Kemendag Selidiki Penyebab Indonesia Diserbu Produk China
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan akan menyelidiki penyebab Indonesia kebanjiran produk China sepanjang Juli 2019. Untuk diketahui Indonesia diserbu produk China senilai USD 1,5 miliar, produk paling besar di antaranya adalah laptop dan PC.
"Harus lihat detail dulu. Kita harus lihat dulu barangnya apa dulu," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Indrasari Wisnu Wardhana di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (15/8).
Indrasari menampik, barang impor lebih diminati karena daya saing produk dalam negeri lebih rendah. Selain itu, pembengkakan impor tersebut juga tidak disebabkan oleh fluktuasi nilai tukar Yuan terhadap Dolar Amerika Serikat dalam beberapa waktu terakhir.
-
Apa aja produk tekstil impor yang Kemendag selidiki? Produk-produk tersebut di antaranya pakaian dan aksesori pakaian, kain, tirai, karpet, benang stapel, filamen benang (yarn), ubin keramik, evaporator kulkas dan pembeku (freezer), baja, kertas, lysine, pelapis keramik, dan plastik kemasan.
-
Siapa aja yang pernah Kemendag selidiki terkait impor? Sementara negara yang pernah indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazhakstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.
-
Kenapa merek mobil China masuk ke Indonesia? Produsen mobil China kini memperluas pasarnya ke berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Apa yang Kemendag lepas ekspornya? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
"(Daya saing produk dalam negeri rendah?) tidak juga. Harus dicek dulu. Tidak boleh gegabah bilang barang China lebih murah. Kita kan semuanya beli dengan USD, bukan dengan Yuan. Jadi kita harus lihat dulu," paparnya.
Di sisi lain, Kemendag akan terus berupaya mendorong ekspor agar mampu menutupi kebutuhan impor yang kian besar. Salah satunya melalui perundingan bilateral dengan negara-negara yang belum menjadi mitra dagang Indonesia.
"Ya kita coba tingkatkan ekspor, percepat perundingan-perundingan supaya terbuka akses pasarnya. Kita melakukan misi dagang dan promosi. Ini bisa mendorong ekspor dalam waktu pendek," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mencatat, impor China ke Indonesia pada Juli 2019 mencapai USD 1,5 miliar. Komoditas utama impor tersebut adalah PC dan Laptop.
"Jenis barangnya hampir sama dengan bulan sebelumnya di sana komoditas utama adalah PC, laptop," ujar Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Kamis (15/8).
Suhariyanto mengatakan, secara kumulatif dari Januari hingga Juli impor Indonesia dari China mencapai USD 24,73 miliar. Angka tersebut hampir 30 persen dari seluruh impor yang masuk dari berbagai negara.
"Kalau kita lihat per negara, impor yang kenaikannya lumayan tinggi pada bulan Juli adalah dari China di mana di sana impornya naik jadi USD 1,5 miliar, dari Jepang impor kita juga naik," jelasnya.
Sementara itu, menurut data BPS negara pemasok barang ke Indonesia selain China adalah Jepang USD 9,09 miliar atau sekitar 10,69 persen dan Thailand USD 5,46 miliar atau sebesar 6,42 persen. Impor nonmigas dari ASEAN 19,48 persen, sementara dari Uni Eropa 8,47 persen.
"Dari sisi peranan terhadap total impor nonmigas Januari-Juli 2019, sumbangan tertinggi diberikan oleh kelompok negara ASEAN sebesar 19,48 persen sebesar USD 16,5 miliar, diikuti oleh Uni Eropa 8,47 persen atau sekitar USD 7,2 miliar," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Langkah pemerintah memberantas barang impor ilegal makin serius dengan melakukan riset khusus.
Baca SelengkapnyaPenindakan terhadap barang impor ilegal menjadi suatu keharusan. Menyusul temuan Satgas Pengawasan Barang Impor Ilegal mengungkap kasus senilai total Rp40 M.
Baca SelengkapnyaZulkifli menyampaikan, ini merupakan temuan pertama dari satgas impor ilegal setelah diluncurkan pada pekan lalu.
Baca SelengkapnyaPresiden pun mengaku prihatin bahwa Indonesia saat ini masih menjadi pengguna dari sektor perangkat teknologi dan informasi, belum bisa menjadi pemain pasar.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut kondisi itu sangat memprihatinkan dan menjadi pekerjaan besar untuk pemerintah.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, dia belum menemukan bagaimana barang-barang impor ilegal ini bisa masuk ke Tanah Air.
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan menganggap barang impor ilegal seperti kuman yang selalu muncul.
Baca SelengkapnyaPengenaan bea masuk hingga 200 persen ini juga telah dirundingkan langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaJokowi ingin RI tak mau kalah dan harus memperluas pasar produk lokalnya.
Baca SelengkapnyaPengusasaan platform asing terutama dari China cepat atau lambat bakal mengancam usaha kecil-menengah.
Baca SelengkapnyaMendag mempersilakan China untuk menerapkan aturan serupa pada produk ekspor RI yang menghancurkan industri di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli menegaskan ungkap kasus dari hasil pengawasan perdagangan ini demi menyelamatkan industri dalam negeri.
Baca Selengkapnya