Menaker: Sinergi pesantren, pemerintah, dan industri perlu diperkuat
Merdeka.com - Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri melakukan kunjungannya ke Pondok Pesantern Al-Istiqomah, Kebondanas, Subang, Jawa Barat, Rabu (17/5) kemarin. Di sana Hanif menerangkan pentingnya membuka kesadaran banyak pihak bahwa pesantren memiliki kemampuan mencetak manusia yang berkarakter.
"Saya ingin mendorong agar diperkuat sinergi pendidikan pondok pesantren dengan pemerintah dan industri makin dikuatkan. Kewajiban pemerintah memfasilitasi peningkatan kompetensi angkatan kerja dan kebutuhan industri terhadap sumber daya manusia yang mumpuni, saya yakin bisa dijembatani oleh pesantren", jelasnya.
Hanif mengatakan, di pesantren, anak-anak bukan hanya belajar, tetapi juga dididik karakternya, dan karakter yang kuat sangatlah penting, terutama di era persaingan saat ini.
-
Apa yang lebih penting dari sekadar belajar di sekolah? Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Namun, juga soal memperluas pengetahuan juga menyerap ilmu kehidupan
-
Bagaimana karakter anak terbentuk? Kelima ciri ini mulai membentuk kepribadian anak pada masa pra-remaja, dan kombinasi dari ciri-ciri ini yang akhirnya membentuk kepribadian anak.
-
Bagaimana agar anak betah di pesantren? Salah satunya dengan memanjatkan doa ampun agar anak betah di pondok pesantren berikut ini.
-
Kata motivasi santri apa yang menekankan pentingnya belajar? “Belajar itu memang melelahkan namun lebih lelah nanti jikalau kamu saat ini tidak belajar.“
-
Apa yang menjadi ciri penting dari kecerdasan anak? Daya ingat yang baik merupakan salah satu tanda penting dari kecerdasan anak, karena memori yang kuat mendukung proses belajar dan penyimpanan informasi baru, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah.
-
Mengapa akhlak penting dipelajari? Maka dari itu, penting untuk mempelajari akhlak yang baik sejak dini.
"Keterampilan bukanlah satu-satunya bekal bagi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar mampu bersaing dengan bangsa lain di era kompetisi saat lain. Di samping keterampilan, SDM Indonesia juga harus memiliki karakter yang kuat," terangnya.
Hanif juga meminta pondok pesantren mampu membekali alumninya dengan keterampilan. Sebab, manusia kompetitif saat ini harus memiliki soft skill yang meliputi karakter, budi pekerti, etos kerja dan sebagainya, serta hard skill yang mencakup keterampilan dan sertifikasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
"Pemerintah juga ikut melengkapi apa yang dilakukan pesantren dengan mendorong agar alumni-alumni pesantren ini memiliki keterampilan dan kompetensi," jelas Menaker.
Menaker memaparkan, saat ini pemerintah memiliki skema pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) dan program pemagangan untuk meningkatkan keterampilan SDM Indonesia. Ke depan, pelatihan kerja dan pemagangan diharapkan juga diakses oleh pondok pesantren guna membekali santri maupun alumninya.
"Kemnaker punya program Balai Latihan Kerja dan pemagangan baik di dalam maupun di luar negeri yang bisa dimanfaatkan para santri pesantren," paparnya.
Hanif pun mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian pondok pesantren.
"Maka pesantren sebagai salah satu pusat pendidikan karakter ini perlu kita untuk kita jaga bersama. Karena nantinya di pasar kerja, anak-anak yang memiliki karakter justru lebih dipilih," terangnya. (mdk/ibs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, pesantren juga mendapatkan perhatian lebih dari negara dengan disahkannya Undang-Undang Pesantren di tahun 2019 lalu.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut, pemerintah bertekad untuk memajukan pondok-pondok pesantren
Baca SelengkapnyaMuhajir yakin para santri sudah memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik. Namun hal tersebut tak cukup untuk bisa menjadi pemimpin di masa depan.
Baca SelengkapnyaPesantren harus memberikan pengajaran kepada para santri tentang bidang ilmu pengetahuan umum lainnya
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf mengingatkan pesantren merupakan tempat untuk mencetak seseorang menjadi berakhlak mulia.
Baca SelengkapnyaGibran Rakabuming Raka mengajak Ibu Nyai untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia santri.
Baca SelengkapnyaMP3I sebagai wadah para Kiai dan Bu Nyai pengasuh pondok pesantren di seluruh Indonesia
Baca SelengkapnyaRasio kewirausahaan nasional Indonesia saat ini tercatat berada di angka 3,47 persen dan ditargetkan setidaknya mencapai 12 persen pada 2045.
Baca SelengkapnyaSelain kasus kekerasan, kasus-kasus intoleransi di institusi pendidikan harus menjadi perhatian semua pihak.
Baca SelengkapnyaSantri di era modern dan digitalisasi seperti saat ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikira maupun tenaga,
Baca Selengkapnya