Ekspansi Terlalu Berlebihan, Subway Tutup 571 Toko di AS Pada 2022

Merdeka.com - Restoran cepat saji Subway tengah menjajaki potensi penjualan senilai USD 10 miliar. Ini disebabkan oleh banyaknya mitra franchise tutup di Amerika Serikat, yang menekan royalti dan biayanya.

Melansir dari laman Reuters, Jumat (26/5), Subway telah menutup sebanyak 571 toko pada tahun 2022. Angka penutupan yang bahkan lebih curam pada tahun-tahun sebelumnya di Amerika Serikat yang merupakan pasar global terbesarnya.

Penasihat franchisee Robert Edwards mengungkapkan, kejatuhan bisnis Subway karena ekspansi yang berlebihan dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, operasi dan dekorasi yang ketinggalan zaman, serta menu basi menyebabkan pelanggan kabur.

"Itu beban yang akan sulit sekali mereka tinggalkan," kata Edwards.

Sadar akan situasi buruk tersebut, manajemen Subway berjanji akan melakukan pembenahan di bawah arahan Chief Executive John Chidsey. Antara lain mencakup menu yang diperbarui dan kampanye iklan yang heboh dengan selebritas papan atas.

"Kami telah menghabiskan dua tahun terakhir mengoptimalkan jejak kami dengan menggunakan pendekatan strategis berbasis data untuk memastikan restoran berada di lokasi, gambar, dan format yang tepat," kata Subway dalam sebuah pernyataan.

Meski begitu, rencana Subway untuk melakukan perubahan dinilai tidak akan memberikan dampak positif bagi keuangan perusahaan dalam waktu dekat.

"Tapi rencana seperti itu bisa memakan waktu beberapa tahun untuk berhasil," kata Konsultan Restoran John Gordon.

Dalam catatan Reuters, laju penutupan Subway cukup memprihatinkan dalam beberapa tahun terakhir. Waralaba kereta bawah tanah menutup lebih dari 1.000 lokasi bersih AS pada tahun 2021 dan 1.609 pada tahun 2020.

Pada akhir tahun 2022, Subway memiliki 20.576 toko di Amerika Serikat. Itu adalah penurunan tajam dari 2016, yang mencapai 26.772. Tercatat, Subway memiliki memiliki sekitar 37.000 toko franchise secara global.