Masyarakat Kini Lebih Suka Belanja Offline, Ada Apa?
Merdeka.com - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Bali menyebut bahwa masa libur Lebaran berpotensi mengalihkan pola belanja konsumen di Pulau Dewata dari dalam jaringan (daring/online) menjadi luar jaringan (luring/offline) di pusat perbelanjaan.
"Sekarang konsumen lebih sadar terhadap harga untuk barang sehari-hari. Mereka selektif berbelanja," kata Ketua Aprindo Bali, Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra dikutip dari Antara Denpasar, Bali, Jumat (21/4).
Selain karena selektif dalam berbelanja, peralihan juga disebabkan karena pandemi Covid-19 yang mulai melandai sehingga pembatasan yang sebelumnya diterapkan, kini sudah melonggar. Sehingga, kata dia, mendorong konsumen untuk berbelanja di pusat perbelanjaan atau belanja luring.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa orang masih belanja di masa sulit? Fenomena ini dikenal dalam ilmu ekonomi sebagai Lipstick Effect. Lipstick Effect merujuk pada kecenderungan masyarakat untuk tetap membeli barang-barang yang dianggap mewah meskipun di tengah kondisi ekonomi yang mencekik.
-
Kenapa bisnis online shop berkembang pesat? Melansir laman CIMB Niaga, usaha online shop kian menjamur di berbagai wilayah usai pandemi covid-19. Tidak hanya barang yang diperlukan saja, bahkan kebutuhan sehari-hari, seperti obat, frozen food, dan sayur, sudah dibeli secara online.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak dari kebijakan Kemendag di Pasar Tanah Abang? Kebijakan Kementerian Perdagangan memberi dampak signifikan bagi para pedagang fisik seperti di Tanah Abang ini. 'Selain laris, yang berbelanja sudah mulai ramai. Pembeli memang belum pulih seperti dulu, tetapi wajah penjual sudah mulai tersenyum. Kalau ditanya apakah sudah ada yang belanja, sebagian besar bilang sudah,'
-
Apa alasan pembukaan bioskop di masa pandemi? Alasan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, membuka kembali bioskop adalah untuk menggiatkan kembali ekonomi di bidang industri perfilman yang mati suri.
"Pandemi melandai, jadi orang cenderung belanja keluar apalagi kanal belanja daring mulai kurangi 'bakar uang' dan bahkan harga di belanja daring harganya hampir sama dengan di luring," imbuhnya.
Kemudian, sejumlah promo dan diskon yang ditawarkan pelaku usaha dan pusat perbelanjaan juga mendorong konsumen berbelanja secara luring.
Beberapa waktu lalu beredar viral di media sosial yang menampilkan para kurir kewalahan melayani paket belanja daring menjelang libur Lebaran. Kondisi itu juga diperkirakan mengalihkan belanja masyarakat secara luring.
Sementara itu, di Bali terdapat 27 anggota Aprindo Bali yang merupakan perusahaan ritel dengan jumlah gerai mencapai ribuan termasuk toko modern.
Adapun sebagian besar perusahaan ritel itu bergerak di sektor kebutuhan makan dan minum, fesyen dan perlengkapan rumah tangga.
Libur Lebaran tahun ini kinerja perdagangan ritel diperkirakan naik hingga sekitar 20 persen.
Senada dengan Aprindo Bali, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Bali Gita Sunarwulan memproyeksi tingkat kunjungan di mal mencapai lebih dari 50 persen saat libur Lebaran.
Salah satu penyebabnya karena pusat perbelanjaan menawarkan diskon menarik hingga 70 persen. Ada pun anggota APPBI Bali mencapai 14 pusat perbelanjaan atau mal, dari total sebanyak 16 pusat belanja di Pulau Dewata.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaRiset itu menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Baca SelengkapnyaSepinya pengunjung Pasar Tanah Abang membuat omzet para pedagang terus ambruk.
Baca SelengkapnyaSetelah TikTok Shop resmi ditutup pekan lalu, sejumlah pengunjung mulai berlalu-lalang di kawasan Pasar Tanah Abang yang sebelumnya dikabarkan sepi.
Baca SelengkapnyaMasih banyak masyarakat yang lebih senang belanja offline dibanding belanja online.
Baca SelengkapnyaNama Pasar Gembrong sangat familiar bagi warga Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaKawasan yang dulu ramai dan menjadi tempat favorit warga DKI Jakarta untuk belanja kini terlihat sepi.
Baca SelengkapnyaPedagang mainan di Pasar Gembrong Jakarta, Kamis (27/6/2024) mengalami sepi pembeli di tengah liburan sekolah.
Baca SelengkapnyaKemudahan transaksi digital juga mempengaruhi kebiasaan belanja generasi Z ini.
Baca SelengkapnyaAda perbedaan signifikan pada kelompok kelas menengah yang berbelanja menjadi lebih sedikit.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaStrategi omnichannel merupakan langkah yang harus diadopsi para peritel di Tanah Air demi beradaptasi dengan tren bisnis, mengikuti pola konsumsi masyarakat.
Baca Selengkapnya