Ini penjelasan Sri Mulyani soal pelemahan Rupiah
Merdeka.com - Menteri Keuangan memberikan penjelasan mengenai pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS hingga menyentuh angka Rp 14.000 per USD. Dia mengatakan salah satu alasan pelemahan Rupiah terlihat sangat besar karena nilai nominal yang cukup besar, padahal persentase pelemahan jauh di bawah negara lain, misalnya jika dibandingkan dengan Turkish Lira.
"Karena kita mata uangnya Rp 13.800, berapa digit? Lima digit. Turki itu 7,1. Jadi mata uangnya diredominasi, Turki itu dulu nolnya juga banyak. Kemudian presiden Turki dia potong nolnya. Sekarang USD 1 sama dengan 7,1,"ungkapnya di Epicentrum XXI, Jakarta, Sabtu (12/5).
"Jadi kalau melemah 10 persen, 0,7 kan jadi 7,8. Tapi kalau Indonesia Rp 13.000 melemah 3 persen berapa, kan banyak. Terus lewat Rp 14.000 orang Indonesia merasa kita udah yang paling jatuh," tambahnya.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Kenapa mata uang Indonesia disebut Rupiah? Nama Rupiah dipilih sebagai nama mata uang Indonesia karena, kuatnya pengaruh budaya India selama masa kejayaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara, yang berlangsung selama ratusan tahun.
Sri Mulyani menegaskan pemerintah dan lembaga terkait, seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan akan terus berupaya agar kondisi perekonomian Indonesia tetap baik dan mampu bertahan. Hal tersebut mengingat faktor yang mendorong pelemahan rupiah berasal dari luar negeri.
"Kami di Keuangan, OJK kita akan jaga, ada hal yang tidak bisa kita kontrol misalnya Donald Trump berantem sama China. Kemudian bank sentral (AS) naikkan suku bunga. Yang bisa kita kontrol dampaknya. Supaya walaupun ada goncangan, kita akan buat lewati ini dengan smooth," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi ini menyebabkan penguatan mata uang dolar AS terhadap mata uang dunia lainnya hingga Rupiah.
Baca SelengkapnyaKinerja Rupiah yang masih baik tersebut didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan surplus neraca perdagangan barang.
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaPelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, banyak masyarakat Indonesia yang melihat pelemahan Rupiah itu dari nominalnya terhadap USD.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan tekanan ini tak dialami oleh Indonesia saja, namun juga semua negara.
Baca SelengkapnyaMelansir laman Bloomberg, nilai Tukar Rupiah melemah 46,5 poin atau 0,28 persen dari level sebelumnya pada pada pembukaan perdagangan Jumat (21/6) pagi.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani dipanggil Kepala Negara di tengah kursi Rupiah yang anjlok hingga menyentuh level Rp16.420 per USD.
Baca Selengkapnya