Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemerintah dinilai belum siap sambut revolusi industri 4.0

Pemerintah dinilai belum siap sambut revolusi industri 4.0 Sophia robot pertama yang memiliki kewarganegaraan. DENIS BALIBOUSE/REUTERS©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, mengatakan program pemerintah belum maksimal untuk menurunkan ketimpangan dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Padahal, Indonesia tengah dihadapkan tantangan digitalisasi dan revolusi industri keempat.

"Program pemerintah belum sampai ke ujung tombak sasaran agar optimal, akses tenaga kerja kita dapat pelatihan minim sekali," kata Enny dalam sebuah acara diskusi di Cikini, Jakarta, Selasa (23/1).

Enny mengungkapkan, meski sudah banyak pelatihan dan peserta, nyatanya masih banyak tenaga kerja yang belum terserap. "Sekalipun ikut pelatihan, tak ada jaminan dapat pekerjaan," ujarnya.

Sekjen Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), Abdul Waidl, menyebutkan bahwa revolusi industri keempat berpotensi meningkatkan ketimpangan terutama antara pekerja yang memiliki keahlian dan tidak. "Padahal 52 persen angkatan kerja yang ada saat ini berpendidikan SMP ke bawah. Kondisi demikian tentu tidak dapat dibiarkan begitu saja," ujarnya.

Abdul Waidl menambahkan peningkatan kesempatan kerja, disertai upah laik, kondisi kerja yang baik, serta tidak ada diskriminatif bagi pekerja perempuan haruslah juga menjadi prioritas pemerintah.

"Pemerintah sudah membuat quick win menuju pembangunan berkeadilan melalui redistribusi lahan. Namun secara umum pemerintah belum menunjukkan fokus perhatian dalam upayanya untuk mencapai ekonomi berkeadilan tersebut."

"Seperti halnya penguatan kapasitas melalui pendidikan vokasi di mana anggaran yang dialokasikan masih sangat kecil dan cenderung diabaikan, dibanding dengan alokasi untuk pendidikan formal. Pada tahun 2017 misalnya, pemerintah hanya mengalokasikan Rp 2,5 triliun untuk pendidikan vokasi."

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah mengingatkan semua pihak untuk bersiap menyambut revolusi industri keempat atau 4.0 yang berbasis digital. Presiden Jokowi mengatakan, revolusi industri ke empat telah datang bahkan terjadi serentak di seluruh negara di dunia. Baik revolusi dimensi digital, fisik, biologis, artificial intelligence (rekayasa kecerdasan), maupun bio engineering (rekayasa genetika).

Revolusi tersebut harus direspons cepat dengan kebijakan strategis. Jika tidak, maka akan melemahkan tatanan ekonomi. "Kalau tidak kita antisipasi dengan strategi ekonomi negara, strategi bisnis negara, baik secara makro maupun mikro akan sangat berbahaya sekali bagi tatanan ekonomi yang telah kita buat bertahun-tahun," jelasnya.

Presiden Jokowi memprediksi revolusi industri ini, akan menggoyang lapangan kerja di Indonesia. Apalagi, International Labour Organization (ILO) memperkirakan sekitar 56 persen lapangan kerja akan hilang akibat adanya mesin otomatis atau robotic yang dapat menggantikan tenaga manusia.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Target Jumlah Pengangguran Berkurang di 2025, Indef: Sulit Tecapai Jika Industri Tidak Tumbuh
Jokowi Target Jumlah Pengangguran Berkurang di 2025, Indef: Sulit Tecapai Jika Industri Tidak Tumbuh

Selain menurunkan tingkat pengangguran terbuka, pemerintah juga meminta agar di masa presiden terpilih Prabowo Subianto, angka kemiskinan juga turun.

Baca Selengkapnya
Kadin Sebut Pemerintah Harusnya Sediakan 3 Juta Lapangan Kerja per Tahun
Kadin Sebut Pemerintah Harusnya Sediakan 3 Juta Lapangan Kerja per Tahun

Shinta melihat regulasi ketenagakerjaan di Indoensia masih belum optimal.

Baca Selengkapnya
Mendiktisaintek: Lapangan Kerja Indonesia Sangat Minim untuk Lulusan Perguruan Tinggi
Mendiktisaintek: Lapangan Kerja Indonesia Sangat Minim untuk Lulusan Perguruan Tinggi

Mendiktisaintek menyatakan berkomitmen mempercepat penyelesaian beragam tantangan dalam pemajuan pendidikan tinggi tanah air.

Baca Selengkapnya
Kementerian Ini Jadi Penentu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masa Depan
Kementerian Ini Jadi Penentu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masa Depan

Kunci sukses terletak pada sukses atau tidaknya membenahi kementerian dan kebijakan industrinya.

Baca Selengkapnya
15 Faktor Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
15 Faktor Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia

Ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Keterampilan yang Dibutuhkan Pasar Kerja di Indonesia
Ini Daftar Keterampilan yang Dibutuhkan Pasar Kerja di Indonesia

Menaker Ida membeberkan daftar keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja saat ini.

Baca Selengkapnya
Kemnaker: Indonesia Hadapi Tantangan Kurang Tersedianya Lapangan Kerja
Kemnaker: Indonesia Hadapi Tantangan Kurang Tersedianya Lapangan Kerja

Sekjen Anwar menekankan, adanya job fair merupakan upaya yang sangat bermanfaat terhadap penciptaan peluang.

Baca Selengkapnya
Pengangguran di Indonesia Masih Banyak, Ternyata Ini Biang Keroknya
Pengangguran di Indonesia Masih Banyak, Ternyata Ini Biang Keroknya

Menaker Ida mengatakan, ada beberapa penyebab masih banyak pengangguran di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Masih Terkendala SDM dan Infrastruktur
Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Masih Terkendala SDM dan Infrastruktur

SPBE menjadi faktor penting untuk mendukung operasional keseharian pemerintahan.

Baca Selengkapnya
Hampir 10 Juta Gen Z Jadi Pengangguran, Begini Solusi Menaker
Hampir 10 Juta Gen Z Jadi Pengangguran, Begini Solusi Menaker

Data hampir 10 juta Gen Z jadi pengangguran merupakan temuan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Waspada, Penurunan Daya Beli Berpotensi Tambah Jumlah Pengangguran di Indonesia
Waspada, Penurunan Daya Beli Berpotensi Tambah Jumlah Pengangguran di Indonesia

Dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya pengangguran karena para pengusaha mengurangi pekerjanya, karena menurunnya pendapatan perusahaan.

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab Rendahnya Implementasi IPv6 di Indonesia
Ini Penyebab Rendahnya Implementasi IPv6 di Indonesia

Berikut fakta-fakta mengenai penyebab rendahnya implementasi IPv6.

Baca Selengkapnya