Langkah Pertamina Tekan Defisit Migas Dinilai Positif
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, keberhasilan Pertamina menurunkan impor migas pada periode Januari-Mei 2019 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebagai sebuah langkah yang positif.
"Berkurangnya nilai impor periode Jan-Mei 2019 (YoY) 2018 sangat bagus sekali. Karena dengan pengurangan impor ini bisa mengurangi CAD pemerintah," kata seperti dikutip dari Antara.
Menurut dia, penurunan impor migas itu tak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan BUMN tersebut, termasuk di antaranya, dalam memaksimalkan kinerja kilang.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Bagaimana Pertamina menurunkan emisi karbon? Langkah tersebut menurut Nicke, sudah sesuai dari aspek lingkungan karena dapat menurunkan karbon emisi dan juga dapat menurunkan impor gasoline.
-
Bagaimana Pertamina kurangi emisi kapal? Strategi kedua adalah peremajaan armada sesuai ketentuan The International Convention for the Prevention of Pollution from Ships (MARPOL) dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2014 tentang Penghentian Operasi Kapal Lambung.
-
Bagaimana Pertamina mencapai efisiensi biaya? Sepanjang tahun 2023 sebanyak 301 program Cost Optimization dijalankan mulai dari strategi finansial maupun operasional.
-
Bagaimana Pertamina mengurangi emisi gas rumah kaca? Inovasi dan program transisi energi tersebut membawa Pertamina berhasil mengurangi emisi gas rumah kaca 31 persen sejak tahun 2010 hingga 2022.
-
Pertamina tekan emisi dengan cara apa? Upaya yang dilakukan untuk pencegahan efek rumah kaca atau GHG antara lain; pemanfaatan biofuel untuk kapal-kapal PIS di mana 50% kapal yang dioperasikan sudah memanfaatkan Bio Fuel, pengoperasian kapal-kapal berteknologi dual fuel seperti Very Large Gas Carrier (VLGC) yang lebih ramah lingkungan, instalasi peralatan energy saving device di kapal-kapal, pemasangan solar panel, efisiensi operasional, serta upaya lainnya yang sesuai dan memenuhi sertifikasi Energy Efficiency Existing Ship Index (EEXI) dan Carbon Intensity Indicator (CII).
"Berfungsinya kilang-kilang minyak Pertamina menjadi salah satu faktornya karena bisa dimaksimalkan untuk melakukan pengolahan produk minyak mentah. Sebagaimana kita ketahui, harga impor produk lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga crude oil," katanya.
Faktor lain yang juga berpengaruh dalam menurunkan impor migas, lanjutnya, adalah program biosolar, yaitu B20 dan B30. Program ini jelas mengurangi impor solar, karena ada pencampuran dengan sawit.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), lanjutnya, jika dibandingkan tahun ke tahun atau year on year (YoY) periode Januari-Mei 2019 dengan 2018, terjadi penurunan impor sebesar 24 persen , dari 9,6 miliar dolar AS menjadi 7,3 miliar dolar AS untuk minyak mentah, product, dan LPG .
Khusus untuk impor minyak mentah pada 2019 senilai 2,2 miliar dolar AS, sementara tahun sebelumnya 4,3 miliar dolar AS atau turun sebesar 49 persen.
"Dengan penurunan ini saya melihat bahwa program yang digulirkan oleh pemerintah seperti B20 sudah cukup berhasil," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Menurut Mamit, program B20 memang bisa mengurangi impor, terutama solar. Bahkan, lanjut dia, program tersebut membuat Pertamina sekarang surplus solar. "Makanya, Pertamina sekarang juga tak perlu lagi mengimpor solar," katanya.
Hal lain yang juga berpengaruh adalah pembelian minyak mentah dari 37 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) oleh Pertamina yang mencapai 116,9 ribu BPH.
Pembelian crude oil dari 37 KKKS tersebut sesuai dengan Permen ESDM No 42/2018 tentang Prioritas Pemanfaatan Minyak dan Gas Bumi Untuk Pemenuhan Kebutuhan Dalam Negeri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Pertamina tak lepas dari hasil produksi lapangan minyak (wilayah kerja/WK) seperti Blok Rokan, Blok Mahakam, dan wilayah kerja lainnya.
Baca SelengkapnyaPertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060
Baca SelengkapnyaPertamina telah melakukan transformasi bisnis yang berkelanjutan dan digitalisasi.
Baca SelengkapnyaMeski Pertamina hanya menguasai 30 persen blok migas nasional, namun mampu menyumbang 68 persen migas nasional.
Baca SelengkapnyaBahlil tidak mempermasalahkan apakah BUMN atau swasta yang mengelola, selama itu masih perusahaan nasional .
Baca SelengkapnyaKomisi VI DPR RI memberikan apresiasi atas kinerja positif Pertamina sepanjang 2023.
Baca SelengkapnyaPertamina Beberkan 3 agenda penting wujudkan transisi energi.
Baca SelengkapnyaSeiring kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai USD 3 miliar.
Baca SelengkapnyaLaba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Baca SelengkapnyaBegini strategi Pertamina Hulu Mahakam untuk meningkatkan produksi minyak dan gas.
Baca SelengkapnyaPHE diharapkan bisa terus meningkatkan kinerja positif sehingga kontribusi terhadap perekonomian nasional akan semakin tinggi.
Baca Selengkapnya