Kampus Luar Negeri Bakal Diundang untuk Didik Calon Tenaga Kerja Pembuatan Chip di Indonesia
Rencananya, sejumlah kampus dalam dan luar negeri akan dilibatkan guna mendidik calon tenaga kerja di sektor tersebut.
Rencananya, sejumlah kampus dalam dan luar negeri akan dilibatkan guna mendidik calon tenaga kerja di sektor tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menginisiasi penciptaan program padat karya yang berorientasi terhadap kemajuan teknologi. Salah satunya pembuatan chip.
Rencananya, sejumlah kampus dalam dan luar negeri akan dilibatkan guna mendidik calon tenaga kerja di sektor tersebut.
Menurut dia, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini telah memiliki peta jalan industri padat karya terkait dengan sektor tekstil, elektronik, hingga sektor manufaktur lainnya.
"Tentu kalau kita bicara digitalisasi itu ada yang elektronik, pembuatan chip dan lain-lain. Itu juga bisa menjadi padat karya, tapi padat karya yang padat knowledge. Yang mikro elektronik dan mikrochip, dan itu hanya merekrut sarjana," jelasnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (20/6).
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian disebutnya telah mempersiapkan beberapa perguruan tinggi dalam dan luar negeri untuk memperkenalkan kembali industri semikonduktor di Tanah Air.
merdeka.com
"Salah satunya kita sudah bicara dengan chips academy di Jerman dan beberapa lagi, di mana mereka akan mempersiapkan semacam double program 2 tahun di Indonesia 2 tahun di sana," imbuhnya.
Menurut dia, negara ke depan akan membutuhkan sektor padat karya yang mengedepankan skill berorientasi pada pertumbuhan di masa depan. Dalam hal ini ia mencontohkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Kota Batam, Kepulauan Riau.
"Misalnya kita sudah punya Nongsa itu cluster daripada digital ekonomi. Di situ ada data center, di situ ada IBM cloud academy, ada Apple academy dan ada juga dengan RMIT, khusus untuk keamanan data dan yang lain. Ini yang kita dorong," ungkapnya.
"Kemudian yang sekarang lagi besar juga untuk elektronik, termasuk pembuatan panel surya Jadi kalau dilihat di Batam banyak panel surya di manufaktur assembling, testing, packaging, dan ke depan ini akan menjadi besar juga," tutur dia.
Padahal, sektor ini berjasa sebagai kontributor pendapatan daerah dan merekrut banyak tenaga kerja
Baca SelengkapnyaKendala dalam persyaratan izin impor salah satunya ada persetujuan teknis dari Kementerian Perindustrian.
Baca SelengkapnyaStruktur demografi Indonesia yang didominasi oleh populasi muda memberikan keunggulan kompetitif dalam hal SDM
Baca SelengkapnyaPerbaiki tata kelola sektor pertambangan dan meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat lokal.
Baca SelengkapnyaKunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.
Baca SelengkapnyaIndonesia perlu menyiapkan teknologi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) guna mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut.
Baca SelengkapnyaJika para importir barang elektronik merek luar negeri telat merespons dengan tidak membuka pabrik di Indonesia, maka harga produknya akan menjadi lebih mahal.
Baca SelengkapnyaPemberian insentif bertujuan meningkatkan hingga mempercepat produksi dan penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaTKDN merupakan instrumen yang penting untuk melindungi daya saing industri dalam negeri.
Baca Selengkapnya