OJK beberkan kondisi pasar keuangan RI hingga akhir Oktober 2016
Merdeka.com - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia hingga akhir Oktober dalam kondisi normal meski beberapa indikator kinerja sektor jasa keuangan perlu dicermati lebih jauh.
Pasar keuangan dunia pada Oktober 2016 cenderung melemah. Hal ini dipengaruhi oleh ketidakpastian yang masih meliputi pemulihan ekonomi global, sentimen potensi kenaikan Federal Funds Rate (FFR) yang diperkirakan pada Desember 2016, dan fluktuasi harga minyak.
Dalam siaran pers resmi OJK yang diterima merdeka.com, pasar saham domestik relatif stabil di tengah kecenderungan net sell nonresiden sebagai langkah price in investor menjelang rencana kenaikan FFR di akhir tahun.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Bagaimana pengaruh politik uang? Politik uang memengaruhi hasil pemilu dengan beberapa cara, antara lain: Merusak integritas demokrasi: Politik uang merusak integritas pemilihan umum dan mencederai prinsip demokrasi yang adil dan transparan. Kandidat atau partai politik yang menggunakan politik uang untuk memenangkan pemilihan dapat memperoleh keuntungan tidak adil dan mengorbankan kepentingan rakyat.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa harga emas meningkat? Penemuan deposit baru di Mongolia terjadi ketika harga emas mencapai rekor baru, mencapai USD2.100 atau sekitar Rp32 juta per ons.
Pasar saham domestik pada Oktober 2016 menguat sebesar 1,1 persen. Penguatan ini didorong oleh sektor pertambangan yang menguat 13,7 persen seiring berlanjutnya tren peningkatan harga batubara. Secara year to date, IHSG telah menguat sebesar 18,1 persen.
Menguatnya ekspektasi kenaikan FFR juga berimbas di pasar SBN yang cenderung melemah disertai meningkatnya aksi jual investor nonresiden. Rata-rata yield jangka pendek, menengah, dan panjang naik masing-masing sebesar 13 bps, 20 bps, dan 27 bps.
Kecenderungan net sell nonresiden menjelang kenaikan FFR juga terjadi pada akhir 2015, namun intensitas net sell saat ini terpantau jauh lebih moderat. Secara ytd, nonresiden masih melakukan net buy cukup signifikan di saham dan SBN masing-masing sebesar Rp 32,2 triliun dan Rp 117,1 triliun.
Di sisi lain, OJK memantau fungsi intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) masih menghadapi tantangan. Pertumbuhan kredit perbankan per September 2016 tercatat sebesar 6,47 persen yoy, turun dari pertumbuhan kredit pada Agustus 2016 di level 6,83 persen. Turunnya pertumbuhan kredit tersebut terutama didorong oleh kontraksi kredit dalam valuta asing sebesar 12,9 persen yoy yang sejalan dengan kinerja eksternal yang masih dalam tren menurun. Kredit Rupiah masih tumbuh cukup baik di level 10,5 persen.
Intermediasi perusahaan pembiayaan mulai menunjukkan arah perbaikan, piutang pembiayaan per September 2016 tumbuh 1,83 persen yoy atau naik dari Agustus 2016 sebesar 0,87 persen.
Di tengah fungsi intermediasi LJK yang masih menghadapi tantangan, penghimpunan dana lewat pasar modal cenderung meningkat. Penghimpunan dana oleh korporasi melalui pasar modal (IPO, rights issue, dan penerbitan obligasi korporasi) sampai akhir Oktober 2016 mencapai Rp 148,6 triliun, dengan pipeline penawaran umum masih sebesar Rp 53,4 triliun. Penghimpunan dana di pasar modal pada tahun 2016 ini mencatat lonjakan signifikan, mengingat rata-rata penghimpunan dana 5 tahun terakhir hanya sebesar Rp 102,5 triliun.
Sementara itu, risiko kredit LJK terpantau menurun. Rasio non-performing loan (NPL) tercatat sebesar 3,10 persen, turun dibanding posisi Agustus 2016 sebesar 3,22 persen.
Likuiditas dan permodalan LJK juga masih berada pada level yang baik. Indikator likuiditas perbankan dalam kondisi memadai, bahkan meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya. Dari sisi permodalan, ketahanan LJK domestik secara umum berada pada level yang sangat mencukupi untuk mengantisipasi potensi risiko. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan per September 2016 mencapai 22,6 persen.
Di industri perasuransian, Risk-Based Capital (RBC) perusahaan asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing berada pada level 531 persen dan 269 persen, jauh di atas ketentuan minimum yang berlaku.
Ke depan, OJK melihat bahwa kondisi permodalan LJK yang cukup baik perlu dioptimalisasi untuk mendukung penguatan fungsi intermediasi. Penggunaan pasar modal sebagai sumber pendanaan khususnya bagi LJK juga perlu untuk diakselerasi di tengah tren penurunan pertumbuhan simpanan dan penurunan yield obligasi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaIndonesia mulai memasuki pesta demokrasi yang dapat memengaruhi risk appetite investor dan pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaRupiah diprediksi akan terus melemah hingga beberapa bulan ke depan
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil.
Baca SelengkapnyaRapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga.
Baca SelengkapnyaMahendra menyampaikan, kondisi ini dipengaruhi oleh dinamika ekonomi yang beragam di negara-negara utama, seperti Amerika Serikat, Eropa dan China.
Baca SelengkapnyaTensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPerekonomian global secara umum mengalami pelemahan dengan inflasi yang terjaga moderat.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan alasan naiknya suku bunga jadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca SelengkapnyaHal itu berdasarkan rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023
Baca SelengkapnyaOJK berhasil menjaga stabilitas sektor jasa keuangan terjaga dan pasar keuangan menguat di tengah sentimen positif.
Baca Selengkapnya