Pemerintah Buka-bukaan Alasan Masyarakat Banyak Pilih Pakai Alat Kesehatan Impor
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan menjabarkan beberapa penyebab masyarakat dan penyedia layanan kesehatan lebih menyukai alat kesehatan impor dibandingkan produk dalam negeri. Salah satunya adalah terkait kualitas produk yang dihasilkan dalam negeri.
Stafsus Menteri Kesehatan bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan, Laksono Trisnantoro mengatakan, produk alat kesehatan masuk ke Indonesia melalui dua pintu. Pertama, menurut anjuran pelayan kesehatan atau dokter dan kedua dibeli sendiri oleh masyarakat.
"Poduk yang dibeli langsung oleh masyarakat masih banyak impor. Mengapa? Ada berbagai kemungkinan. Pertama belum banyak kampanye bangga beli produk Indonesia untuk alkes," kata Laksono dalam diskusi online, Jakarta, Jumat (8/4).
-
Kenapa Kemenkumham mendukung penggunaan produk dalam negeri? Tujuannya adalah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung daya saing industri di tanah air.
-
Bagaimana Kemenkumham mendukung produk dalam negeri? “Dalam kegiatan ini kami menyediakan layanan host berupa Layanan Paspor Merdeka, Pameran “Kemudian coaching clinic bidang Kekayaan Intelektual (KI), Administrasi Hukum Umum (AHU), dan Hak Asasi Manusia (HAM),“ imbuhnya lagi.
-
Apa tugas Kementerian Kesehatan? Tugasnya membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
-
Apa aja produk tekstil impor yang Kemendag selidiki? Produk-produk tersebut di antaranya pakaian dan aksesori pakaian, kain, tirai, karpet, benang stapel, filamen benang (yarn), ubin keramik, evaporator kulkas dan pembeku (freezer), baja, kertas, lysine, pelapis keramik, dan plastik kemasan.
-
Apa saja yang diekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun. Wapres mengaku bersyukur karena sejauh ini sektor pertanian mampu membuktikan diri sebagai penopang ekonomi disaat pandemi serta memenuhi komoditas dalam negeri dan ekspor secara baik.
-
Apa masalah utama dalam sistem kesehatan nasional? Ada tiga masalah utama yang dihadapi oleh sistem kesehatan di tanah air kita, yaitu sistem pelayanan, sistem pendidikan, dan sistem pembiayaan.
Faktor kedua yaitu, masyarakat tidak tahu mana yang produk impor dan produk dalam negeri. Kemudian faktor ketiga adalah harga dan mutu produk impor yang lebih kompetitif.
Pembelian oleh Pelayanan Kesehatan Pemerintah Rendah
Sementara itu, pembelian alat kesehatan produk dalam negeri oleh organisasi pelayanan kesehatan pemerintah masih rendah karena berbagai kemungkinan. Pertama, efektifitas e-Catalog belum maksimal.
"Ini sepertinya belum nendang, jadi dokter banyak merekomendasikan produk impor," kata Laksono.
Laksono melanjutkan, faktor selanjutnya adalag kriteria Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang belum mantap. Kemudian, dia juga menilai produksi dalam negeri yang masih kurang serta riset yang belum banyak.
"Disamping itu persepsi dokter atau manajer Rumah Sakit terhadap produk dalam negeri belum yakin," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan keberadaan produk alat kesehatan buatan dalam negeri nantinya bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca SelengkapnyaKemenperin mencatat angka perusahaan alat kesehatan dalam negeri mencapai 1.199.
Baca SelengkapnyaBicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi juga telah memberikan instruksi untuk mencari solusi guna menekan harga obat di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah menghadirkan KEK Kesehatan agar masyarakat Indonesia tak perlu lagi keluar negeri untuk mendapatkan perawatan rumah sakit terbaik.
Baca SelengkapnyaDengan murahnya barang impor itu, banyak pelanggan beralih. Alhasil, semakin banyak produk impor yang masuk ke Indonesia berdasarkan pada permintaan tadi.
Baca SelengkapnyaAda faktor yang belum terselesaikan hingga WNI sering berobat ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaProduk dalam negeri memiliki kualitas yang bagus dibandingkan produk impor dari China.
Baca SelengkapnyaTren deindustrialisasi ditandai dengan kecenderungan pelaku usaha yang memiliki modal enggan untuk berinvestasi.
Baca Selengkapnya