Harta Orang Kaya Indonesia Ini Hampir Setara Lima Tahun Anggaran Kementerian Pertahanan
Harta Orang Kaya Indonesia Ini Hampir Setara Lima Tahun Anggaran Kementerian Pertahanan
Dengan nilai kekayaan tersebut, menempatkan dia di urutan 26 sebagai orang paling kaya di dunia.
Harta Orang Kaya Indonesia Ini Hampir Setara Lima Tahun Anggaran Kementerian Pertahanan
Harta Orang Kaya Indonesia Ini Hampir Setara Lima Tahun Anggaran Kementerian Pertahanan
Kekayaan konglomerat Prajogo Prajogo Pangestu bak pesawat roket yang terus melesat naik. Berdasarkan data terbaru real time Forbes yang dilansir melalui laman resmi pada Selasa (5/12) harta kekayaannya mencapai USD48,5 miliar atau setara Rp751 triliun.
Dengan nilai kekayaan tersebut, menempatkan Prajogo di urutan 26 sebagai orang paling kaya di dunia.
Dalam lama tersebut terlihat, dalam kurun satu hari, kekayaan Prajogo naik USD910 juta atau setara dengan Rp14,10 triliun.
Melihat nilai kekayaan Prajogo saat ini, hampir setara dengan anggaran yang dikucurkan ke Kementerian Pertahanan selama lima tahun, sejak periode 2019-2024.
Pada tahun 2019, anggaran Kementerian Pertahanan sebesar Rp115,35 triliun. Satu tahun kemudian, anggaran Kementerian Pertahanan yaitu mencapai Rp136,87 triliun.
Di tahun 2021, anggaran Kementerian Pertahanan turun menjadi Rp125,88 triliun. Selanjutnya, di tahun 2022, anggaran Kementerian Pertahanan naik menjadi Rp150,43 triliun.
Dan, di tahun 2023, anggaran untuk Kementerian Pertahanan turun menjadi Rp134,32 triliun.
Di tahun 2014, kementerian yang diampu Prabowo Subianto itu akan mendapatkan anggaran Rp135,44 triliun. Bahkan, anggaran Kemenhan mengalami kenaikan beberapa hari lalu sebesar USD4 miliar atau setara Rp61,58 triliun.
Jika ditotal, anggaran yang dikelola Prabowo sebagai menteri yaitu Rp859,84 triliun.
Melansir akun Youtube Finansialku, Prajogo Pangestu adalah pendiri PT Barito Pacific yang memiliki bisnis utama di bidang produksi petrokimia.
Sebelum sukses seperti saat ini, Prajogo hanyalah anak lulusan SMP.Ayahnya bekerja sebagai penyadap getah karet di Sambas dan hidup dalam kondisi serba tidak berkecukupan.
Prajogo kemudian memutuskan merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Namun setibanya di Ibukota, Prajogo tak juga mendapatkan pekerjaan.
Dia akhirnya memilih kembali ke Sambas, kampung halamannya untuk menjadi supir angkut. Singkat cerita, Prajogo tak sengaja bertemu pengusaha kayu asal Malaysia, Bong Sun On (Burhan Uray).
Pada saat itu, dia diberi kesempatan untuk bekerja di pabrik milik Burhan yakni PT. Jayanti Group tahun 1969.
Setelah 7 tahun dipercaya dan memiliki kinerja yang baik, Prajogo diamanahi menjadi Manajer Umum Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur.
merdeka.com
Melansir data dari Forbes, Prajogo akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dan mendirikan Barito Pacific Timber, pada tahun 1993. Kemudian, perusahaannya berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mulai mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007.Pada tahun 2007 Barito Pacific berhasil mengakuisisi 70 persen perusahaan petrokimia, Chandra Asri, yakni sebuah perusahaan petrokimia yang juga terdaftar di bursa efek Indonesia.