Mendagri Minta Rakyat Setop Makan Nasi Karena Diabetes, YLKI Minta Pemerintah Jujur Stok Beras Tipis
Tulus menduga ajakan untuk meninggalkan konsumsi beras juga karena menipisnya stok beras dalam negeri.
Tulus menduga ajakan untuk meninggalkan konsumsi beras juga karena menipisnya stok beras dalam negeri.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menuai sorotan setelah mengajak masyarakat mengonsumsi sumber karbohidrat selain beras. Menurutnya beras bisa jadi sumber penyakit diabetes lantaran mengandung kadar gula yang tinggi.
Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menilai ajakan Tito tersebut sebagai bentuk ketidakmampuan pemerintah untuk mengamankan pasokan beras.
Sehingga, harga sumber pangan kaya karbohidrat tersebut mengalami kenaikan tajam.
"Ini pernyataan absurd yang menggelikan, atas ketidamampuan pemerintah menurunkan harga beras yang saat ini melambung," ujar Tulus kepada Merdeka.com di Jakarta, Kamis (5/10).
merdeka.com
"Pernyataan itu juga sebenarnya merupakan lonceng bahwa stok beras memang menipis. Pemerintah harus jujur dan transparan terkait hal ini," ungkap Tulus.
Tak, heran beras masih menjadi sumber pangan favorit masyarakat.
"Beras yang jelas merupakan sumber enargi," tegasnya.
Sebaliknya, Tulus menyebut minuman berpemanis merupakan sumber utama dari penyakit diabetes.
Mengingat, kandungan gula yang jauh lebih tinggi dibandingkan beras.
"Dampak minuman berpemanis jauh lebih mengerikan bagi diabetes, daripada beras yang jelas merupakan sumber energi, bahan pangan, lah minuman berpemanis," ucap Tulus.
Oleh karena itu, kampanye untuk mengurangi konsumsi minuman berpemanis dinilai jauh lebih mendesak ketimbang mengonsumsi beras.
Menyusul, kian tingginya minat generasi muda untuk mengonsumsi minuman kaya akan kandungan gula tersebut.
"Terhadap minuman berpemanis dalam kemasan yang risikonya jauh lebih tinggi daripada beras, kenapa Mendagri tak bilang ayo kurangi atau tinggalkan minuman berpemanis agar terhindar dari diabetes," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengajak masyarakat untuk beralih ke sumber pangan karbohidrat selain beras atau diversifikasi pangan. Hal ini merespon kenaikan harga beras seiring menipisnya stok akibat El Nino.
"Tolong ditekankan betul, diversifikasi pangan, jadi tidak hanya mengandalkan beras sebagai makanan pokok," ujar kepada awak media di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (3/10).
Mendagri mengatakan terdapat sumber pangan kaya akan karbohidrat selain beras. Ini karena beras mengandung banyak gula yang dapat menyebabkan penyakit diabetes jika dikonsumsi berlebih.
Sebaliknya, sumber pangan karbohidrat selain beras seperti sagu, ketela, jagung, sorgum justru memiliki kandungan lebih rendah gula dibandingkan beras. Selain itu, sumber pangan kaya karbohidrat tersebut juga banyak tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Hal ini merespon kenaikan harga beras seiring menipisnya stok akibat El Nino.
Baca SelengkapnyaPada penderita diabetes, konsumsi nasi putih perlu sangat diperhatikan.
Baca SelengkapnyaGaya hidup tidak sehat yang kita miliki bisa menjadi pemicu munculnya diabetes. Hal ini termasuk kebiasaan begadang dan makan tidak teratur.
Baca SelengkapnyaBeragam manfaat tahu bagi kesehatan yang ternyata cukup banyak. Bisa turunkan risiko diabetes hingga lindungi ginjal.
Baca SelengkapnyaMakanan yang kita konsumsi sehari-hari sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita, terutama jika kita memiliki risiko tinggi terkena diabetes.
Baca SelengkapnyaUmumnya pasien diabetes harus sebisa mungkin mengurangi makanan manis di sekitar mereka. Oleh karena itu apakah mereka masih boleh mengonsumsi gula pasir?
Baca SelengkapnyaMenjaga makanan dan mengurangi konsumsi gula menjadi kewajiban bagi penderita diabetes. 10 makanan berikut aman dikonsumsi dan bisa menjaga kadar gula darah.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com akan menjelaskan 7 manfaat bersepeda setiap hari yang baik untuk kesehatan Anda.
Baca SelengkapnyaBudiono Sutikno tengah berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Hal ini lantaran dirinya mengidap diabetes dan beberapa penyakit lainnya.
Baca Selengkapnya