Ekspor Arwana Asal Indonesia Terhambat Kebijakan China
Merdeka.com - Atase Perdagangan KBRI Beijing, Marina Novira Anggraini menyebut bahwa potensi ekspor Ikan Arwana dari Kalimantan Barat ke China sampai saat ini masih terhambat oleh kebijakan Negeri Tirai Bambu tersebut. Sebab di China, Arwana masuk dalam salah satu satwa liar.
"Sejak Januari 2020 China mengeluarkan aturan untuk melarang importasi hewan atau satwa liar dan dalam konteks ini, ikan Arwana masuk dalam satwa liar di China. Kemudian kasus-kasus importir China yang terkait dengan importasi arwana itu juga ditemukan di beberapa pengadilan," kata Marina Novira Anggraini dikutip dari Antara, Jumat (16/4).
Marina menyebut bahwa hal ini karena importir tidak hanya melakukan importasi tapi juga melakukan pengelolaan, pemprosesan, dan pemasaran terhadap satwa liar yang mengakibatkan beberapa kasus-kasus yang terkait dengan ikan arwana menjadi sulit untuk diselesaikan.
-
Mengapa ikan tertentu harus dihindari? Meskipun ikan sering dianggap sebagai makanan sehat, beberapa jenis ikan memiliki kadar purin yang tinggi dan dapat memicu serangan asam urat.
-
Apa yang biasanya dipanen dari ikan arwana? Zaky mengatakan, yang dipanen dari ikan arwana biasanya adalah anakannya. Untuk satu indukan remaja, biasanya bisa menghasilkan 100-an anak. Sementara untuk ikan arwana tua biasanya bisa menghasilkan 60-70 anak ikan.
-
Siapa yang membudidayakan Ikan mas sinyonya? Di daerah asalnya, ikan ini dibudidayakan, salah satunya oleh Wahyu.
-
Mengapa konsumsi ikan gindara berlebihan berbahaya? Seperti ikan laut lainnya, ikan gindara juga rentan terhadap kandungan logam berat seperti merkuri. Jika dikonsumsi secara berlebihan, paparan logam berat ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kerusakan saraf, gangguan sistem kekebalan tubuh, dan masalah neurologis lainnya.
-
Apa jenis ikan yang ditemukan? Ikan berjenis ikan siput 'genus Pseudoliparis' ini ditemukan di kedalaman sekitar 8.336 meter di bawah laut.
-
Kenapa susu ikan dipertimbangkan? Sembari melakukan hal tersebut, akan pula dikembangkan susu ikan ini untuk menjadi alternatif susu sapi dari program makan siang yang dijalankan.
"Terkait dengan Ikan Arwana ini memang sudah dicoba untuk difasilitasi dengan intensif ke pihak-pihak yang terkait di China. Apalagi setelah kami menerima surat dari pihak pelaku usaha dari Pekanbaru, Riau yang terkendala dalam ekspor Ikan Arwana," katanya.
Marina menyebutkan, pihaknya juga sudah sampaikan ke pemerintah pusat secara resmi sejak September 2020 dengan salah satu upaya penyelesaiannya yakni pihak-pihak yang terkait di Jakarta khususnya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dapat menindaklanjuti dengan mengirimkan surat resmi kepada otoritas di China.
"Adapun surat itu dapat ditujukan kepada Endangered Species Import and Export Management Office of the People's Republic of China, Ministry of Culture of the People's Republic of China dan Kedutaan China di Jakarta. Dan kami justru sedang menunggu proses-proses surat-surat tersebut untuk bisa ditindak lanjuti dengan otoritas-otoritas terkait di China," jelasnya.
Dia juga mengatakan, diharapkan untuk menginformasikan juga bahwa arwana memiliki posisi yang sangat potensial karena saat ini kita berada di tingkat dua.
"Kami juga berharap agar penyelesaian isu hambatan atas pasar terkait dengan potensial ekspor dan Indonesia khususnya dari Kalbar bisa segera diselesaikan," kata Marina.
Masalah Bea Cukai China
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar, M. Yusuf menyatakan bahwa terdapat catatan yang dijadikan masalah terkait custom atau bea cukai di China.
"Ada hal-hal khusus yang berkaitan dengan ini karena Arwana ini oleh Kementerian Perdagangan termasuk dalam Lartas (Larangan dan Pembatasan) terkait ekspornya. Hanya saja berkaitan dengan Custom and Clearance di Indonesia sudah jelas memperbolehkan tapi di China yang masih bermasalah," katanya.
Yusuf menyebutkan bahwa perlu diverifikasi bahwa ikan Arwana yang seharusnya bermasalah ketika di ekspor itu adalah ikan Arwana yang liar, sementara di Kalbar sendiri Ikan Arwana sudah lama dibudidayakan sehingga tidak masuk dalam kemungkinan akan mengalami kepunahan.
"Itulah yang perlu dilakukan pembuktian, apakah pihak pemerintah China yang harus ke Indonesia untuk melihat sampai ke sentral bagaimana pembelian ikan Arwana itu dibudidayakan," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Devisa itu paling banyak berasal dari negara China.
Baca SelengkapnyaHal itu disebabkan persyaratan dari Uni Eropa yang sangat ketat terkait pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.
Baca SelengkapnyaMenteri Trenggono akui kewalahan mengurus ekspor ilegal benih lobster.
Baca SelengkapnyaMengingat, Singapura merupakan negara kecil yang tidak memiliki lautan seluas Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah China memiliki dukungan yang penuh kepada para pelaku usahanya.
Baca SelengkapnyaMakanya, KKP merancang kebijakan untuk menjaga biota kelautan Indonesia dan menjaga populasi ikan.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, Adnillah bilang saat ini masih banyak kapal yang belum bisa menghasilkan ikan lebih banyak, lantaran buruknya cuaca di Laut Arafura.
Baca SelengkapnyaAsosiasi berharap Sri Mulyani lakukan penyelidikan oknum mafia impor ilegal.
Baca SelengkapnyaMendag memimpin ekspose temuan kapal tanker asal impor yang tidak memenuhi ketentuan impor.
Baca SelengkapnyaAkibat serangan penyelundup itu, lima orang petugas Bea Cukai Sumut mengalami luka bakar.
Baca SelengkapnyaMemelihara hewan liar dan eksotis menghadirkan ancaman bagi diri kita dan hewan yang dipelihara.
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca Selengkapnya