Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Meski Dibuang Banyak Negara, Dolar AS Diprediksi Masih Jadi Mata Uang Acuan Global

Meski Dibuang Banyak Negara, Dolar AS Diprediksi Masih Jadi Mata Uang Acuan Global dolar AS. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Dominasi dollar terus menurun, seiring sejumlah negara yang melarang penggunaan dollar sebagai alat transaksi. Namun, peran dollar diprediksi masih belum akan tergantikan dengan mata uang mana pun.

"Peran dollar masih cukup signifikan di masa mendatang, meskipun beberapa negara dan blok dagang mulai meninggalkan dollar sebagai alat pembayaran ekspor impor," ujar Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action, Ronny P Sasmita, kepada merdeka.com, Kamis (18/5).

Ronny mengatakan, efek langkah sejumlah negara meninggalkan dollar yaitu dominasi dollar sebagai alat pembayaran akan berkurang. Akan tetapi, peran dollar sebagai "unit of account" dan "store of value" masih akan terus berjalan. Alasannya, dollar masih akan digunakan di banyak lokasi sebagai alat satuan hitung dan sebagai instrumen lindung nilai.

Negara dan pelaku usaha juga masih akan menerbitkan surat utang, obligasi, dan sejenisnya dalam bentuk dollar, karena volume dan likuiditas dollar yang masih sangat banyak di dunia.

Surat utang pemerintah Amerika juga tetap menjadi instrumen investasi dan lindung nilai bagi pelaku usaha dan negara-negara, karena masih dianggap sebagai salah satu instrumen paling aman dan paling likuid.

"Apalagi, sampai hari ini, belum terlihat pengganti mata uang global selain dollar. Euro masih terbatas peredaranya, sementara yuan masih terkendala dengan keterbatasan likuiditas karena kebijakan capital controll oleh PBOC (People's Bank of China)," jelasnya.

Kondisi saat ini menurut Ronny dapat disimpulkan, terjadi pengurangan dominasi dollar, dan penambahan peran mata uang lain, terutama yuan, karena peran China sebagai negara eksportir semakin membesar.

Dengan bertambahnya peran yuan di transaksi global, akan memudahkan China meminta negara-negara mitra dagangnya untuk bertransaksi dalam mata uang lokal. Sebagai contoh, Indonesia dapat membayar impor dari China memakai rupiah, sementara China membayar impor dari Indonesia memakai yuan.

Jika dominasi dollar menurun, maka komoditas yang terpengaruh adalah komoditas yang memiliki peran sebagai safe haven alias instrumen investasi aman yang bisa menggantikan dollar, seperti emas dan mata uang negara yang memiliki stabilitas nilai baik, seperti swiss franc dan yen.

Sementara bagi Indonesia, mengganti dollar dengan mata uang lokal cukup membantu untuk memastikan kepastian impor dari China. "Karena tidak harus pusing memikirkan jumlah devisa dollar yang kita punya untuk tetap bisa mengimpor dari China, karena bisa membayarnya memakai rupiah," tutupnya.

Berikut daftar negara yang sepakat untuk mengurangi ketergantungan penggunaan dollar;

1. Negara ASEAN

Negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), termasuk Indonesia telah bertindak nyata untuk mengurangi ketergantungan terhadap dollar.

Bank Indonesia (BI), sejak tahun lalu telah menjalin kerja sama dengan sejumlah negara untuk menggunakan mata uang lokal dalam setiap transaksinya. Kini Indonesia tidak menggunakan dollar Amerika Serikat untuk bertransaksi dengan Australia, Jepang, China, Thailand, dan Malaysia.

2. BRICS

BRICS merupakan akronim dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Asosiasi ini pertama kali dicetuskan oleh Goldman Sachs pada tahun 2001.

Negara aliansi BRICS dikabarkan akan meninggalkan dolar AS dalam setiap transaksinya. Mereka adalah Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. Dikabarkan negara anggota BRICS sepakat untuk menciptakan alat pembayaran baru pengganti mata uang Dolar AS.

Mata uang pengganti USD ini nantinya akan diamankan dengan emas dan komoditas lain. Pembahasan mata uang ini pun muncul atas inisiasi Rusia. Hal ini terungkap oleh anggota parlemen Rusia Alexander Babakov saat bertandang ke India beberapa waktu lalu.

"Negara-negara BRICS akan mempresentasikan perkembangan persiapan mata uang baru pada pertemuan puncak para pemimpin BRICS tahun ini," ungkapnya di sela-sela Forum Bisnis India-Rusia di New Delhi.

3. Arab Saudi

Arab Saudi juga terpancing terhadap gerakan dedolarisasi. Dikabarkan Petro Dolar akan berganti menjadi Petro Yuan. Rencana ini kian menguat seiring bertambah mesranya hubungan Arab Saudi bersama China.

Presiden China Xi Jinping tahun lalu telah memproklamirkan awal dari era Petro Yuan di Riyadh, Arab Saudi, yang dikemas sebagai internasionalisasi mata uang China untuk digunakan dalam perdagangan minyak melalui Shanghai Petroleum and National Gas Exchange.

Diproyeksikan permintaan dolar AS kemungkinan akan tergerus habis jika rencana tersebut ditetapkan. Mengingat, kontrak Saudi Aramco dengan perusahaan China terkait penjualan minyak nilainya mencapai USD10 miliar.

4. India-Malaysia-UEA

Pemerintah India juga tergerak untuk melakukan gerakan dedolarisasi. Antara lain dengan gencar menggunakan mata uang Rupee dalam berbagai transaksi perdagangan mereka dengan sejumlah negara. Beberapa diantaranya yakni Jerman, Inggris, Singapura, Malaysia dan Uni Emirat Arab (UEA).

Penggunaan mata uang lokal masing-masing negara digunakan untuk transaksi pembayaran dan investasi. Khusus untuk kerja sama India, Malaysia dan UEA, penggunaan mata uang lokal hanya untuk transaksi perdagangan komoditas non minyak mentah.

5. Irak

Terbaru, Pemerintah Irak mengeluarkan larangan penggunaan mata uang dolar AS (USD) untuk transaksi pribadi dan bisnis mulai 14 Mei 2023. Larangan ini sebagai bagian dari tren 'de-dolarisasi' yang berkembang dan penurunan pengaruh ekonomi Washington secara keseluruhan.

"Larangan itu diberlakukan pada 14 Mei dan bertujuan untuk meningkatkan penggunaan mata uang lokal Irak, Dinar," tulis Kementerian Dalam Negeri Irak dikutip melalui thecradle.co di Jakarta, Rabu (17/5).

Kementerian Dalam Negeri Irak menambahkan, bahwa siapa pun yang berurusan dengan mata uang selain mata uang lokal akan dikenakan hukuman hukum dengan membayar denda hingga kurungan penjara. Hal ini sebagai bentuk komitmen bersama untuk meminta pertanggungjawaban siapa pun yang mencoba merusak dinar dan ekonomi Irak.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal
Ternyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal

Transaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Kurs Rupiah Melemah Hingga Sentuh Level Rp16.294 per USD
Ternyata, Ini Penyebab Kurs Rupiah Melemah Hingga Sentuh Level Rp16.294 per USD

Dari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD
Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD

Hal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Karena Ekonomi Amerika Membaik
Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Menko Airlangga: Karena Ekonomi Amerika Membaik

Pelemahan rupiah terjadi karena pelaku pasar masih terpengaruh dengan sikap bank sentral yang tidak terburu-buru memangkas suku bunga.

Baca Selengkapnya
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?
The Fed Tahan Suku Bunga, Para Investor Indonesia Harus Apa?

Rupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Melemah Dipengaruhi Dinamika Negara-Negara Maju
Ekonomi Global Melemah Dipengaruhi Dinamika Negara-Negara Maju

Sri Mulyani mengatakan perekonomian global masih melemah saat ini

Baca Selengkapnya
Mata Uang Paling Tinggi di Dunia, Ternyata Bukan Dollar!
Mata Uang Paling Tinggi di Dunia, Ternyata Bukan Dollar!

PBB mengakui ada 180 mata uang resmi di seluruh dunia. Pada bulan September 2023, ada sejumlah mata uang yang menonjol paling tinggi di dunia. Simak lengkapnya!

Baca Selengkapnya
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?
Terus Melemah, Rupiah Bisa Kembali ke Level Rp14.000 per USD?

Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.

Baca Selengkapnya
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik
Nilai Tukar Dolar AS Terus Menguat, Menko Airlangga Minta Masyarakat Tak Panik

Airlangga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik dengan penguatan dolar Negeri Paman Sam itu.

Baca Selengkapnya
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?
Kurs Rupiah Jangan Sampai Lebihi Rp16.000, Kenapa?

Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.

Baca Selengkapnya