Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jokowi sebut keluhan soal kecilnya investasi Raja Salman hanya guyon

Jokowi sebut keluhan soal kecilnya investasi Raja Salman hanya guyon Presiden Jokowi. ©2014 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengeluhkan kecilnya dana investasi yang diberikan Arab Saudi kepada Indonesia bila dibandingkan dengan China. Indonesia hanya mendapat dana investasi sebesar Rp 89 triliun dari Raja Salman, sedangkan China mendapat kucuran dana sebesar Rp 870 triliun.

Jokowi berkilah, pernyataan kekecewaan itu disampaikannya dalam forum santai. Jadi, yang disampaikannya hanya guyonan dan tidak serius.

"Enggak, itu kan kita sampaikan dalam forum yang santai dan cair, guyonan," kata Jokowi usai meresmikan Masjid Raya KH Hasyim Ash'ari di Daan Mogot Jakarta Barat, Sabtu (15/4).

Orang lain juga bertanya?

Kendati begitu, Jokowi menyadari betul alasan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud memberikan dana investasi lebih besar ke China ketimbang ke Indonesia. Menurutnya, semua pihak hanya perlu mengintrospeksi diri kenapa Arab Saudi tidak mengucurkan dana investasi besar ke Indonesia.

"Tapi apa pun memang investasi di China lebih besar dan itu harus menjadi instrospeksi kita, koreksi kita, kenapa kita tidak bisa meraih jumlah yang lebih," ujar dia.

"Ya mungkin karena hal yang banyak sekali, kemudahan berusaha di Indonesia yang masih rangkingnya 91, kemudian masalah kepastian hukum yang mungkin juga masih perlu diperbaiki, banyak hal," kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini kembali menegaskan bila kecilnya dana investasi yang diberikan Raja Salman adalah sebagai kritik kepada pemerintah Indonesia untuk memperbaiki semua hal yang masih kurang. "Ini saya kira kritik dan instrospeksi untuk diri kita sendiri. Kalau misalnya kita sudah siap, investasi kita gede gede, kalau ada keyakinan pasti akan lebih di tempat kita."

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kaget mengetahui angka investasi yang diberikan Arab Saudi saat kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud ke Indonesia hanya Rp 89 triliun. Padahal saat berkunjung ke China, Raja Salman menanam modal sangat besar, yaitu kurang lebih Rp 870 triliun.

"Investasi yang diberikan bagi kita Rp 89 triliun memang besar sekali itu. Tetapi saya lebih kaget pada saat beliau ke China, beliau tanda tangan kurang lebih 870 triliun," kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada kunjungannya ke Pondok Pesantren Buntet, Desa Buntet, Kecamatan Astanaja Pura, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (13/4) siang.

Padahal, lanjut Presien, dia sudah memayungi waktu hujan, bahkan juga nyetiri sendiri saat keliling Istana. "Saya sudah payungi kok dapatnya lebih kecil. Itu yang saya sedikit kecewa, kecewanya sedikit, sedikit hanya sedikit," ujar Presiden Jokowi seperti ditulis situs Setkab.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Jokowi Sentil Investor Lokal Dulu Tolak IKN Kini Rebutan Ingin Cuan
VIDEO: Jokowi Sentil Investor Lokal Dulu Tolak IKN Kini Rebutan Ingin Cuan

Presiden Jokowi memberi sambutan saat groundbreaking Hotel Nusantara, Penajam Paser Utara, Kamis (21/9)

Baca Selengkapnya
VIDEO: Depan Pengusaha Kaya Indonesia, Presiden Jokowi Singgung IKN Bilang Soal Haus Pujian
VIDEO: Depan Pengusaha Kaya Indonesia, Presiden Jokowi Singgung IKN Bilang Soal Haus Pujian

Presiden Jokowi mengumpulan para investor di Ibu Kota Nusantara (IKN), Selasa (4/6).

Baca Selengkapnya
Depan Pengusaha China, Jokowi Sebut Sudah Siapkan 34.000 Hektare Lahan IKN untuk Investor
Depan Pengusaha China, Jokowi Sebut Sudah Siapkan 34.000 Hektare Lahan IKN untuk Investor

Jokowi menyampaikan hal ini saat bertemu sejumlah pengusaha China.

Baca Selengkapnya
Hasil Jokowi 'Kondangan' Pangeran Mateen dan Absen HUT PDIP: Bawa Pulang Investasi Rp7 Triliun
Hasil Jokowi 'Kondangan' Pangeran Mateen dan Absen HUT PDIP: Bawa Pulang Investasi Rp7 Triliun

Estimasi investasi dari 2 negara tersebut diperkirakan mencapai Rp7 triliun.

Baca Selengkapnya
Momen Hangat Jokowi saat Bertemu Pangeran MBS di Istana Al-Yamamah
Momen Hangat Jokowi saat Bertemu Pangeran MBS di Istana Al-Yamamah

Jokowi bertemu Perdana Menteri (PM) Kerajaan Arab Saudi (KAS) Mohammed bin Salman al-Saud (MBS).

Baca Selengkapnya
Bahlil Akui Belum Ada Investasi Asing Masuk ke IKN
Bahlil Akui Belum Ada Investasi Asing Masuk ke IKN

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga secara terang-terangan mengaku belum ada investor asing masuk ke IKN.

Baca Selengkapnya
Mahfud Sindir Bahlil soal Belum Ada Investor Masuk IKN: Cari Terus, Mas Bahlil
Mahfud Sindir Bahlil soal Belum Ada Investor Masuk IKN: Cari Terus, Mas Bahlil

Baru-baru ini, Bahlil mengakui belum ada investor asing yang menanam modal di proyek IKN.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Penyebab Produk Mebel RI Kalah Saing dengan Vietnam-Malaysia
Jokowi Ungkap Penyebab Produk Mebel RI Kalah Saing dengan Vietnam-Malaysia

Jokowi menyebut, produk mebel RI ada di peringkat 17. Sementara Vietnam ada di posisi 2 dan Malaysia 12.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Investasi di IKN Jauh dari Target
Jokowi Akui Investasi di IKN Jauh dari Target

Jokowi tetap optimistis target investasi di IKN dapat tercapai pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Banggakan Utang Indonesia Turun Kalahkan Malaysia Hingga China
VIDEO: Jokowi Banggakan Utang Indonesia Turun Kalahkan Malaysia Hingga China

Presiden Jokowi membanggakan penurunan utang Indonesia usai pandemi.

Baca Selengkapnya
Banyak Bupati Belanja Produk Impor Pakai Uang Negara, Jokowi: Kumpulkan Uang Itu Sangat Sulit
Banyak Bupati Belanja Produk Impor Pakai Uang Negara, Jokowi: Kumpulkan Uang Itu Sangat Sulit

Padahal, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.

Baca Selengkapnya