Mayoritas UMKM RI Masih Berada di Kelas Mikro
Merdeka.com - UMKM merupakan sektor yang amat berperan penting bagi perekonomian Indonesia, sebab sektor ini berkontribusi sebesar 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, 64 juta pelaku UMKM ini juga mampu menyerap 97 persen tenaga kerja Indonesia.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, di era digital saat ini, UMKM memiliki banyak tantangan untuk berkembang dan berdaya saing. Tantangan digitalisasi UMKM meliputi infrastruktur, literasi digital serta kapasitas dan kualitas produksi.
"Untuk mengembangkan ekosistem UMKM perlu adanya sinergitas dari berbagai pihak. Ekosistem UMKM yang tangguh yaitu ekosistem yang terhubung dari hulu ke hilir, adanya akses pembiayaan, offtaker, menggunakan teknologi sehingga memiliki bargaining position yang kuat," ujar Teten di Jakarta, Jumat (10/6).
-
Apa kontribusi besar UMKM terhadap ekonomi nasional? Jadi kalau melihat data ini UMKM kita ini sumbangsinya terhadap ekonomi nasional kita sangat besar. Bayangkan 97 persen tenaga kerja ini di-supply dari UMKM kita,' ucapnya.
-
Kenapa UMKM penting untuk pertumbuhan ekonomi? UMKM seperti IniTempe yang digagas oleh Benny memang penting untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Tak tanggung-tanggung, UMKM memberikan sumbangan 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
-
Apa yang menjadi contoh pentingnya peran UMKK bagi perekonomian? Waktu tahun 2020 kemarin Covid, ekonomi kita turun. Tapi pulihnya cepat, 2021 naik hingga saat ini. Kalau kekuatan ekonomi itu ada di UMKK, maka kekuatan ekonomi nasional kita akan semakin kuat,' papar Hendi di hadapan ratusan pelaku UMKK.
-
Mengapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Kenapa UMKM di Bontang penting untuk perekonomian nasional? Pengembangan UMKM menjadi sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian nasional, mengingat kegiatan usahanya mencakup hampir semua lapangan usaha sehingga kontribusi UMKM menjad isangat besar bagi peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.
Selain itu, untuk memperkuat ekosistem tersebut perlu percepatan transformasi UMKM yang dilakukan melalui pendekatan holistik mulai dari hulu, supply, proses, hingga hilir atau demand.
Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto S Ginting menuturkan, tantangan lainnya di sektor UMKM adalah sebagian besar UMKM masih berada di kelas mikro. Sehingga mereka perlu naik kelas agar kontribusinya terhadap ekonomi dan kesejahteraan semakin meningkat.
"Nah inilah yang menjadi tantangan kita bersama hingga memang seluruh pihak bersama-sama mengembangkan UMKM agar UMKM yang struktur besarnya di kelas mikro bisa naik kelas," katanya.
Kementerian BUMN juga turut dalam pengembangan UMKM dan sudah mulai dengan beberapa aksi dan program yang dilakukan di antaranya program pelatihan UMKM naik kelas untuk meningkatkan keterampilan, kapasitas dari UMKM.
"Dan juga kami sudah memiliki jaringan melalui rumah BUMN di 34 provinsi yang bisa dimanfaatkan UMKM yang ingin naik kelas, modern, go digital dan menuju tahapan go ekspor," jelasnya.
BUMN Dukung Penyediaan Modal
Pada September 2021, pemerintah juga sudah meluncurkan Holding Ultra Mikro di mana sudah diintegrasikannya BUMN yang melayani UMKM mikro seperti BRI, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
"Ke depan melalui Holding Ultra Mikro, para usaha kecil bisa mendapat akses pembiayaan dan layanan keuangan lebih luas lagi. Saat ini tercatat pada kuartal I-2022 sudah sekitar Rp483,5 triliun kredit UMKM yang disalurkan di mana 75 persennya merupakan KUR," jelasnya.
Bak gayung bersambut, para BUMN, perusahaan swasta, dan komunitas pelaku usaha juga menyadari peran besar UMKM dan mendukung sinergitas untuk memajukan UMKM di Indonesia. Misalnya, PNM yang memberikan akses pembiayaan dan pendampingan usaha bagi UKMK mikro yang tidak tersentuh layanan perbankan (unbankable).
Direktur Operasional PMN Sunar Basuki mengungkapkan, sejumlah pendampingan usaha diberikan PNM cukup lengkap seperti pembentukan mental usaha, penerapan teknologi tepat guna, studi banding, pameran usaha, klasterisasi dan banyak pelatihan produktif lainnya.
"Inilah peran PNM yang selama ini kita lakukan untuk memberikan pemberdayaan kepada mereka yang tidak bankable namun mereka punya semangat tinggi untuk berusaha. PNM hadir sebagai solusi pembiayaan ultra mikro yang belum bisa mengakses produk perbankan. penyaluran pembiayaan nasabah Mekaar kami hingga Mei 2022 sekitar Rp 127 triliun yang disalurkan kepada 11,7 jt nasabah," paparnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
UMKM menjadi penyokong utama dalam struktur ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaUMKM diharapkan dapat berkiprah di pasar digital walaupun hal tersebut bukanlah hal yang mudah.
Baca Selengkapnya99,62 Pelaku Usaha di Indonesia Ternyata Hanya Pengusaha Mikro, Apa Solusi Pemerintah?
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya agar UMKM lokal bisa menembus pasar global.
Baca SelengkapnyaZulkifli Hasan memastikan pemerintah tidak membual untuk memajukan UMKM.
Baca SelengkapnyaDi tahun 2021, jumlah pelaku UMKM mengalami penurunan menjadi 64,2 juta.
Baca SelengkapnyaKemenperin mencatat industri tersebut mencakup 99,7 persen dari total unit usaha industri di Indonesia, menyerap 12,37 juta tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaKinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.
Baca SelengkapnyaDirektur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa semakin membaiknya perekonomian dan prospeknya ke depan juga ditunjukkan oleh Indeks bisnis UMKM.
Baca SelengkapnyaPeran UMKM sangat besar bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, dengan jumlahnya mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha.
Baca SelengkapnyaBKPM mencatatkan kesepakatan sebesar Rp3,9 triliun dari 579 kemitraan antara Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan pelaku Usaha Besar.
Baca Selengkapnya