah sehingga membuat penyaluran pembiayaan menjadi tersendat lantaran korporasi juga kini banyak yang memilih untuk menahan ekspansi. Padahal, selama ini kredit korporasi mengambil peran paling besar dalam penyaluran kredit Bank Mandiri.
"Korporasi sudah relatif berat growth-nya, kan lihat juga beberapa BUMN sedang konsolidasi, lagi ada perbaikan. Mau shifting ke swastanya juga masih wait and see, ini kan sulit," ujarnya.
Hingga kuartal III-2019 bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 7,78 persen atau telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp841,9 triliun. Pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan September 2018 yang mampu tumbuh sebesar 13,8 persen.
Penyaluran Kredit
Hingga akhir September 2019 kredit segmen korporasi mencapai Rp327,7 triliun atau tumbuh 7,6 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp305,2 triliun. Untuk segmen konsumer, tercatat mencapai Rp88,5 triliun hingga akhir September 2019 atau tumbuh 4,1 persen secara tahunan dari Rp85 triliun. Lalu kredit mikro mencapai Rp116,4 triliun atau tumbuh 19,4 persen secara tahunan dari Rp97,5 triliun.
Kemudian penyaluran ke kredit SME (Small Medium Enterprise) tercatat sebesar Rp57,5 triliun atau tumbuh 4,5 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp55 triliun. Sedangkan pertumbuhan kredit komersial tercatat mengalami kontraksi yakni -2,7 persen menjadi Rp138 triliun dari September 2018 yang sebesar Rp141,9 triliun.
Adapun penyaluran kredit ke sektor infrastruktur tercatat mencapai Rp198,5 triliun atau 16,9 persen secara tahunan. Sedangkan untuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR), sepanjang Januari-September 2019 sudah disalurkan Rp17,45 triliun atau tumbuh 29,7 persen secara tahunan.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Secara akumulatif kredit BRI yang direstrukturisasi karena pandemi tertinggi mencapai 30% dari total portofolio.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah terus memberikan support terhadap pertumbuhan kredit perbankan dan investasi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaTigor mengingatkan penting juga untuk waspada. Sebab, perekonomian global masih dihadapkan dengan ketidakpastian.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca SelengkapnyaSalah satu pendorong pertumbuhan kredit pada September 2023 adalah kredit investasi yang tumbuh 11 persen yoy.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada bulan April 2024.
Baca SelengkapnyaPadahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 12,26 persen.
Baca SelengkapnyaTarget penyaluran kredit perbankan UMKM hingga 30 persen sulit tercapai karena berbagai faktor. Sebab, ekspansi bisnis UMKM kini tengah melemah.
Baca Selengkapnya