Penyerapan Besar, Potensi Perdagangan Karbon di Indonesia Capai Rp350 Triliun
Carbon Digital Conference 2023 akan digelar untuk mengembangkan perdagangan karbon di Indonesia.
Carbon Digital Conference 2023 akan digelar untuk mengembangkan perdagangan karbon di Indonesia.
Penyerapan Besar, Potensi Perdagangan Karbon di Indonesia Capai Rp350 Triliun
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meluncurkan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon), yang menjadi pasar tempat perdagangan izin emisi karbon dan kredit karbon. Konsep ini muncul sebagai bagian dari upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.
Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memprediksi potensi perdagangan karbon di Indonesia mencapai Rp350 triliun, lantaran Indonesia mampu menyerap sekitar 113,18 gigaton karbon.
Nilai tersebut diperoleh dari luasnya hutan hujan tropis yang merupakan terbesar ketiga dunia dengan luas area 125,9 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon sebesar 25,18 miliar ton.
Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 3,31 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon sekitar 950 ton karbon per hektare atau setara 33 miliar karbon untuk seluruh hutan mangrove, ditambah lahan gambut terluas di dunia dengan area 7,5 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon mencapai sekitar 55 miliar ton.
Untuk itu, Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) sebagai salah satu upaya mengembangkan perdagangan karbon di Indonesia akan menggelar Carbon Digital Conference 2023 pada 8-10 November 2023 di Bali.
Merdeka.com
Ketua IDCTA Riza Suarga mengatakan, Carbon Digital Conference (CDC) akan menjadi forum diskusi antara pelaku perdagangan karbon dan digital dalam membahas sejumlah tantangan dan juga kendala yang dihadapi seputar ekonomi perdagangan karbon.
Merdeka.com
"CDC 2023 akan mengajak para pelaku perdagangan karbon dan digital untuk menjelajahi berbagai cara mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam ekonomi karbon Indonesia, yang bernilai potensial sebesar 565,9 miliar dolar AS," kata Riza dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip Antara, Selasa (31/10).
Merdeka.com
Riza menambahkan, CDC 2023 juga akan menjadi ajang bagi perusahaan rintisan teknologi iklim untuk menunjukkan kekuatan inovatif mereka.
Ajang ini juga merupakan upaya untuk mempercepat kemajuan menuju target Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
Menurut Riza, para peserta CDC 2023 bisa menemukan dunia yang penuh dengan pertumbuhan dan inovasi di ajang ini.
Selain itu, para peserta juga akan mendapatkan wawasan dari para ahli serta menjalin koneksi global dengan pelaku perdagangan karbon dan digital.