Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Koperasi dan UKM Indonesia diyakini akan terus tumbuh, ini faktor pemicunya

Koperasi dan UKM Indonesia diyakini akan terus tumbuh, ini faktor pemicunya UMKM. doc/merdeka.com

Merdeka.com - Kinerja koperasi dan UKM (KUKM) Indonesia diprediksi akan terus meningkat di 2019 mendatang. Sebab, sepanjang empat tahun terakhir ini, KUKM terus mengalami tren peningkatan yang signifikan.

Kepala Biro Perencanaan Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi mengatakan, optimisme tersebut muncul dari data kontribusi KUKM yang terus meningkat.

"Buktinya, kontribusi koperasi terhadap PDB telah meningkat menjadi 4,48 persen dari sebelumnya yang satu komaan," kata dia salam sebuah diskusi bertema Proyeksi Perekonomian 2019: Peluang dan Tantangan bagi KUKM, di Jakarta, Rabu (7/11).

Begitu juga dengan rasio kewirausahaan yang sudah berada di level 3,1 persen dari sebelumnya 1,65 persen.

Selain itu, pengembangan performa koperasi di Indonesia pun terus menunjukkan tren meningkat. Saat ini, sudah ada dua koperasi besar di Indonesia yang masuk jajaran 300 koperasi besar skala global. Yaitu, Koperasi Warga Semen Gresik dan Koperasi Kisel. "Masih banyak lagi koperasi besar lainnya di Indonesia yang bisa didorong masuk ke kelas global, seperti Koperasi Sidogiri, Kospin Jasa, dan sebagainya," ujarnya.

Dengan begitu, Zabadi meyakini bahwa pertumbuhan gerakan koperasi pada 2019 akan terus meningkat lagi. "Saya optimis kontribusi koperasi terhadap PDB akan menembus level 5 persen," ujarnya.

Menurut Zabadi, hal yang sama akan dialami pelaku UKM. Di mana dengan kemajuan teknologi akan mampu meningkatkan enterpreneur di Indonesia. "Akan semakin banyak generasi milenial memiliki usaha produktif dengan memanfaatkan gadget miliknya."

Dalam kesempatan serupa, Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto meyakini pelaku usaha mikro dan kecil akan mampu survive di tengah ketidakpastian ekonomi global. "Para UKM di Indonesia sudah banyak belajar dari krisis yang dialami negeri ini. Yaitu, krisis moneter 1998, 2003, 2005, 2008, 2017, hingga 2018. Mereka menjadi lebih tangguh dan responsif ketika krisis global melanda ke Indonesia", ujar Ryan.

Indikator lain yaitu pertumbuhan kredit perbankan saat ini sekitar 12,6 persen yang didominasi sektor pertanian, industri, dan perdagangan (usaha besar, menengah, dan kecil). Transaksi pembayaran sektor ritel juga terus meningkat signifikan. "Memang, ada pelambatan kredit perbankan di sektor UMKM. Tapi, saya meyakini itu hanya sementara dan akan kembali meningkat pada 2019," jelas Ryan.

Dalam kesempatan yang sama, pelaku UKM Du'Anyam (social enterprise) Juan Firmansyah menyebutkan bahwa pelaku UKM di Indonesia harus mampu berpikir secara global. Terlebih lagi, perilaku konsumen saat ini sudah mengalami perubahan dari konvensional menjadi online. "Kita harus mengembangkan website yang mendisplay seluruh produk kita hingga bisa dinikmati seluruh dunia," kata Juan.

Saat ini, Du'Anyam sudah mampu memproduksi 5.000 produk anyaman dengan memberdayakan kaum perempuan (ibu-ibu) di Flores.

Juan menjelaskan, saat ini produk anyaman Du'Anyam asal Flores (NTT) sudah menembus pasar AS, eropa, Jepang, Korea, Australia, Denmark, dan sebagainya. "Meski begitu, pasar domestik juga harus tetap kita jaga dan pertahankan. Kami ekspansi pasar hingga ke Papua, Kalimantan, dan Jatim. Pokoknya, kita harus lebih kreatif dalam mengembangkan pasar," pungkas Juan.

Kinerja koperasi dan UKM (KUKM) Indonesia diprediksi akan terus meningkat di 2019 mendatang. Sebab, sepanjang empat tahun terakhir ini, KUKM terus mengalami tren peningkatan yang signifikan.

Kepala Biro Perencanaan Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi mengatakan, optimisme tersebut muncul dari data kontribusi KUKM yang terus meningkat.

"Buktinya, kontribusi koperasi terhadap PDB telah meningkat menjadi 4,48 persen dari sebelumnya yang satu komaan," kata dia salam sebuah diskusi bertema Proyeksi Perekonomian 2019: Peluang dan Tantangan bagi KUKM, di Jakarta, Rabu (7/11).

Begitu juga dengan rasio kewirausahaan yang sudah berada di level 3,1 persen dari sebelumnya 1,65 persen.

Selain itu, pengembangan performa koperasi di Indonesia pun terus menunjukkan tren meningkat. Saat ini, sudah ada dua koperasi besar di Indonesia yang masuk jajaran 300 koperasi besar skala global. Yaitu, Koperasi Warga Semen Gresik dan Koperasi Kisel. "Masih banyak lagi koperasi besar lainnya di Indonesia yang bisa didorong masuk ke kelas global, seperti Koperasi Sidogiri, Kospin Jasa, dan sebagainya," ujarnya.

Dengan begitu, Zabadi meyakini bahwa pertumbuhan gerakan koperasi pada 2019 akan terus meningkat lagi. "Saya optimis kontribusi koperasi terhadap PDB akan menembus level 5 persen," ujarnya.

Menurut Zabadi, hal yang sama akan dialami pelaku UKM. Di mana dengan kemajuan teknologi akan mampu meningkatkan enterpreneur di Indonesia. "Akan semakin banyak generasi milenial memiliki usaha produktif dengan memanfaatkan gadget miliknya."

Di kesempatan serupa, Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto meyakini pelaku usaha mikro dan kecil akan mampu survive di tengah ketidakpastian ekonomi global. "Para UKM di Indonesia sudah banyak belajar dari krisis yang dialami negeri ini. Yaitu, krisis moneter 1998, 2003, 2005, 2008, 2017, hingga 2018. Mereka menjadi lebih tangguh dan responsif ketika krisis global melanda ke Indonesia", ujar Ryan.

Indikator lain yaitu pertumbuhan kredit perbankan saat ini sekitar 12,6 persen yang didominasi sektor pertanian, industri, dan perdagangan (usaha besar, menengah, dan kecil). Transaksi pembayaran sektor ritel juga terus meningkat signifikan. "Memang, ada pelambatan kredit perbankan di sektor UMKM. Tapi, saya meyakini itu hanya sementara dan akan kembali meningkat pada 2019," jelas Ryan.

Pelaku UKM Du'Anyam (social enterprise) Juan Firmansyah menyebutkan bahwa pelaku UKM di Indonesia harus mampu berpikir secara global. Terlebih lagi, perilaku konsumen saat ini sudah mengalamk perubahan dari konvensional menjadi online. "Kita harus mengembangkan website yang mendisplay seluruh produk kita hingga bisa dinikmati seluruh dunia," kata Juan.

Saat ini, Du'Anyam sudah mampu memproduksi 5.000 produk anyaman dengan memberdayakan kaum perempuan (ibu-ibu) di Flores.

Juan menjelaskan, saat ini produk anyaman Du'Anyam asal Flores (NTT) sudah menembus pasar AS, eropa, Jepang, Korea, Australia, Denmark, dan sebagainya. "Meski begitu, pasar domestik juga harus tetap kita jaga dan pertahankan. Kami ekspansi pasar hingga ke Papua, Kalimantan, dan Jatim. Pokoknya, kita harus lebih kreatif dalam mengembangkan pasar," pungkas Juan.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jumlah Koperasi Turun Drastis Selama 10 Tahun Pemerintahan Jokowi
Jumlah Koperasi Turun Drastis Selama 10 Tahun Pemerintahan Jokowi

Meskipun dari segi jumlah mengalami penurunan, namun dari segi permodalan koperasi mengalami peningkatan dari Rp200,66 triliun menjadi Rp254,17 triliun.

Baca Selengkapnya
Kemenkop UKM Kembangkan Model Bisnis Agregasi bagi Sektor Wastra dan Kriya
Kemenkop UKM Kembangkan Model Bisnis Agregasi bagi Sektor Wastra dan Kriya

Menteri Teten mengatakan, model bisnis agregasi turut menumbuhkan ekspor di sektor kriya.

Baca Selengkapnya
Rasio Wirausaha Indonesia Naik Jadi 3,35 Persen
Rasio Wirausaha Indonesia Naik Jadi 3,35 Persen

Pentingnya menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini, termasuk di kalangan pelajar.

Baca Selengkapnya
Ini Jumlah Pengusaha yang Pas Agar Indonesia Jadi Negara Maju
Ini Jumlah Pengusaha yang Pas Agar Indonesia Jadi Negara Maju

Pelaku wirausaha di Indonesia sudah harus matang dengan perencanaan bisnis yang akan dikembangkan.

Baca Selengkapnya
KemenKopUKM dan Kelompok Negara D-8 Jajaki Kerja sama Peningkatan Kapasitas UMKM
KemenKopUKM dan Kelompok Negara D-8 Jajaki Kerja sama Peningkatan Kapasitas UMKM

D-8mencakup delapan negara berkembang yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam yang berkeinginan mempererat kerja sama dalam pembangunan.

Baca Selengkapnya
BRI Berhasil Antar UMKM Temukan Ketangguhan Baru
BRI Berhasil Antar UMKM Temukan Ketangguhan Baru

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa semakin membaiknya perekonomian dan prospeknya ke depan juga ditunjukkan oleh Indeks bisnis UMKM.

Baca Selengkapnya
FOTO: Geliat UMKM Jadi Pilar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
FOTO: Geliat UMKM Jadi Pilar Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Peran UMKM sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha.

Baca Selengkapnya
Koperasi Sumber Kemakmuran Masyarakat Surabaya, Bisa Atasi Kemiskinan dan Pengangguran
Koperasi Sumber Kemakmuran Masyarakat Surabaya, Bisa Atasi Kemiskinan dan Pengangguran

Koperasi jadi salah satu sumber kemakmuran masyarakat Kota Surabaya. Keberadaannya bisa mengatasi kemiskinan dan pengangguran.

Baca Selengkapnya
Kupedes BRI Tumbuh Pesat, Pelaku Usaha Mikro Indonesia Terus Berkembang
Kupedes BRI Tumbuh Pesat, Pelaku Usaha Mikro Indonesia Terus Berkembang

Kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.

Baca Selengkapnya
Luar Biasa! Ekspor Hasil Produk UMKM Ini Tembus Rp23 Triliun
Luar Biasa! Ekspor Hasil Produk UMKM Ini Tembus Rp23 Triliun

Produk tersebut bahkan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.

Baca Selengkapnya
Menkop Teten Prediksi Jumlah UMKM Capai 83,3 Juta di 2034
Menkop Teten Prediksi Jumlah UMKM Capai 83,3 Juta di 2034

UMKM masih menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya
Peringatan Hari Koperasi Indonesia 12 Juli 2023, Berikut Tema dan Sejarahnya
Peringatan Hari Koperasi Indonesia 12 Juli 2023, Berikut Tema dan Sejarahnya

Peringatan Hari Koperasi Indonesia peringatan ini guna mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk senantiasa menghidupkan koperasi.

Baca Selengkapnya