Menteri Perdagangan Budi Santoso Lepas Ekspor Baja 1.200 Ton ke New Zealand
Ekspor baja ini dikirimkan dari pabrik GPR di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi menuju Selandia Baru.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso (Busan) melepas ekspor produk baja welded beam sebesar 1.200 metrik ton milik PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP). Ekspor baja ini dikirimkan dari pabrik GPR di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi menuju Selandia Baru.
Mendag Busan menyampaikan, total nilai ekspor baja yang dilepas GPR ke Selandia Baru mencapai USD 1,5 juta, atau setara Rp 24,45 miliar (kurs Rp 16.300 per dolar AS).
"Ekspor ke New Zealand ini USD 1,5 juta. Sementara ekspor kita ke New Zealand itu USD 10,9 juta. Jadi GRP sudah memberikan kontribusi USD 1,5 juta," ujar Mendag dalam acara pelepasan ekspor produk baja welded beam GRP di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Rabu (15/1).
Menurut pemaparannya, permintaan dunia untuk produk baja Indonesia konsisten tumbuh positif selama 5 tahun terakhir, sebesar 9,13 persen. Adapun total permintaan pasar global untuk produk baja mencapai USD 866 miliar.
Saat ini, kata Mendag, Indonesia masih menjadi eksportir baja nomor 7 terbesar di dunia. Namun, rupanya kebutuhan produk baja di dalam negeri masih belum mencukupi, sehingga masih membutuhkan suplai impor.
"Di dalam negeri kita masih butuh 4 juta ton. Ya makanya kita juga masih impor, masih impor baja. Tapi kita kalau ada pasar besar untuk ekspor, ya kita tetap ekspor," ungkap dia.
Pada kesempatan sama, Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Tbk (GPR) Fedaus mengutarakan, produk baja welded beam milik perusahaannya telah mendapat sertifikasi Environmental Product Declaration (EPD), dan dipakai untuk green building di New Zeland dan Australia.
Untuk ekspor kali ini, GPR akan mengirimkan produk baja ke Selandia Baru secara bertahap, dengan total nilai USD 1,5 juta. Jika dihitung selama 3 tahun terakhir, perseroan telah membukukan total nilai ekspor mencapai USD 87 juta atau setara Rp 1,4 triliun (kurs Rp 16.300 per dolar AS).
"Ekspor yang kami kirimkan ini bertahap, dari Desember 2024 sampai Maret 2025. Dengan nilai total mencapai USD 1,5 juta," kata Fedaus.
"Tahun lalu, GRP berhasil membukukan nilai ekspor sebesar USD 20 juta. Selama 3 tahun berturut-turut, akumulasi ekspor kita mencapai hampir USD 87 juta," dia membeberkan.