Meski pengangguran turun, kondisi ketenagakerjaan RI dinilai rapuh
Merdeka.com - Anggota Komisi XI DPR-RI Ecky Awal Mucharam menilai kondisi fundamental ketenagakerjaan Indonesia masih rapuh. Meskipun, jumlah pengangguran tercatat menurun.
"Ada tiga ukuran yang dapat mengonfirmasi kondisi tersebut," katanya dalam siaran pers, Rabu (10/5).
Yakni, struktur tenaga kerja nasional masih didominasi pekerja berpendidikan rendah dan informal. Masing-masing mencapai 60,39 persen dan 58,35 persen.
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Kenapa sulit cari kerja di Indonesia? Susahnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Pekerjaan apa yang banyak dicari oleh perusahaan di Indonesia? Data LinkedIn menunjukkan bahwa analitik, desain, dan teknik adalah skill yang paling banyak dimiliki di kalangan tingkat pemula saat ini.
-
Apa yang pekerja Indonesia lakukan di Inggris? Mereka datang ke Inggris Mei lalu dan dipecat pada Juni. Sejumlah pekerja Indonesia yang bekerja di sebuah perkebunan di Inggris dipecat hanya lima pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Bagaimana pekerja Indonesia bisa bekerja di Inggris? Tuduhan pembayaran biaya ilegal di Indonesia menimbulkan pertanyaan tentang risiko eksploitasi dalam skema pekerja musiman, yang memungkinkan pekerja dari negara asing mendapatkan visa enam bulan untuk bekerja di perkebunan tetapi membuat mereka menanggung semua risiko keuangan.
Sebaliknya, pekerja penuh waktu turun dari 69,89 persen pada Februari 2016 menjadi 69,86 persen pada Februari 2017. Sedangkan porsi pekerja paruh waktu meningkat menjadi 30,14 persen dari 30,11 persen.
Dengan struktur ketenagakerjaan seperti itu, Indonesia dinilai bakal kesulitan menghadapi revolusi industri ke empat. Mengingat, revolusi yang ditandai oleh kehadiran robot atau kecerdasan buatan (artificial intelligence) tersebut berpotensi mengancam pekerja minim keterampilan.
"Tenaga kerja Indonesia sebagian besar tidak berketerampilan dan bekerja di sektor informal. Sedikitnya 7,1 juta tenaga kerja dunia akan kehilangan mata pencaharian pada 2020," katanya.
"Oleh karena itu, pemerintah harus bekerja keras dan padu dalam memperbaiki kondisi ketenagakerjaan dan lapangan pekerjaan secara fundamental."
Di sisi lain, lanjut wakil ketua fraksi PKS tersebut, dominasi tenaga kerja informal akan berpengaruh terhadap dua hal. Penerimaan pajak dan ketimpangan pendapatan.
"Hingga saat ini, hanya tenaga kerja formal yang terdaftar dan memiliki NPWP," katanya.
"Pada bagian lain, dualisme sektor tenaga kerja menyebabkan ketimpangan pendapatan semakin tinggi. Tenaga kerja formal memiliki kepastian kenaikan pendapatan setiap tahunnya. Sedangkan sektor informal cenderung memiliki pendapatan tetap bahkan turun."
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Februari 2017, tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun menjadi 5,33 persen dari 5,5 persen pada bulan sama tahun lalu.Jumlah angkatan kerja menganggur masih tinggi, mencapai 7 juta orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) melonjak menjadi 69,02 persen dari level 68,06 persen.
"Terlepas dari data perbaikan tingkat pengangguran, pertanyaan utama yang harus dijawab adalah apakah penurunan pengangguran tersebut mampu memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan tenaga kerja?" katanya.
"Pada awal 2017 hingga kini, tekanan terhadap daya beli sangat tinggi. Dimulai dari kenaikan administrasi Surat Tanda Naik Kenderaan (STNK) dan pencabutan subsidi listrik golongan 900 VA serta kenaikan BBM. Apalagi sejumlah kebijakan dilakukan menjelang Ramadhan." (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
Baca SelengkapnyaSekjen Anwar menekankan, adanya job fair merupakan upaya yang sangat bermanfaat terhadap penciptaan peluang.
Baca SelengkapnyaPrevalensi pekerjaan kelas menengah mengalami penurunan dari 14 menjadi 9 persen.
Baca SelengkapnyaJumlah pengangguran Indonesia disebut per Februari 2024 turun menjadi 7,2 juta orang, terendah sejak 1997.
Baca SelengkapnyaAmalia menjelaskan per Agustus 2024, terdapat sebanyak 215,37 juta penduduk usia kerja.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut tenaga kerja Indonesia yang bekerja saat ini berjumlah 142,1 juta. Namun ironisnya 54,6 persen diantaranya lulusan SMP ke bawah.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 9,9 juta Gen Z pada rentang usia 15 sampai 24 tahun menganggur pada 2023.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2023, ada 82,67 juta orang yang bekerja di sektor informal.
Baca Selengkapnya