Pengusaha Tekstil Tak Terima Dituding Jadi Biang Kerok Polusi di Jakarta
Hal ini merespon pernyataan Presiden Joko Widodo yang akan memberikan sanksi kepada industri yang tidak memasang perangkat pengontrol polusi.
Hal ini merespon pernyataan Presiden Joko Widodo yang akan memberikan sanksi kepada industri yang tidak memasang perangkat pengontrol polusi.
Pengusaha Tekstil Tak Terima Dituding Jadi Biang Kerok Polusi di Jakarta
Pengusaha Tekstil Tak Terima Dituding Jadi Biang Kerok Polusi di Jakarta
Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) tak terima dinilai menjadi salah satu sumber penyebab polusi.
Hal ini merespon pernyataan Presiden Joko Widodo yang akan memberikan sanksi kepada industri yang tidak memasang perangkat pengontrol polusi.
Ketua Umum API Jemmy Kartiwa Sastraatmadja, menilai permasalahan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya ini merupakan tanggungjawab bersama.
"Mengenai polusi ini menjadi tanggung jawab bersama," kata Jemmy saat ditemui di acara CEO Gathering API di Jakarta, Jumat (1/9).
Jemmy mengingatkan tidak semua industri tekstil menggunakan energi batu bara untuk menjalankan ketel uap atau boiler demi menghasilkan steam.
Kendati demikian, industri tekstil yang menggunakan energi batu bara untuk menjalankan boiler biasanya sudah memasang scrubber.
Hal ini dilakukan untuk menurunkan kadar polusi yang dihasilkan.
"Kalau diindustri tekstilkan yang menggunakan energi batubara kebanyakan itu untuk menjalankan boiler untuk mneghasilkan steam. Dan rata-rata di mereka sudah ada namanya water scruber untuk menurunkan kadar polusinya," kata Jemmy menjelaskan.
Jemmy juga menanggapi adanya pernyataan yang menyebut industri tekstil sebagai biangkerok penyebab polusi di ibu kota.
Menurutnya, justru hanya sebagian kecil saja industri tekstil yang menggunakan energi batu bara.
merdeka.com
"Saya pikir industri yang menggunakan batubara cukup banyak, bukan hanya industri tekstil saja. Mungkin industri tekstil sebagian kecil yang menggunakan batu bara," kata Jemmy.