Gubernur Aceh bakal keluarkan aturan larangan ekspor CPO mentah

Merdeka.com - Pemerintah Aceh bakal memperkuat aturan larangan perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di Aceh mengekspor Crude Palm Oil (CPO) mentah. Menurutnya, CPO harus diolah terlebih dahulu di Aceh sehingga diizinkan untuk diekspor.

"Bukan lagi CPO tapi kita harus bisa mengekspor barang jadi dari sini (Aceh)," kata Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf saat saat meresmikan Kota Suka Makmue sebagai pusat perkantoran Kabupaten Nagan Raya, Selasa (29/8).

Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah penghasil CPO terbesar di Aceh. Setiap harinya sekitar 150 ton CPO yang dikeluarkan dari daerah yang dimekarkan pada 2002 lalu ini.

Irwandi sendiri menginginkan di Aceh bukan hanya dibangun pabrik CPO melainkan pabrik pengolahan kelapa sawit. Dia menginginkan Aceh bisa mengekspor langsung produk jadi ke luar daerah Aceh.

"Yang saya inginkan bukan CPO, tapi hasil akhir dari CPO ini. Kita harus bisa mengekspor barang jadi dari sini," tegasnya.

Jika sebelumnya, Irwandi menegaskan akan membangun pabrik pengolahan di Aceh Barat Daya, maka dia meminta agar Bupati Abdya, Akmal Ibrahim, menunjukan hasil CPO di daerah tersebut lebih banyak dari Nagan Raya. Jika tidak, Irwandi akan mengalihkan pembangunan pabrik pengolahan tersebut ke Nagan Raya.

"Di sana (Abdya) mungkin kita bangun tapi lebih kecil," kata Irwandi.

Rencana pembangunan pabrik refinery akan dimulai pada tahun depan dan ditargetkan akan mulai ekspor pada 2021 mendatang.