Napi Perempuan Jambi Dilatih untuk Produksi Batik dari Dalam Lapas
Program ini muncul dari permasalahan utama di Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi terkait kehidupan warga binaan pasca-hukuman.
Program batik ini diperluas di Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi dengan menghadirkan para anggota Batik Serumpun Berlian sebagai pelatihnya.
Napi Perempuan Jambi Dilatih untuk Produksi Batik dari Dalam Lapas
Napi Perempuan Jambi Dilatih untuk Produksi Batik dari Dalam Lapas
PT Pertamina EP (PEP) Jambi Field, yang merupakan bagian dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional Sumatera Zona 1 Subholding Upstream Pertamina melakukan pemberdayaan kepada warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIB berupa pelatihan pembuatan batik sebagai bagian dari program pemberdayaan masyarakat.
Pjs General Manager Zona 1 Subholding Upstream Pertamina, Dicki Hendrian mengatakan, batik yang dikembangkan di Lapas Perempuan ini merupakan replikasi program Batik Serumpun Berlian yang berlokasi di Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, yang juga merupakan mitra binaan PEP Jambi Field.
Program batik ini diperluas di Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi dengan menghadirkan para anggota Batik Serumpun Berlian sebagai pelatihnya.
"Lapas perempuan ini merupakan wadah penampung narapidana dengan berbagai macam kasus yang dihadapi," ujar Dicki dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, program ini muncul dari permasalahan utama di Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi terkait kehidupan warga binaan pasca-hukuman.
Berdasarkan pelaksanaan pemetaan ditemukan beberapa potensi yang dimiliki oleh beberapa warga binaan lapas, salah satunya adalah membatik. Keahlian yang mereka miliki tidak terasah dengan baik karena belum ada kegiatan yang membatik.
merdeka.com
Program ini unik, tidak seperti program biasa yang anggotanya itu-itu saja. Sedangkan program PEP di Lapas ini anggotanya memiliki masa aktif hingga mereka keluar dari sini.
“Kami juga berharap, warga binaan ini dapat memiliki keahlian ketika kembali terjun ke masyarakat lagi. Memiliki peningkatan kapasitas diri mereka masing-masing dari keahlian yang telah kami berikan,” jelas Dicki.
Kegiatan pelatihan membatik dimulai pertama sekali pada 2019 di Lapas Perempuan dan saat ini sudah memasuki tahun ke-5. Kegiatan membatik bermula di Sungai Bulu sebelum dipindahkan lokasi di Sangeti.Berawal keikutsertaan anggota 8 orang kemudian bertambah peminat dan sekarang berjumlah 20 orang. Fasilitas yang diberikan oleh perusahaan diantaranya alat berupa kompor, panci, lilin/malam, alat canting, kain putih dan bahan baku pewarnaan alami.
Jenis batik yang diusung oleh warga binaan Lapas mengangkat kearifan lokal Jambi dengan berbagai macam motif yang telah dipatenkan. Beberapa motif batik yang telah memiliki hak cipta yaitu motif batik tulis Pian Puan yang memiliki filosofi melambangkan pegawai Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi selalu memberikan pembinaan serta mengayomi warga binaan pemasyarakatan.
Motif Batik Tulis Jembatan Angso Dua memiliki filosofi yaitu merupakan pemersatu wanita-wanita Jambi yang hebat dan tangguh dan mampu menjalani rintangan kehidupan dengan tidak meninggalkan arti kesetiaan.
Motif batik tulis Queen Nanas memiliki filosofi yaitu walaupun banyak duri dalam kehidupan yakinlah akhirnya akan manis juga. Motif batik Cahaya Resam, memiliki filosofi hidup lah seperti resam terus merambat, tetapi memiliki tujuan yang pasti. Ada pula motif Corona memiliki filosofi rasa rindu warga binaan terhadap keluarganya, dikarenakan tidak dapat bertatap muka langsung pada saat masa pandemi.
Seluruh motif yang telah dikembangkan di Lapas telah memiliki Sertifikat Hak Desain Industri yang telah dilegalitas menjadi pedoman baku bagi Lapas dalam mengembangkan inovasi motif kain. Warga binaan sering diikutsertakan dalam berbagai macam event pameran, bazar bahkan perlombaan yang diselenggarakan di Kota Jambi.