Penjual Terompet Merugi Karena Sepi Pembeli
Merdeka.com - Sejumlah penjual terompet di Cianjur, Jawa Barat mengaku mengalami kerugian karena sepi pembeli saat malam pergantian tahun kali ini.
Ayi (50), seorang penjual terompet saat ditemui di pusat Kota Cianjur, Senin malam, mengatakan, kondisi sepi pembeli tersebut kemungkinan imbas kemunculan isu mengenai terompet buatan rumahan terdapat kuman yang telah beredar di berbagai media cetak, elektronik, dan media sosial beberapa hari terakhir ini.
Ditambah lagi, lanjutnya, warga yang merayakan malam pergantian tahun tidak seramai dulu.
-
Mengapa kejadian ini viral? Video penemuan tersebut dibagikan di platform Douyin (media sosial China) dan menarik perhatian publik.
-
Apa yang viral di media sosial? Sontak saja, momen tersebut menjadi sorotan hingga viral di media sosial.
-
Apa yang menjadi trending saat ini? 35 Ucapan Selamat Wisuda Islami yang Sarat Doa dan Harapan, Cocok Dibagikan ke Kerabat Berikut 30 ucapan selamat wisuda islami yang bisa Anda jadikan sebagai pedoman untuk berpesan ke kerabat dan orang-orang terdekat.
-
Apa yang viral di Jawa Timur? Viral Momen Murid Pindah Sekolah Ditangisi Teman Sekelas, Kisah di Baliknya Bikin Haru
"Tahun sekarang sepi, sama seperti tahun 2017 juga sepi. Dari pagi sampai malam menjelang, saya baru bisa menjual lima buah terompet. Sudah beberapa tahun terakhir jualan terompet pada malam pergantian tahun, sudah tidak menjanjikan," katanya seperti ditulis Antara.
Dia menjelaskan meskipun harga jual terompet tidak mahal, namun peminat semakin menurun. "Kami jamin terompet yang kami jual aman dari virus atau penyakit menular, karena terbuat dari bambu yang tumbuh di alam dan bukan buatan pabrik. Semua bahan yang digunakan dari bambu dan kertas," katanya.
Di sisi lain, sejumlah warga mengaku tidak terpengaruh isu kuman tersebut. Beberapa orang terlihat memborong terompet yang dijajakan di pinggir jalan.
Dedi (31), warga Kelurahan Pamoyanan, Cianjur, mengatakan tidak tahu peredaran isu terompet berbahaya dan ditemukan beberapa penyakit menular.
"Waspada perlu, tapi saya menilai terompet yang dijajakan pada malam tahun baru di Cianjur itu, buatan tangan dan selama ini, saya tidak pernah mendengar ada korban yang terjangkit penyakit berbahaya setelah meniup terompet. Jadi pintar kita menyikapi isu atau berita hoaks," katanya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menjelang perayaan Tahun Baru 2024, penjual terompet musiman mulai marak di sejumlah kawasan Ibu kota.
Baca SelengkapnyaNama Pasar Gembrong sangat familiar bagi warga Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaSetidaknya tiga rumah warga yang berada di Desa Cangkuang, Salamnunggal, dan Kandangmukti mengalami kerusakan akibat aksi tersebut
Baca SelengkapnyaTeten mengunjungi beberapa pedagang untuk ditanyai perihal toko yang sepi pembeli.
Baca SelengkapnyaPara pedagang konveksi di Pasar Tanah Abang dan PD Jaya Pasar Senen Jakarta mengalami penurunan penjualan produk alat kampanye.
Baca SelengkapnyaKondisi Pasar Kenari yang sepi pengunjung membuat pedagang buku memutar otak untuk mendapatkan pembeli.
Baca SelengkapnyaPedagang mainan di Pasar Gembrong Jakarta, Kamis (27/6/2024) mengalami sepi pembeli di tengah liburan sekolah.
Baca SelengkapnyaAda arus barang impor yang masuk ke Indonesia dengan harga yang sangat murah dan produk lokal tak bisa bersaing secara harga.
Baca SelengkapnyaTelur milik penjual maratabak di Indramayu pecah gara-gara suara sound system yang terlalu keras.
Baca SelengkapnyaSelama ini, izin platform TikTok di Indonesia hanya aplikasi media sosial, bukan e-commerce
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli pedagang Pasar Tanah Abang jadi perhatian pemerintah.
Baca Selengkapnya