Koperasi dan UKM Indonesia diyakini akan terus tumbuh, ini faktor pemicunya
Merdeka.com - Kinerja koperasi dan UKM (KUKM) Indonesia diprediksi akan terus meningkat di 2019 mendatang. Sebab, sepanjang empat tahun terakhir ini, KUKM terus mengalami tren peningkatan yang signifikan.
Kepala Biro Perencanaan Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi mengatakan, optimisme tersebut muncul dari data kontribusi KUKM yang terus meningkat.
"Buktinya, kontribusi koperasi terhadap PDB telah meningkat menjadi 4,48 persen dari sebelumnya yang satu komaan," kata dia salam sebuah diskusi bertema Proyeksi Perekonomian 2019: Peluang dan Tantangan bagi KUKM, di Jakarta, Rabu (7/11).
-
Bagaimana cara membangun koperasi di Indonesia? Setiap warga negara dapat mendirikan sebuah koperasi, baik perorangan maupun yang memiliki badan hukum. Pasalnya, modal usaha koperasi dapat dihasilkan dari seluruh anggota, sehingga beroperasinya usaha ini juga disesuaikan dengan kebutuhan bersama.
-
Kapan kongres pertama gerakan koperasi di Indonesia? Kemudian koperasi di Indonesia terus berkembang dan akhirnya pada 12 Juli 1947 pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan kongres untuk pertama kali di Tasikmalaya.
-
Bagaimana UMKK bisa menguasai kekuatan ekonomi Indonesia? Bergabung di Katalog Elektronik itu menguntungkan karena pasarnya sangat besar.
-
Bagaimana Kemenkop UKM membantu Koperasi Jahema Bonsai Sejahtera? KemenKopUKM akan terus memperkuat ekosistem usaha bonsai di Tanah Air dengan melakukan pendampingan, pembentukan, dan pengembangan koperasi, pengembangan bisnis model, menghubungkan dengan berbagai mitra dan market, serta pembiayaan untuk koperasi-koperasi potensial melalui LPDB-KUMKM.
-
Bagaimana Pabrik Kesono berkembang? Saat semakin berkembang, pabrik ini punya PLTA dari sungai yang tak jauh dari pabrik.
-
Apa tema peringatan Hari Koperasi Indonesia 2023? Tema Hari Koperasi Indonesia ke-76 tahun 2023 ini yaitu“Membangun Koperasi Berbasis Kearifan Lokal Menuju Ekonomi Gotong Royong yang Mandiri, Modern, dan Berdigital.“
Begitu juga dengan rasio kewirausahaan yang sudah berada di level 3,1 persen dari sebelumnya 1,65 persen.
Selain itu, pengembangan performa koperasi di Indonesia pun terus menunjukkan tren meningkat. Saat ini, sudah ada dua koperasi besar di Indonesia yang masuk jajaran 300 koperasi besar skala global. Yaitu, Koperasi Warga Semen Gresik dan Koperasi Kisel. "Masih banyak lagi koperasi besar lainnya di Indonesia yang bisa didorong masuk ke kelas global, seperti Koperasi Sidogiri, Kospin Jasa, dan sebagainya," ujarnya.
Dengan begitu, Zabadi meyakini bahwa pertumbuhan gerakan koperasi pada 2019 akan terus meningkat lagi. "Saya optimis kontribusi koperasi terhadap PDB akan menembus level 5 persen," ujarnya.
Menurut Zabadi, hal yang sama akan dialami pelaku UKM. Di mana dengan kemajuan teknologi akan mampu meningkatkan enterpreneur di Indonesia. "Akan semakin banyak generasi milenial memiliki usaha produktif dengan memanfaatkan gadget miliknya."
Dalam kesempatan serupa, Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto meyakini pelaku usaha mikro dan kecil akan mampu survive di tengah ketidakpastian ekonomi global. "Para UKM di Indonesia sudah banyak belajar dari krisis yang dialami negeri ini. Yaitu, krisis moneter 1998, 2003, 2005, 2008, 2017, hingga 2018. Mereka menjadi lebih tangguh dan responsif ketika krisis global melanda ke Indonesia", ujar Ryan.
Indikator lain yaitu pertumbuhan kredit perbankan saat ini sekitar 12,6 persen yang didominasi sektor pertanian, industri, dan perdagangan (usaha besar, menengah, dan kecil). Transaksi pembayaran sektor ritel juga terus meningkat signifikan. "Memang, ada pelambatan kredit perbankan di sektor UMKM. Tapi, saya meyakini itu hanya sementara dan akan kembali meningkat pada 2019," jelas Ryan.
Dalam kesempatan yang sama, pelaku UKM Du'Anyam (social enterprise) Juan Firmansyah menyebutkan bahwa pelaku UKM di Indonesia harus mampu berpikir secara global. Terlebih lagi, perilaku konsumen saat ini sudah mengalami perubahan dari konvensional menjadi online. "Kita harus mengembangkan website yang mendisplay seluruh produk kita hingga bisa dinikmati seluruh dunia," kata Juan.
Saat ini, Du'Anyam sudah mampu memproduksi 5.000 produk anyaman dengan memberdayakan kaum perempuan (ibu-ibu) di Flores.
Juan menjelaskan, saat ini produk anyaman Du'Anyam asal Flores (NTT) sudah menembus pasar AS, eropa, Jepang, Korea, Australia, Denmark, dan sebagainya. "Meski begitu, pasar domestik juga harus tetap kita jaga dan pertahankan. Kami ekspansi pasar hingga ke Papua, Kalimantan, dan Jatim. Pokoknya, kita harus lebih kreatif dalam mengembangkan pasar," pungkas Juan.
Kinerja koperasi dan UKM (KUKM) Indonesia diprediksi akan terus meningkat di 2019 mendatang. Sebab, sepanjang empat tahun terakhir ini, KUKM terus mengalami tren peningkatan yang signifikan.
Kepala Biro Perencanaan Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi mengatakan, optimisme tersebut muncul dari data kontribusi KUKM yang terus meningkat.
"Buktinya, kontribusi koperasi terhadap PDB telah meningkat menjadi 4,48 persen dari sebelumnya yang satu komaan," kata dia salam sebuah diskusi bertema Proyeksi Perekonomian 2019: Peluang dan Tantangan bagi KUKM, di Jakarta, Rabu (7/11).
Begitu juga dengan rasio kewirausahaan yang sudah berada di level 3,1 persen dari sebelumnya 1,65 persen.
Selain itu, pengembangan performa koperasi di Indonesia pun terus menunjukkan tren meningkat. Saat ini, sudah ada dua koperasi besar di Indonesia yang masuk jajaran 300 koperasi besar skala global. Yaitu, Koperasi Warga Semen Gresik dan Koperasi Kisel. "Masih banyak lagi koperasi besar lainnya di Indonesia yang bisa didorong masuk ke kelas global, seperti Koperasi Sidogiri, Kospin Jasa, dan sebagainya," ujarnya.
Dengan begitu, Zabadi meyakini bahwa pertumbuhan gerakan koperasi pada 2019 akan terus meningkat lagi. "Saya optimis kontribusi koperasi terhadap PDB akan menembus level 5 persen," ujarnya.
Menurut Zabadi, hal yang sama akan dialami pelaku UKM. Di mana dengan kemajuan teknologi akan mampu meningkatkan enterpreneur di Indonesia. "Akan semakin banyak generasi milenial memiliki usaha produktif dengan memanfaatkan gadget miliknya."
Di kesempatan serupa, Chief Economist Bank BNI Ryan Kiryanto meyakini pelaku usaha mikro dan kecil akan mampu survive di tengah ketidakpastian ekonomi global. "Para UKM di Indonesia sudah banyak belajar dari krisis yang dialami negeri ini. Yaitu, krisis moneter 1998, 2003, 2005, 2008, 2017, hingga 2018. Mereka menjadi lebih tangguh dan responsif ketika krisis global melanda ke Indonesia", ujar Ryan.
Indikator lain yaitu pertumbuhan kredit perbankan saat ini sekitar 12,6 persen yang didominasi sektor pertanian, industri, dan perdagangan (usaha besar, menengah, dan kecil). Transaksi pembayaran sektor ritel juga terus meningkat signifikan. "Memang, ada pelambatan kredit perbankan di sektor UMKM. Tapi, saya meyakini itu hanya sementara dan akan kembali meningkat pada 2019," jelas Ryan.
Pelaku UKM Du'Anyam (social enterprise) Juan Firmansyah menyebutkan bahwa pelaku UKM di Indonesia harus mampu berpikir secara global. Terlebih lagi, perilaku konsumen saat ini sudah mengalamk perubahan dari konvensional menjadi online. "Kita harus mengembangkan website yang mendisplay seluruh produk kita hingga bisa dinikmati seluruh dunia," kata Juan.
Saat ini, Du'Anyam sudah mampu memproduksi 5.000 produk anyaman dengan memberdayakan kaum perempuan (ibu-ibu) di Flores.
Juan menjelaskan, saat ini produk anyaman Du'Anyam asal Flores (NTT) sudah menembus pasar AS, eropa, Jepang, Korea, Australia, Denmark, dan sebagainya. "Meski begitu, pasar domestik juga harus tetap kita jaga dan pertahankan. Kami ekspansi pasar hingga ke Papua, Kalimantan, dan Jatim. Pokoknya, kita harus lebih kreatif dalam mengembangkan pasar," pungkas Juan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun dari segi jumlah mengalami penurunan, namun dari segi permodalan koperasi mengalami peningkatan dari Rp200,66 triliun menjadi Rp254,17 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri Teten mengatakan, model bisnis agregasi turut menumbuhkan ekspor di sektor kriya.
Baca SelengkapnyaPentingnya menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini, termasuk di kalangan pelajar.
Baca SelengkapnyaPelaku wirausaha di Indonesia sudah harus matang dengan perencanaan bisnis yang akan dikembangkan.
Baca SelengkapnyaD-8mencakup delapan negara berkembang yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam yang berkeinginan mempererat kerja sama dalam pembangunan.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa semakin membaiknya perekonomian dan prospeknya ke depan juga ditunjukkan oleh Indeks bisnis UMKM.
Baca SelengkapnyaPeran UMKM sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha.
Baca SelengkapnyaKoperasi jadi salah satu sumber kemakmuran masyarakat Kota Surabaya. Keberadaannya bisa mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
Baca SelengkapnyaKinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.
Baca SelengkapnyaProduk tersebut bahkan telah menembus pasar internasional di lebih dari 100 negara.
Baca SelengkapnyaUMKM masih menjadi salah satu penggerak ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeringatan Hari Koperasi Indonesia peringatan ini guna mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk senantiasa menghidupkan koperasi.
Baca Selengkapnya