Keran impor ditutup di 2016, Kementan klaim petani kini gandrungi tanam bawang merah
Merdeka.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Spudnik Sujono, mengatakan membaiknya produksi dan harga bawang merah berdampak positif terhadap perekonomian nasional. Komoditas tersebut kini turut menjadi salah satu faktor penyumbang deflasi pada Agustus 2017, setelah sekian lama dituduh penyebab inflasi nasional.
"Capaian tersebut pun berdampak positif terhadap petani, sekarang berlomba-lomba mencoba peruntungannya untuk tanam bawang merah. Apalagi, pemerintah melalui Kementan sudah menutup keran impor semenjak 2016," ujar Spudnik melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (30/9).
Spudnik mengatakan program pemerintah yang saling bersinergi untuk mengatur komoditas tersebut juga berimplikasi dengan maraknya pertanaman bawang merah seantero Indonesia Raya. Sentra-sentra baru petani bawang merah terus bermunculan sepanjang dua tahun terakhir.
-
Bagaimana upaya Kementan untuk memenuhi produksi bawang merah? Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa upaya kementan dalam memenuhi produksi bawang merah terus dilakukan melalui penyediaan benih unggul, alsintan hingga akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian.
-
Dimana bawang merah bisa dipanen? Biasanya, bawang merah dapat dipanen sekitar 4-6 bulan setelah penanaman biji.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa petani bawang merah Brebes rugi? Kerugian tersebut terjadi pada musim panen di awal tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kualitas bawang merah menurun.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana Kementan mendorong ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres
"Dan tentu saja, hal ini telah membentuk suatu tatanan tata niaga yang baru, di mana jalur distribusi dari dan ke suatu daerah memiliki kecenderungan berubah. Perdagangan bawang merah sedang menuju titik keseimbangan baru yang ditandai dengan makin rendahnya fluktuasi dan disparitas harga," papar Spudnik.
Bawang merah saat ini, tidak cuma tersohor di Brebes dan Cirebon, melainkan juga di Enrekang Sulawesi Selatan, Solok Sumatera Barat, Tapin Kalimantan Tengah, Demak Jawa Tengah, Nganjuk Jawa Timur, Bima Nusa Tenggara Barat, dan sebagainya. Sehingga, daerah-daerah yang awalnya sangat tergantung dengan pasokan di Pulau Jawa, perlahan mandiri.
Spudnik mengatakan meningkatnya produksi komoditas tersebut tak lepas dari dukungan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta pengawasan terhadap pola tanam bawang merah. Pemerintah juga membuat instrumen pengatur harga batas bawah di produsen dan batas atas pada konsumen untuk beberapa komoditas strategis, termasuk bawang merah.
"Melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 27 Tahun 2017, disepakati batas bawah untuk konde basah Rp 15.000, konde askip Rp 18.300, dan rogol askip Rp 22.500. Sedangkan batas atas, yaitu di tingkat konsumen Rp 32.000. Permendag ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan dan rencana aksinya," jelasnya.
Jurus lain pemerintah dalam mengatur harga bawang merah ialah bermitra dengan petani atau disebut champion yang berkomitmen membantu pemerintah dalam stabilisasi harga. Lalu, pemerintah juga mendukung industri rumah tangga sebagai bentuk perhatian di sektor hilir dengan memberikan alat pengolah bawang merah yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk, khususnya di saat panen melimpah.
"Pemerintah melakukan itu semua semata-mata demi kesejahteraan petani, menjaga pasokan dan harga bawang merah. Sehingga, semua petani dapat menikmati jerih payahnya dengan harga jual yang pantas dan keterjangkauan di tingkat konsumen," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lima hari sebelum lebaran harga bawang merah berkisar Rp35.000-Rp45.000/kilogram. Namun, saat ini harganya mencapai Rp65.000-Rp70.000/kilogram.
Baca SelengkapnyaKemendag menyebut, hasil monitoring bawang putih menunjukkan masih terdapat perusahaan yang realisasi impornya rendah.
Baca SelengkapnyaKarena dua faktor ini harga bawang merah bertahan mahal.
Baca SelengkapnyaHarga bawang merah yang sempat meroket tajam mulai turun sejak tanggal 28 April 2024.
Baca SelengkapnyaChina menjadi pemicu harga bawang putih di Indonesia meroket jelang lebaran.
Baca SelengkapnyaSudah Kantongi Izin, Mendag Minta Pengusaha Segera Impor Bawang Putih
Baca SelengkapnyaInflasi November 2023 naik akibat lonjakan berbagai harga pangan, salah satunya cabai.
Baca SelengkapnyaSecara Nasional, kata SYL, produksi bawang merah hingga saat ini masih surplus
Baca Selengkapnyakomoditas penyumbang utama deflasi Juni 2024 adalah bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,09 persen.
Baca SelengkapnyaSaat ini, harga bawang putih meningkat tajam menjadi Rp40.000 per kg.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaAjakan ini merespon kenaikan harga cabai rawit hingga Rp100.000/kg.
Baca Selengkapnya